All Chapters of Nikah Kontrak: Chapter 61 - Chapter 70
203 Chapters
Tragedi Buruk
"Sana-sana pergi, menjauhlah dari kami," usir Verrel. Ia merasa Mark seperti hantu yang selalu datang mengganggu. "Sudah cari gadis sana, jangan membuntuti kita," lanjut Verrel."Malas, mereka tidak ada yang cocok denganku," jawab Mark. "Cobalah untuk berkenalan dengan gadis lainnya daripada kau memikirkan teman masa kecilmu. Mungkin sekarang dia sudah menikah," bujuk Verrel lagi.Mark terdiam, ia melihat ke arah Angela lalu berganti ke arah Verrel. "Aku ingin istri seperti kakak ipar, apa ada lagi stoknya," ucap Mark yang sempat membuat kaget Verrel. Tidak mungkin anak itu naksir istrinya, pikir Verrel."Tidak ada, di dunia ini hanya ada satu. Lagi pula aku tidak suka jika wanita yang aku cintai di lirik pria lain, ucap Verrel.Angela menjadi bingung dengan pernyataan Mark, kenapa dia bilang seperti itu. Menurutnya itu bisa memecah belah dirinya dengan Verrel."Bisa tidak kalian berhenti bertengkar memperdebatkan hal yang
Read more
Hati Yang Terluka
“Maaf, suaminya sedang keluar saya adik iparnya," kata Mark."Kalau begitu tolong sampaikan, operasi berjalan dengan lancar. Sekarang pasien sedang istirahat," kata dokter."Baik, namti akan saya sampaikan," kata Mark. "Kalau begitu, kami pamit untuk melihat kondisi pasien lainnya," kata dokter."Silahkan, sebelumnya terima kasih banyak," ucap Mark."Sama-sama."Mark melihat kondisi Angela dari balik kaca, ia tidak tega jika menyampaikan berita itu padanya. Tentu ia sangat terguncang jika mengetahui bayinya sudah tidak ada.Kasihan Angela, kenapa dia bisa mengalami nasib naas ini. Aku harap Verrel tidak menyalahkannya. Tapi ... jika di lihat dari wajahnya tadi dia sanfat marah pada Angela, batin Mark.Verrel tak kunjung datang meskipun Angela sudah siuman, Mark akhirnya masuk ke dalam ruangan untuk menjenguk Angela."Bagaimana keadaanmu?" tanya Mark."Seperti yang kau lihat, tubuhku masih sakit semua.
Read more
Masih Saja Menyalahkanku
Verrel kembali pulang dalam keadaan mabuk, di depan pintu sudah menunggu Mark yang menghadang langkahnya. "Sejak kapan kau suka melampiaskan amarahmu dengan mabuk-mabukan!" sentak Mark."Minggirlah ... aku mau lewat." Verrel berusaha menerobos Mark. Tetapi lelaki itu tetap menghadangnya. Hingga Verrel jatuh terjerembab. Ia berusaha bangkit tertatih-tatih, mencoba memukul Mark tetapi tidak sampai. Mark sekali lagi membuat lelaki itu jatuh terjengkang."Apa maumu! Hah!" bentak Verrel. 8a sudah tidak bisa menguasai tubuhnya yang sempoyongan."Seharusnya kau berada di rumah sakit, menemani Angela. Dia sudah sadar, mencarimu, menunggumu tapi kau tidak kunjung datang," terang Mark."Kau saja yang menemaninya, bukankah sudah bertahun-tahun kau mencarinya! Kurasa kalian akan menjadi pasangan yang serasi!" jawab Verrel seenaknya.PLAKK!Sebuah tamparan menyakitkan mendarat di pipi Verrel. Lelaki itu mengusap darah yang keluar dari sudut
Read more
Amarah Verrel
