Share

Tujuh belas

Wanita yang Menolak Lamaranku 17

Berulang kali Vira mencubit pipinya sendiri. Matanya mengerjab berulang-ulang. Setelah itu bibirnya tiada henti menyebut asma Allah.

"Aku nggak salah lihat kan, Mas," tanya Vira lirih namun masih bisa kudengar.

Aku merangkulnya dan tersenyum lalu mencubit pipinya tanpa ia minta, tetapi pelan tidak seperti ibunya Citra yang sampai tampar menampar. "Bagaimana? Sakit?" tanyaku.

Vira mengangguk.

"Kalau kamu merasa sakit, itu artinya saat ini kamu tidak sedang bermimpi. Ini nyata. Ini memang rumah yang akan kita tinggali. Rumah kita."

Saat ini hanya ada aku dan Vira masih di luar karena yang lainnya sudah masuk, mereka pasti sedang istirahat sedangkan aku masih harus menemani Vira dengan rasa takjubnya. Semoga dia baik-baik saja nggak gampang pingsan seperti Citra.

"Untung saja aku orangnya kuat, ya, Mas sehingga aku tidak pingsan atau jantungan seperti Citra saat mendapat kejutan seperti ini. Jika aku sampai pingsan kamu pasti repot, cuma mabuk kendara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sayur Bening
byk typo ya thor.....namanya ketuker-tuker
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status