All Chapters of HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Chapter 181 - Chapter 190
244 Chapters
EXTRA 55
Raven melirik kepada kedua ayahnya yang jahil."Meo lebih baik kau segera memakai kaos," saran Raven."Ngak, lagian habis makan aku langsung mandi. jadi tidak perlu namanya kaos lagi," tolak Romeo yang malas bergerak. karena ia tahu, dirinya sedang di kerjain oleh kedua ayah mesumnya."Biar aku saja yang ambilin," tawar Ruster.Raven dan Romeo langsung menghentikan langkah Ruster."Jangan," tolak Romeo."Tapi..." ragu Ruster."Duduk kembali ketempatmu!" perintah Raven tegas.Ruster duduk kembali ke tempatnya, matanya menatapi Romeo yang menyantap makanan malam dengan santai."Perutmu sakit?" tanya Raven yang mebyadari Ruster belum menyentuh makanan."Tidak, aku sedang berpikir. apakah Romeo tidak kedinginan?" balas Ruster."Aku... kedingin? tentu saja tidak," balas Romeo terkakah terkikih yang dapat siraman air dari Rayyan."Sekarang sudah dingin?" tanya Rayyan dengan wajah marahnya."Heh," ba
Read more
EXTRA 56
"Iya Sayang," balas Romeo yang langsung membuka pintu kamar mandi.Mata Ruster menatapi badan Romeo yang berbusa dan semakin menurun ke bawah. wajahnya tetiba memanas dan ia juga melihat Raven di bak mandi yang sedang beredam di sana."Mau mandi bersama-sama?" tawar Romeo dengan hati berharap."Tidak," tolak Ruster halus."Kenapa?" ujar Romeo sedih."Aku bisa jadi santapan kedua serigala lapar, bahaya sekali."Romeo terkekeh, ia berjalan selangkah untuk keluar dari dalam kamar mandi. tangisan Time membuat langkah Romeo terhenti."Aku harus menyusui Time. bye," pamit Ruster yang melarikan diri secepatnya.Romeo mengusap wajahnya dengan kasar. ia kembali ke dalam kamar mandi untuk membersihkan busa di seluruh tubuhnya."Rencanamu sepertinya tidak di restui tuhan," cibir Raven yang sudah selesai beredam air hangat."Pasti kena sumpahmu," balas Romeo yang menarik handuk dan melemparnya ke arah wajah Raven yang mirip d
Read more
Extra 57
Raven dan Romeo yang sudah selesai menganti pakaian lebih rapi. walau masih mengenakan pakaian casual yang mirip satu sama lain.Ruster berlari kecil ke arah keduanya. ia menampakan senyuman manis di hadapan Romeo dan Raven."Apakah anak aku juga seperti kalian berdua, suka memakai pakaian yang mirip?" tanya Ruster dengan pertanyaan yang mencerminkan wajahnya yang lugu.Raven menahan tawa, demikian juga Romeo."Ya tergantung sikap mereka sih," balas Romeo akhirnya. karena kasihan melihat mata Ruster yang mengenang di mata."Tapi biasanya sih selalu kompak mirip," timpal Raven yang merangkul pinggul Ruster untuk segera berjalan."Aku kagen sama mereka berdua," ucap Ruster akhirnya."Aku juga sama, kita semua merindukan dua bocak nakal itu. tapi sekarang kita akan menemanimu kemanapun," ucap Romeo yang berjalan di samping Ruster.Ruster menatapi wajah Romeo dengan tatapan lembut.Ketiganya berjalan bersama-sama ke arah pak
Read more
EXTRA 58