Saat tiba di depan pintu kamarnya, Verrel melihat Angela dari balik kaca. Terlihat Mark tidur menelungkupkan tangannya, dan kepalanya bersandar di tepian ranjang. Mark tidak sadar jika tangannya saat itu menggenggam tangan Angela."Sial, kupikir kau akan merasa kehilangan setelah kepergian bayi kita. Ternyata kau merajut kasih dengan mantanmu," ujar Verrel lirih. Tangannya mengepal erat, hingga buku-bukunya terlihat jelas.**Angela terbangun dari tidurnya, ia kaget mendapati Mark di sampingnya menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengannya. Sudah dua hari dia di rumah sakit tapi tak sekalipun Angela mendapati Verrel menjenguknya. Padahal ia sangat berharap Verrel mendampinginya di saat dia sakit. Hari ini adalah hari kepulangannya, meskipun badannya masih terasa sakit tetapi ia bersikeras meminta pada Mark untuk mengurus semua administrasinya.Angela sengaja tidak memberitahu orang tuanya karena ia tidak ingin menjawab pertanyaan yang membuat hatinya
Read more
Jangan Sakiti Angela
Angela sudah sampai di rumahnya, ia tidak mendapati Verrel di sana. Sepertinya Verrel belum pulang. Mark dengan di bantu beberapa pelayan membawa barang bawaan yang di keluarkan dari bagasi mobil. Angela masih sangat lemah, dengan di bantu dua orang pelayannya ia memasuki kamar. Lalu merebahkan dirinya di atas ranjang sembari menahan sakit di perutnya. Sebetulnya Angela tidak di perbolehkan pulang. Akan tetapi ia terus memaksa Mark agar membawanya pulang. Setiap hari memikirkan Verrel yang tak kunjung datang menjenguknya, membuat hatinya bagai teriris sembilu. Ia tahu jika Verrel marah padanya karena tidak mau menjaga bayi mereka. Bukannya tidak mau, lebih tepatnya ia teledor. Angela memandangi langit-langit kamarnya, ia merasa kesepian tanpa kehadiran suaminya. Tak lama kemudian muncullah Mark di depan pintu, melihat Angela melamun sendirian, lagi-lagi membuatnya kasihan. Andai dirinya yang di inginkan Angela, pasti dengan senang hati ia sudah
Read more
Lebih Baik Pergi
Mark tiba di depan pintu, ia melihat Verrel tengah berhadapan dengan Angela.  "Hentikan!" "Tolong, jangan katakan apapun!" cegah Mark. Angela terlihat bingung melihat ke arah Mark dan Verrel secara bergantian. Entah apa yang di sembunyikan kedua pria itu.  "Sebenarnya, apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Angela dengan bibir gemetar. Angela yang masih merasakan sakit di bagian perutnya yang di sesar harus merasakan rasa sakit lebih dalam.  "Angela, sepertinya pernikahan kita harus berakhir. Kau boleh bahagia dengan orang yang kau cintai," kata Verrel. Tubuh Angela membeku seketika, bukan ini yang ia harapkan dari Verrel. Ia ingin sebuah pelukan hangat, kata-kata maaf karena tidak datang menjenguknya. Apa kesalahannya memang tidak bisa di maafkan, ia sudah cukup menyesal karena ceroboh mengajak berenang di laut hingga sampai kehilangan bayi yang di kandungnya. "Aku pasti salah dengar kan?" tanya Angela
Read more
Menjauh Darimu
Sepanjang jalan Angela menatap keluar jendela, ia tak berhenti mengeluarkan air mata. Kesedihannya terlalu mendalam sampai-sampai ia tidak mengajak bicara Mark yang tengah menyetir di sampingnya."Kita mau berhenti dimana?" tanya Mark."Oh, ya maaf." Angela menyeka air matanya.Angela membagikan maps ke ponsel Mark. "Ini, kita ke sana," kata Angela."Ini villa siapa?" tanya Mark. "Villaku, aku yang membelinya ketika aku belum menjadi istri Verrel. Tempat itu satu-satunya tempat yang tidak di ketahui olehnya," jawab Angela."Kau benar-benar ingin menghilang darinya?" tanya Mark."Entahlah, yang jelas untuk saat ini aku tidak ingin melihatnya sama sekali," ucap Angela.Mark melihat sekilas ke arah Angela lalu ia fokus menyetir lagi. Bukannya hatinya malah senang karena Angela akan semakin jauh dengan Verrel peluangnya makin besar. Justru mengetahui Angela menjauhi Verrel membuat Mark semakin yakin jika cinta Angela pada Ver
