Semua Bab Pendekar Mayat Bertuah.: Bab 111 - Bab 120
255 Bab
Menyergap Istri Rangga Wuni
Tidak butuh waktu yang lama akhirnya murid Ranggawuni itupun langsung sampai di padepokan dan selanjutnya dia langsung menemui gurunya yang terlihat sedang melatih para murid-muridnya yang lain yang tidak ikut berburu."Guru, guru!" seru murid yang bernama Jajang itu dengan tergopoh-gopoh dan juga nafas yang tersengal-sengal."Ada apa Jajang? Ada apa? Kenapa kamu seperti ketakutan seperti itu? Dimana teman-temanmu?" tanya Ranggawuni nampak juga terlihat terkejut melihat kedatangan muridnya itu."Tenanglah Jajang, ceritakan apa yang telah terjadi?" lanjut tanya Ranggawuni sambil memegangi kedua pundak muridnya itu."Ada Pendekar bertopeng yang menantang Guru, dia tadi menyergap saya dan teman-teman semua," jawab Jajang dengan suara yang masih terputus-putus."Pendekar bertopeng menantang ku? Siapa dia? Aku merasa tidak punya musuh Pendekar bertopeng?" ujar Ranggawuni sambil mengerenyitkan dahi dan berusaha mengingat-ingat orang-orang yang pernah ber
Baca selengkapnya
Tewasnya Gayatri
Oh, kurang ajar! Murid Ranggawuni itu sepertinya terus saja mencari aku," ujar Dewi Sunti dalam hati."Kemana orang bertopeng itu tadi?" ujar murid Ranggawuni, dia tidak menyadari bahwa orang bertopeng yang sedang dia cari itu sebenarnya berada dibelakangnya bersembunyi di dalam rerimbunan pohon hias.Lalu Dewi Sunti sendiri nampaknya telah mempersiapkan diri untuk melakukan serangan diam-diamnya.'Mampus kau bocah ingusan! Rasakan ini! Hep, hiyyak!' sergap Dewi Sunti dengan men totok tiga urat di bagian leher dan jantung, dan secara spontan murid Ranggawuni itu pun langsung pingsan dan jatuh tersungkur ke lantai.'Rupanya kekebalan tubuh murid Ranggawuni ini tidaklah sehebat yang aku bayangkan, hey!' ujar batin Dewi Sunti sambil menginjak muka murid Ranggawuni yang sudah tergeletak itu, dan selanjutnya Pendekar wanita bertopeng itu segera bergerak masuk ke dalam rumah Ranggawuni lewat pintu belakang, dengan berjalan sambil jinjit Dewi Sunti terus memperh
Baca selengkapnya
Pesona Dewi Sunti
"Siapakah orang yang telah melakukan ini semua Ayah ...? Memang Bundaku salah apa ...? hiks, hiks, hiks ..." lanjut ujar Pradipta bertanya dengan polosnya.Meskipun hatinya terasa remuk dan pilu tapi Ranggawuni berusaha untuk tegar dan menjawab pertanyaan dari Putra semata wayangnya itu."Orang yang melakukan ini yang bukanlah orang selayaknya kita ini Dipta, yang jelas dia itu manusia jahat yang berhati iblis," ujar Ranggawuni sambil memeluk Putranya itu."Ajari aku ilmu kesaktian Ayah, aku akan menuntut balas perbuatan manusia iblis itu, mau kan Ayah mengajariku?" ujar Pradipta sambil menatap wajah Ayahnya."Iya Dipta, pasti! Ayah pasti akan mengajari kamu ilmu kesaktian, sampai engkau benar-benar menjadi Pendekar yang sakti mandraguna, tapi ingat! Kelak kamu harus benar-benar menggunakan ilmu kesaktian itu untuk membela kebenaran dan melenyapkan kemungkaran, untuk membantu orang-orang yang lemah dan menghancurkan orang-orang berjiwa iblis seperti orang
Baca selengkapnya
Memulai Pendekatan
