Share

Pilihan

“Aa!!!” Sebuah teriakan yang membuat aku, Ambu, dan Cecep menoleh ke sumber suara. Rupanya si Minah berdiri sambil menggendong bayi tak jauh dari kami.

“Bukannya ngojek, malah ngobrol di jalan!!” hardik Minah saat berada di hadapanku.

“Ini mau ngojek, Min," sahut Cecep datar. Aku menyilangkan kedua tangan di depan dada.

“Min??” Mata Minah mendelik. “Biasanya juga panggil, Neng!!” sambung Minah yang mengenakan daster lusuh sambil memukul lengan Cecep.

“Ambu, pergi yuk! Neng teh gak mau lihat para pengkhianat lagi berantem," ucapku ketus melirik pada Cecep dan Minah.

Dua pasang mata itu menatapku bersamaan.

“Maksud kamu teh siapa yang pengkhianat?” tanya Minah, menatapku dengan sorot mata tajam. Aku balas menatapnya dengan tatapan serupa. Dia pikir aku takut? No way!"

Aku dan Ambu tak menggubris pertanyaan istri Cecep itu. Melanjutkan langkah menuju warung Teh Mirna.

Warung Teh Mirna sedang banyak pembeli. Ini saatnya aku pamerkan segala yang kupunya dan membalas perlakuan tidak baik m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status