Read more
Antara Benci Dan Cinta
Di kantor Siska terus mendekati Verrel, tapi lelaki itu justru semakin bersikap dingin melebihi biasanya. Wajahnya terlihat menyeramkan kalau sedang marah. Banyak karyawan kantor yang ketakutan ketika berpapasan dengannya. Selalu saja ada hal yang salah di mata Verrel.BRAAK! Siska menumpuk berkas di atas meja Pak Delon. "Huh, menyebalkan kenapa Pak Verrel akhir-akhir ini uring-uringan terus," kata Siska lirih."Sudah ku katakan, kau tidak akan pernah berhasil mendekatinya. Daripada kau sibuk mengurusinya, lebih baik kau urus diriku," kata Delon mengusap bibir tipis Siska dengan jarinya. "Jangan sembarangan menyentuhku, bagaimana kalau karyawan lainnya melihat," ucap Siska melirik ke arah pintu.Delon bangkit dari tempat duduknya lalu mengunci pintu ruangannya.Ceklek"Apa maksudmu dengan mengunci pintu itu?" tanya Siska."Tentu saja mengajakmu bersenang-senang." Delon melingkarkan kedua tangannya di pinggang rampin
Read more
Niat Bercerai
"Apa sudah benar-benar kau pikirkan matang-matang, mengenai perceraian ini?" tanya Mark."Tentu saja aku sudah memikirkannya, lagi pula aku tidak memiliki anak darinya. Jadi lebih mudah, karena tidak ada yang harus aku pikirkan," jawab Angela."Tapi ... kau terlihat masih mencintainya," ujar Mark."Aku akan segera menguburnya dalam-dalam, jangan khawatirkan itu," ucap Angela."Tolong pikirkan lagi sebelum aku mengirimkan surat ini pada Verrel," kata Mark berusaha meyakinkan Angela."Tidak ada yang perlu di percepat, aku ingin surat permohonan cerai ini sampai padanya. Biarkan kurir yang mengantarnya. Jika kau yang memberikannya maka jau hanya akan menjadi sasaran kemarahannya saja," terang Angela."Baiklah, kalau begitu aku akan pergi.  Ku harap ini memang yang terbaik untukmu," ucap Mark.Angela melihat tubuh Mark memutar punggungnya keluar dari pintu. Angela menghela nafasnya berat, ia pikir mungkin inilah yang terbaik. Awalnya
Read more
Di Hadang Verrel
Verrel melihat seorang gadis berjalan cepat keluar dari sebuah minimarket dengan menenteng paperbag di tangannya. Ia tidak asing dengan wanita itu meskipun matanya tertutupi kaca mata hitam.Siapa lagi kalau bukan Angela, ia masuk ke dalam mobilnya. Segera Verrel membuntutinya dari belakang. Ia tidak ingin kehilangan jejak lagi, 'Kemana wanita itu?' batin Verrel.Angela tidak tahu jika Verrel membuntutinya. Setelah melewati beberapa hari untuk menyembuhkan dirinya, akhirnya ia bisa menghirup udara segar dunia luar. Karena setelah di pikir-pikir buat apa mengurung diri terus-menerus. Angela tidak ingin menjadi wanita pengecut. Sudah saatnya ia bangkit dari keterpurukan dan memulai lembaran baru. Meskipun sekarang ia belum sepenuhnya menjabat status janda. Tetapi persiapan mental lebih baik daripada merenungi nasib. Angela sudah mempersiapkan diri untuk meneruskan kembali bisnis mamanya. Banyak hal yang harus di lakukan tanpa harus
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status