Share

Mantan Jadi Tukang Ojek

Ceu Odah dan Ceu Wati terkejut mendengar bentakanku. Mereka saling pandang satu sama lain. Aku menyunggingkan senyum sinis. Bahagia rasanya dapat membalas perlakuan mereka beruda. Ambu melirik ke arahku, menahan tawa.

“Jangan marah atuh, Neng ... kita mah cuma becanda," ujar Ceu Wati menyenggol lengan Ceu Odah. Mungkin mereka tersinggung tetapi aku tidak peduli. Terpenting bagiku, mereka tidak boleh menghina dan merendahkan kami lagi.

Kulirik Ambu, bibirnya menyunggingkan senyum. Senyum yang telah lama tak kulihat.

“Ya udah atuh, Ceu. Kita pulang saja. Kasihan Wulan capek, mau istrihat.”

"Tunggu!"

Aku menghentikkan langkah mereka.

“Aya naon, Neng? (Ada apa, Neng?)” tanya Ceu Wati, tersenyum.

“Aku ingat, Ambu pernah bilang. Katanya punya hutang sama Ceo Odah dan Ceu Wati.” Tiba-tiba teringat perkataan Ambu waktu dulu.

“Iih ... gak apa-apa. Gak usah dibayar. Cuma sedikit. Lagian itu kan udah lama. Ceu Odah udah ikhlasin.” Aku sangat yakin seratus persen, Ceu Odah hanya berpura-pura. M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status