Share

Bab 147

"Tuan dan Mbak Aisyah adalah orang baik, entah mengapa mereka bisa mengenal wanita seperti nyonya," lanjut mbok Sum bicara.

Aku hanya diam dan memilih tak merespon ucapan mbok Sum. Rasa keterkejutanku masih membuatku belum bisa berpikir jernih.

"Mengapa?"

"Mengapa kau menyalahkan Aisyah untuk perbuatan yang kaulakukan, Tante?" Suara Mas Reyhan terdengar berat, membuatku refleks menoleh padanya.

***

Ekor mata Tante Nur berpaling menatap Mas Reyhan dengan sorot mata yang sinis. Bibirnya masih tampak seperti menggerutu panjang, entah apa yang diucapkannya.

Kulihat Erika yang masih duduk di anak tangga dengan kedua kaki yang menekuk, isakan pelan masih terdengar dari bibirnya, rasa kehilangan masih menyelimutinya.

Aku bersandar di sofa, mencoba mencari sedikit ketenangan. Kulirik Mbok Sum yang di sebelahku pun terlihat menatap Erika dengan iba.

"Mengapa kau menyalahkan Aisyah, tante?" Terdengar Mas Reyhan kembali mengulang pertanyaannya.

"Aku tidak harus menjawabnya," tolak Tante Nur.

Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status