Romeo berapa kali menatapi wajah kembaranya yang berkerut dalam. yang menandakan Raven sudah tidak sanggup berdiri lama lagi di tempat antrian."Ven, kau pergi beli minuman saja. aku di sini bersama dengan Ruster," ucap Romeo yang ingin membantu Raven terbebas dari aroma bau badan manusia yang super bau."Ha!?""Sepertinya antrian masih panjang, aku tidak bisa meninggalkan Ruster sendirian di sini. jadi sekalian beli cemilan juga," lanjut Romeo mengusir."Kenapa harus aku?" protes Raven tidak terima. karena ia bukan pelayan Romeo."Ven, kau kan yang paling tahu seluk beluk taman ini. pasti mudah bagimu, jika harap aku? kamu yakin Ruster tidak akan kelaparan duluan?" alasan Romeo yang semakin memojokkan Raven.Raven terdiam, ia berpikir apa yang di katakan oleh Romeo memang ada benarnya. jika mengharapkan Romeo, bisa-bisa sampai matahari tengelam. makanan tidak kunjung datang ke area antrian. ingatan masa kecil Raven berputar di benaknya. ia
Read more
Extra 59
Wah, kau bisa makan di restoran cepat saji juga?" cibir Liam sinis.Mata Raven melirik ke arah Vio. ia tersenyum miring yang membuat Vio mendesis ketakutan. karena ia tahu siapa pria di depannya yang mempunyai hawa sedingin dewa kematian yang menyesap ke dalam tubuhnya.Vio segera pamit dengan alasan ke toilet. Liam yang tidak curiga menyetujui Vio untuk pergi.di area toilet, Vio memilih untuk kabur terbirit-birit dari restoran cepat saji yang bernama KFC. ia tidak ingin mati di tangan Raven Van Diora. karena pria yang di tepuk bahunya oleh Liam, bukanlah Romeo Van Diora. melainkan calon petinggi keluarga Van Diora yang akan mengantikan Reihan Van Diora yang selama ini mengantur dunia hitam."kenapa Raven bisa di sini?" batin Vio yang menepuk dadanya yang berdetak dengan kencang di salah satu kafe ice cream. untuk menenangkan diri.Vio tidak menyadari ada yang sedang mengawasinya sedari tadi."Orang itu?" tanya Aelin."Ya, dia sedang
Read more
EXTRA 60
Raven tetap berdiri di tempatnya dengan hati memanas, ia bersabar untuk tidak menampakkan diri di depan wajah Liam Halminton. tapi semakin bersabar, emosi di dalam diri Raven semakin membara.Mata Raven masih terus menatap perselihan yang terjadi di depan mata. hatinya sakit, melihat istri dan adik kembarnya di lecehkan oleh Liam Halminton.Liam Halminton yang puas memanasin suasana, akhirnya memilih pergi dengan wajah bahagia sembari tertawa."Dasar gila," umpat Ruster kepada Liam Halminton yang berjalan dengan santainya.Kepalan tangan Romeo menimbulkan bunyi tulang. ia berjalan kencang untuk mengejar Liam, untuk memberikan Liam pelajaran. tapi Ruster langsung memeluk Romeo untuk menghentikan langkah Romeo. ia tidak mau Romeo masuk penjara karena membuat keributan di luar."Udah Meo.... jangan..." pinta Ruster memohon.Ruster memeluk Romeo dengan erat. sampai Raven berjalan ke arah keduanya. wajah teduh Raven membuat dahi Romeo mengerutkan
Read more
Extra 61
"Aku rasa lebih enak seperti ini," ucap Romeo yang mencium bibir Ruster. Untuk mendapatkan kentang goreng yang sedari di kunyah oleh Ruster dengan wajah cemburut dan mengerutu."Meo," pekik Ruster mendorong Romeo menjauh. Tapi Romeo tidak ingin menjauh. Ia menahan tenguk Ruster dan terus menciumnya dengan liar."Hmmmp," pekik Ruster dengan suara tertahan oleh ciuman Romeo yang semakin meminta lebih.Suara Ruster membuat Raven penasaran, ia menarik jaket di kepalanya. Lalu kedua mata beriris biru laut menatapi pemandangan yang memancing birahinya..Raven tidak ingin kalah, ia mengecup leher Ruster dengan gigitan sensualnya.Ruster tidak ingin jadi tatapan banyak orang akibat kelakuan dua suaminya yang benar-benar gila sex.Kedua tangan Ruster terulur untuk mencubit pinggang dua pria kembar yang semakin meminta lebih tanpa melihat situasi sedang di mana posisi mereka bertiga saat ini.
