All Chapters of Nikah Kontrak: Chapter 191 - Chapter 200
203 Chapters
Pertemuan Mengharukan
Chika di kagetkan dengan berbagai kiriman paket yang silih berganti berdatangan ke apartemennya. Ia takut jika seseorang telah salah mengirimkan ke apartemennya. Namun jika di tanya memang benar adanya, paket itu buat dirinya. Frans bersorak riang menyambut berbagai hadiah yang datang ke apartemennya. Mulai dari mainan, pakaian, makanan dan perabotan kelengkapan rumah. Ia tidak sabar untuk membongkar bungkusan paketannya satu persatu."Tunggu Frans, bagaimana kalau bukan untuk kita?" Chika takut barang itu salah kirim. Karena sepengetahuannya ia tidak membeli apapun. Terlintas di benak Chika jika semua barang yang di kirim ke apartemennya berasal dari Saga."Tunggu sebentar, mama akan memastikannya dulu. Jangan di buka sebelum mama tahu siapa pengirim semua barang-barang ini," ucap Chika. Ia merogoh ponsel di sakunya lalu menekan tombol nomor ponselnya. Saga kaget mendengar ponselnya berdering, pasalnya tidak biasanya Chika meneleponnya. 
Read more
Perubahan Drastis
Clara berniat membawa Chika dan Frans hidup bersama di Jakarta. Namun sebelum itu mereka menawarkannya terlebih dahulu pada Chika. Ia tidak ingin terlalu memaksakan kehendaknya pada putrinya. Clara tidak ingin Chika merasa tidak nyaman."Horee kita mau pindah," kata Frans melonjak kegirangan.Berbeda dengan Chika ia terlihat bingung jika harus kembali ke Jakarta. Pertama ia masih terlibat kontrak dengan restoran dengan tempatnya bekerja. Tentunya jika keluar secara tiba-tiba ia harus membayar dendanya. Alasan kedua, ia takut jika kembali ke Jakarta akan bertemu kembali dengan Saga. Susah payah dirinya pergi dari Saga, ia takut di sebut pelakor suami orang. Namun melihat wajah putranya yang senang sekali akan tinggal bersama neneknya. Apalagi di tambah Clara yang menunggu keputusannya penuh harap."Sayang, jika kau pindah ke Jakarta bagaimana sekolahmu? Mama juga masih kerja di restoran itu," kata Chika kemudian.Clara menggenggam tangan Chika
Read more
Insiden Di Kantor Saga
Chika tidak bisa menghindari kerja sama dengan Saga. Hari ini ia harus datang ke perusahaan itu lagi, andai saja Chika bisa menghindarinya mungkin akan segera ia lakukan. Tapi, ia membawa nama perusahaan orang tuanya. Jadi tidak mungkin ia bisa menghindarinya lagi."Apa Tuan Saga ada di tempat?" tanya Chika."Maaf, ada perlu apakah Anda mencari CEO?" tanya resepsionis."Saya Nona Axella dari perusahaan properti yang menjalin kerja sama dengan perusahaan ini," terang Chika."Oh, Nona Axella. CEO tadi juga berpesan jika Anda datang di suruh menunggu sebentar di ruangannya. Karena Tuan Saga sedang keluar sebentar," ucap resepsionis."Baiklah, terima kasih atas informasinya. Dengan anggunnya Chika meninggalkan resepsionis. "Tunggu!" seru seorang wanita dari belakang. Chika merasa tidak asing mendengar suara wanita itu."Siapa kau?" tanya wanita itu mengitari Chika. Luna mengamati Chika dari atas hingga bawah, sialnya ia
Read more
Tamparan Luna
Wajah penuh amarah menatap tajam pada Luna. Wanita itu sedikit takut menatap Saga. "Apa keperluanmu ke kantor?" tanya Saga.Karena yang ia tahu setelah Luna menikah dengannya wanita itu tidak pernah tertarik dengan pekerjaan kantor. Yang ada ia selalu bersenang-senang dengan teman-temannya."Itu karena aku ingin tahu apa benar kau membatasi kartu kreditku?" tanya Luna."Iya, kau bisa menghabiskan seluruhnya jika aku tidak membatasimu!" kata Saga."Dasar pelit! Bukankah aku juga salah satu pemilik sah perusahaan ini!" keluh Luna."Sebenarnya bukan aku pelakunya, tapi papamu yang melakukannya," cibir Saga."Hah, tidak mungkin aku tidak percaya!" bantah Luna."Sudah ku duga kau tidak akan mempercayainya. Orang yang selama ini memanjakanmu saja mulai takut dengan kebiasaan belanjamu!" Luna tidak mau mendengarkan sindiran Saga, ia langsung mencari ponsel di tasnya dan menelepon papanya."Pa, apa benar papa