"Oh, sebaiknya aku akan memanggilnya lewat kontak batin saja, biar bisa segera ketemu," ujar Dewi Sunti terlihat sudah memiliki cara untuk memanggil suaminya itu.Lalu kemudian Pendekar wanita itu nampak mengambil duduk dengan posisi bersila layaknya orang yang hendak melakukan semedi, dan setelah itu nampak Dewi Sunti memejamkan kedua matanya dengan diikuti mulutnya yang mulai komat-kamit sibuk membaca sebuah mantra.'Kakang ... kamu kemana ...?' panggil Dewi Sunti lewat kontak batinnya, dan berkali-kali Dewi Sunti memanggil tapi Jakawulung nampak tidak menjawabnya, Sukma Dewi Sunti terus berkelana mencari kemana perginya sang suami, dan memang sungguh diluar dugaan, Jakawulung yang sedang dicari-cari itu ternyata sedang melakukan jongkok untuk buang air di sebuah sungai kecil yang berada tidak jauh dari rumahnya itu.Memang kepekaan Sukma Jakawulung akan menjadi turun kalau dia sedang melakukan buang air, seolah sudah tidak bisa mendengar panggilan dari Dewi S
Baca selengkapnya
Dewi Sunti menyamar
Sementara itu diluar nampak para murid Ranggawuni terlihat sedang sibuk menguliti hewan hasil buruannya tadi, dan seperti biasanya mereka mengerjakan semua itu dengan cara membagi tugas, ada yang mendapat tugas menjaga perapian, bagian menguliti, menghaluskan bumbu rempah, dan tidak ketinggalan pula yaitu bagian yang menanak nasi. Dan karena porsi yang mereka kerjakan adalah porsi besar untuk banyak orang, maka semua makanan itu baru selesai siap untuk disajikan setelah waktu mulai memasuki  petang. Lalu murid Ranggawuni yang terlihat sedang menata aneka sajian makanan itu berkata pada salah satu temannya."Eh sana, bilang pada guru Ranggawuni kalau makanannya sudah siap," ujar salah satu murid pada temannya."Ah ... kamu sajalah yang bilang ... aku sungkan pada guru karena sepertinya beliau tadi masih terlihat asik ngobrol dengan tamu wanitanya itu," balas murid yang diperintah tadi."Heeh, dasar kamu! Banyak alasan! Ya sudah kalau gitu sini kamu ganti yan
Baca selengkapnya
Kesaktian Taruna Dan Tungga
'Oh ... nampaknya Ranggawuni sudah nekat untuk mempertahankan mayat sakti itu, dan sepertinya aku juga harus terus bersabar untuk bisa meyakinkan dia kalau aku tidak berniat untuk memiliki mayat sakti itu, karena kalau tidak maka dia akan curiga dan kalau sampai dia mengetahui dengan maksudku maka akan rusak semua rencana dan usahaku ini,' begitulah ucap Dewi Sunti dalam hatinya.Begitulah akhirnya dalam penjajakan pertama yang dilakukan dalam makan malam itu nampaknya Dewi Sunti sudah bisa menyimpulkan bahwa untuk bisa mendapatkan mayat sakti dari tangan Ranggawuni tidaklah mudah, harus memakai cara yang halus.Lalu setelah selesai melakukan makan malam bersama Ranggawuni nampak bertanya pada Dewi Sunti."Nini Sekarwangi," panggil Ranggawuni."Iya Tuan, ada apa?" jawab Dewi Sunti sambil balik bertanya."Sekarang saya mau melatih murid yang sudah di tingkat Inggil (kelas tertinggi), apakah Nini Sekarwangi tidak ingin melihatnya?" ajakan Ranggawuni
Baca selengkapnya
Kesaktian Tanpa Syarat
Tungga yang telapak tangannya mengeluarkan asap tipis berwarna putih kebiruan nampak terlihat menarik dua telapak tangannya tersebut mundur hingga ke arah belakang pundaknya, dan selanjutnya Tungga nampak berteriak dengan suara yang sangat keras sembari  meluncurkan pukulan jarak jauhnya dengan sekuat tenaga."Hiiyyaaat ...! Jiiaak ....!"Sementara itu Taruna yang memang sudah siap juga langsung menyambut serangan saudara seperguruannya itu dengan melemparkan tali api yang keluar dari dua telapak tangannya tadi."Hiiap ...! Ssiiaak ...!"Dua kekuatan Tungga dan Taruna saling beradu di udara hingga mengeluarkan suara ledakan yang sangat keras.Dhuuoorr ....!Saking dahsyatnya ledakan ajian dari Taruna dan Tungga sampai membuat tubuh mereka berdua terpental ke belakang hingga beberapa langkah, namun meski begitu baik Tungga maupun Taruna bisa langsung bangkit dan kembali berdiri dengan tegak.Sampai di situ terlihat Ranggawuni cuku
