Share

Terkuak

Seminggu lalu, Sutiyoso datang kembali ke rumah Mas Bambang. Ketika itu, Mas Bambang sedang ditugaskan keluar kota selama dua hari.

“Ngapain malam-malam Om ke sini?” tanyaku menatap tajam pada lelaki tua bangka berperut buncit.

“Om kesepian, Lan ....”

cuih! Najis! Menjijikan sekali kata-katanya.

“Pulanglah ke rumah Om. Jalani hari bersama anak dan istri Om," kataku lugas. Namun, Om Sutiyoso bertambah berang. Dia mendorong pintu dengan keras, hingga aku sempat terhuyung.

“Kamu itu tega Wulan! Segalanya telah Om berikan. Tapi kamu!! Justru menikah dengan laki-laki tolol itu!!”

Astaga! Aku tidak menduga kalau Pak Sutiyoso mengatakan hal itu. Perkataan yang membuatku bagai dicambuk.

“Jaga ucapan Om! Mas Bambang itu cerdas! Dia salah satu karyawan yang bisa diandalkan!” Aku tidak ingin suamiku dihina dan direndahkan oleh lelaki sebejat Pak Sutiyoso. Suamiku adalah lelaki yang hebat. Kaya raya dan cerdas. Terbukti perusahaan selalu mengandalkan kinerjanya walau kerap kali ia telat. Tetapi h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status