Read more
Serpihan Rahasia
Sayang, mama berencana mengajakmu ke rumah teman mama," kata Clara."Mereka sudah mama anggap seperti saudara. Kamu mau kan?" tanya Clara."Iya, Ma." "Kapan kita akan kesana?" tanya Chika."Sekarang, bersiap-siaplah. Mumpung hari ini kita weekend," kata Clara."Baik, Ma. Chika juga akan menyiapkan Frans."Tidak memakan waktu lama Chika dan Frans sudah siap. Mereka masuk ke dalam mobil bersama Mark juga. Frans melihat orang di mobil satu persatu. Lalu ia tiba-tiba tertawa."Hei, kenapa kamu tertawa, sayang?" tanya Clara."Bukan begitu, Nek. Hanya saja kalian terlihat lucu," jawab Frans."Lucu? Apa kami seperti badut kesukaanmu itu?" tanya Mark."Hahaha, kakek bisa saja. Frans lihat kalian kalau diam saja berwajah tegang terlihat lucu," terang Frans."Kamu ini." Clara memencet hidung mancung Frans dengan gemas.Sesampainya di kediaman Verrel, mereka di sambut hangat oleh mereka. Frans dengan malu
Read more
Sesal Verrel
Angela merasa kasihan mendengar cerita Chika. Ia bisa menyimpulkan jika Chika belum menikah dengan Saga. Terlebih Verrel ia justru merasa terpukul karena wanita yang di telantarkan Saga adalah putri sahabatnya sendiri. Melihat wajah polos Frans kecil mengingatkan Verrel pada Saga di waktu kecil. Anak itu tidak bersalah, seharusnya dulu ia mendengarkan permintaan Saga untuk tidak menikahi Luna. Ia yakin putranya itu tidak pernah mencintai istrinya."Kemarilah, Nak. Ini juga kakekmu. Peluk kakek," kata Verrel. Tak terasa air matanya meleleh. Frans sedikit ragu ia melihat sebentar ke arah mamanya seperti meminta persetujuan. Chika menganggukkan kepalanya. "Pergilah, mereka juga kakekmu," kata Chika.Verrel memeluk erat Frans kecil. Ia mengecup pipi chubby bocah itu. Seluruh rasa bersalahnya seakan membebani pundaknya. Verrel bahagia, tapi ia juga merasa kasihan dengan Frans.Angela mengusap air matanya, ia memeluk Frans penuh
Read more
Menyebalkan
Sepulang dari rumah orang tuanya Saga berpikir tentang apa yang di katakan Angela. Ia merenungi kehidupan rumah tangganya. Memang benar jika rumah tangganya seperti tidak ada tujuan. Ia membiarkan Luna bersikap seenaknya. Ia tahu jika di luar Luna memiliki hubungan gelap dengan beberapa pria. Saga hanya tinggal menunggu waktu menceraikannya. Ia baru mengumpulkan bukti-bukti kuat agar pengadilan menyetujui gugatannya.Terlebih lagi, kerjasama yang di jalin selama bertahun-tahun dengan papanya Luna pasti akan mengalami kerugian besar jika ia bercerai. Bagi diri Saga ia tidaklah gila harta. Hanya saja jika ia merugi maka yang kena imbasnya adalah karyawannya.Di rumah Saga merasa kesepian, memang benar kata mamanya jika dalam pernikahan di butuhkan seorang penerus. Tapi, bagaimana Luna bisa hamil sementara Saga juga sudah enggan menyentuhnya. Ia tidak bisa membayangkan menyentuh tubuh seorang wanita yang sudah di sentuh berganti-ganti pria.Saga menjad
Read more
Orang Yang Sama
Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman.  Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran. Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya. "Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem
Read more
Terjebak Di Villa
"Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar." Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak. Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya. Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas
Read more
Sebuah Kebenaran
Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga. "Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!" "Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status