Share

Masih Sok Jaim

Waktu berlalu begitu saja. Terbuang sia-sia hanya karena memikirkan bagaimana cara kembali untuk mengambil kendaraan roda dua yang kupunya, sementara di sisi lain aku juga ingin menyelamatkan harga diri. Kalau balik lagi setelah berusaha kabur tadi dari hadapan Vivi, alamat diolok olehnya.

“Ck. Coba lihat, udah jam berapa ini?” keluhku saat melihat jam di tangan. 

Kepalaku celingukan, kemudian berhenti ketika melihat mentari semakin berangsur naik memperlihatkan cahayanya di langit.

Oh, shit! Ini sudah terlalu siang. Kembali mengambil motor hanya akan semakin cepat mempersingkat waktu. Sebaiknya aku pergi tanpa si merah.

Dengan kesal aku berbalik pergi. Memutuskan mengambil jalan tengah dari pada malu saat bertemu Vivi. Kuputuskan naik angkutan umum saja.

Meski begitu, tak dapat kupungkiri kemarahan Pak Wahyu akibat telat datang ke kantor. Ocehan demi ocehan kudengar tanpa boleh sepatah kata pun kupotong. Jika itu terjadi, maka Pak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status