Baca selengkapnya
Ingin mengutarakan perasaan
Lalu setelah selesai melakukan pelatihan itu Ranggawuni pun segera memerintahkan pada Taruna dan Tungga untuk segera beristirahat, sedangkan dia sendiri juga langsung mempersilahkan pada Dewi Sunti untuk beristirahat juga."Nini Sekarwangi sekarang silahkan masuk ke kamar Nini, dan segeralah istirahat," ujar Ranggawuni sambil menatap mata Dewi Sunti dengan tajam."Baik Tuan Ranggawuni, saya juga minta Tuan supaya lekas istirahat juga," balas Dewi Sunti juga nampak balik menatap wajah Pendekar yang sedang dia incar pusaka andalannya itu.Lalu setelah itu Dewi Sunti pun melangkah menuju ke kamar yang memang telah disediakan untuknya, sedangkan Ranggawuni nampak terus memandangi tamu wanitanya itu sampai dia tiba di depan pintu, ada sedikit kejadian yang cukup mendebarkan hati mereka berdua yaitu manakala tangan Dewi Sunti mulai memegang gagang pintu kamar tiba-tiba dia secara spontan menoleh ke belakang, sementara itu Ranggawuni pun masih terus memandangi maka akh
Baca selengkapnya
Mulai Menggoda
"Apakah benar ucapan Kakang itu? Atau jangan-jangan cuma ingin menyenangkan hatiku saja?" tanya Dewi Sunti terlihat masih kurang yakin."Lha memangnya aku ini kelihatan tidak jujur ... hem?" tanya Ranggawuni sambil mengajak Dewi Sunti untuk duduk di sebuah pohon yang tumbang."Ya kurang tau juga, makanya aku tanya ..." balas Dewi Sunti seolah berkilah."Ayo kita istirahat duduk-duduk disini," pinta Ranggawuni. Lalu kemudian mereka berdua pun langsung duduk di batang pohon tersebut."Nini Sekar ..." panggil Ranggawuni sambil memegang dua telapak tangan Dewi Sunti."Ya Kakang Ranggawuni, gimana? Kakang mau ngomong apa?" tanya Dewi Sunti terlihat tidak merasa canggung."Maukah kamu menjadi istriku ...?" ucap tanya Ranggawuni terdengar lirih dan agak sedikit gugup."Apa Kakang? Kakang Ranggawuni baru saja ngomong apa ...?" tanya Dewi Sunti sambil menggeser posisi duduknya lebih mendekat lagi. Melihat wanita yang sangat dikaguminya itu ter
Baca selengkapnya
Gairah Di Rumah Kosong
Dalam langkah menuju ke gubuk itu baik Ranggawuni maupun Dewi Sunti hatinya nampak sama-sama merasa deg-degan, meskipun itu hanyalah bagian dari misi yang tersembunyi tapi kalau sudah bicara hasrat birahi Dewi Sunti pun merasa sulit untuk mengendalikan diri, apalagi membedakan kalau ini cuma hasrat pura-pura dan bukan perasaan cinta yang sesungguhnya, dia terlihat sudah tidak bisa lagi, dan sebenarnya hal yang sama pun juga dialami oleh Ranggawuni.Pendekar pemegang mayat sakti itu sepertinya juga sudah tidak bisa lagi mengontrol hasrat birahinya, jiwa ksatria yang sudah lama tertanam di dalam jiwa seolah langsung luntur seketika, suri tauladan yang selama ini dia tanamkan kepada para murid-murid juga dengan mudahnya dia lupakan. Lalu setelah tiba di gubuk kosong itu tangan Ranggawuni langsung membuka pintunya.Kreeek ...!"Nini Sekar, ayo masuk ..." ajak Ranggawuni sambil menarik tangan perempuan cantik itu, dan Dewi Sunti pun tidak berkata apa-apa dia nampak m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
26
DMCA.com Protection Status