Read more
EXTRA 62
"Kembali? untuk apa?" tanya Rayyan dengan dahi berkerut dan tidak senang dengan pertanyaan Romeo."Kita akan kembali, saat sudah bosan di sini. lagian sekarang lagi menarik," timpal Reihan terkekeh renyah. ia mengambil bantal dari tangan Rayyan dan melemparnya ke arah Raven yang serius kerja.Raven memutar kepalanya dengan tatapan malas kepada kedua ayahnya yang jahil."Semua ini salah Romeo. aku kena imbasnya, jadi silahkan hukum saja anak bungsu kalian itu. daripada menganggu aku yang sibuk kerja," ucap Raven dingin dan menekan.Mata Romeo terbelalak.Reihan dan Rayyan tidak takut dengan tatapan Raven yang dingin."Percuma mengeluarkan tatapan mengitiminasi padaku," ucap Reihan dengan gaya sombong."Aku rasa lebih baik Daddy cepat pergi istirahat deh, daripada aku aduhkan kepada Mom. bahwa Daddy bandel dan semakin menambah demam menjadi parah di musim panas," timpal Romeo mengancam karena matanya sudah melirik sang ibu yang berjalan
Read more
EXTRA 63
Ruster langsung menghampiri Raven, ia dengan telaten mengikat dasi di leher Raven sampai rapi. begitu juga dengan dasi Romeo juga di rapikan. agar tidak terjadi pilih kasih di antara keduanya. karena ia tahu kedua suaminya merupakan pria cemburuan. ingin mendapatkan hak dan cinta yang sama. maka Ruster harus membaginya secara rata."Waktunya makan," ucap Ruster mengenggam tangan kedua kembar, berjalan bersama-sama ke dalam ruang makan yang di tatapi oleh ketiga orang."Dasar manja," cibir Reihan sinis. karena ia yang paling suka mengerjain kedua anaknya. walau keduanya sudah berkeluarga. bagi Reihan keduanya masih anak-anak di matanya.Raven dan Romeo menulikan telinga mereka berdua. keduanya malas berurusan dengan sang ayah yang hobi menjahili mereka berdua sejak dulu. padahal mereka bukan anak-anak lagi."Kita sudah selesai sarapan, waktunya bermandi ria. daripada melihat kedua anak manja ini yang entah kapan dewasa," timpal Rayyan yang berdiri dari tem
Read more
EXTRA 64
Sikap cengeng  Romeo yang kena depak keluar semalam dari kamar semakin lirih. ia benar-benar menunjukan kesedihan tanpa di buat-buat di depan Ruster."Cengeng," cibir Raven yang mengedipkan kedua matanya yang terasa basah. karena ulah Romeo berdampak untuknya."Biarin," balas Romeo cuek dan menyekat air mata dengan punggung tanganya dan sebelah tangan membawa bekal makan siangnya.Ruster mengulum senyumanya, ia mengusap air mata Romeo dengan jemari. sembari mengecup rahang Romeo berapa kali. agar Romeo tidak menagis lagi, yang seolah membuat Ruster merasa bersalah karena menghukum mereka tidur di luar kamar semalam."Malam ini kita tidur bersama-sama, jangan sedih lagi. Aku yakin kamu pasti akan memelukku dengan cinta besar," ucap Ruster menghibur suaminya yang asli cengeng.Raven hanya bisa berkacak pinggang. Menandakan ia sedang iri dan cemburu. Melihat kemestraan keduanya di depan
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
25
DMCA.com Protection Status