Semua Bab Broken: Bab 41 - Bab 50
152 Bab
Teman
“Reina.” Pagi itu di jam istirahat pertama, seorang siswa berdiri tepat di depan kelas XII Ilmu Sosial 2. Remaja pria itu memanggil nama siswi itu dengan lantang hingga memecahkan suasana kelas yang damai. Kehadiran siswa itu pun membuat seluruh penghuni kelas itu bertanya-tanya, tentang arti dari kedatangannya yang mencari salah satu teman sekelas mereka dan membuat para murid di kelas itu mulai saling berbisik satu sama lain.Tak hanya membuat para murid di kelas itu bertanya-tanya, bahkan Reina sang pemilik nama itu pun bingung dan hanya terdiam saat melihat siswa itu memanggil namanya. “Lo ngapain cari Reina? Ada urusan apa lo ama teman kita?” tanya seorang siswa kala Reina hanya terdiam melihat situasi saat itu.“Bukan urusan lo. Gue mau ngapain sama dia, itu kan bukan urusan lo. Lagian gue juga nyari Reina, bukan nyari lo,” ujar Yandi menjawab pertanyaan siswa itu.Jawaban Yandi atas pertanyaan dari salah se
Baca selengkapnya
Memikirkannya
Hari-hari Yandi kini telah ditemani orang seorang teman barunya. Remaja pria itu kini semakin akrab dengan sahabat pacarnya. Ia dan Reina sering menghabiskan waktu bersama saat jam istirahat dalam berbagai bentuk kegiatan. Mulai dari makan-makan, berbagi cerita, hingga belajar bersama di perpustakaan. Meskipun Reina dan Yandi tak berada di jurusan yang sama, namun mereka memiliki ketertarikan untuk mempelajari bidang ilmu masing-masing. Terkadang kedua remaja itu menghabiskan waktu istirahat mereka di ruangan perpustakaan. Keduanya membaca buku bersama, bahkan mengajari materi yang dipelajari di masing-masing jurusan.Walaupun Reina bukanlah murid yang memiliki kemampuan seperti Yandi, namun ia cukup mampu untuk memberikan penjelasan pada remaja pria itu, selama materi itu dipahaminya dengan baik. Tak hanya Reina, Yandi pun dengan sangat terampil memberikan penjelasan pada siswi itu, mulai dari materi mata pelajaran jurusan hingga materi mata pelajaran umum. 
Baca selengkapnya
Hari-Hari Indah Yandi
Hari demi hari berlalu, berbagai kisah pun terus terukir di kehidupan Yandi. Tanpa terasa kini masa-masa indah di bangku sekolah menengah atas hampir berakhir bagi kelas XII. Di akhir hari-hari mereka sebagai pelajar di SMA Citra, tentunya para murid kelas XII sibuk menghadapi berbagai jenis ujian. Dalam ujian kali ini, awalnya Yandi sama sekali tak berniat untuk mendapatkan peringkat seperti masa-masa sebelumnya. Namun karena sebuah ancaman dirinya harus menyelesaikan ujian kali ini sesempurna mungkin, agar tak ada orang yang menanggung risiko dari kegagalannya. Ancaman dari kedua orang tua Yandi, membuat remaja itu tak dapat membantah perkataan mereka kali ini. Meskipun ia sangat ingin membantah dan tak mengikuti apa yang diinginkan mereka. Namun sejak dirinya mengenal Reina, ia tak lagi mengerjakan soal-soal ujian dengan penuh tekanan karena ancaman dari orang tuanya.Remaja pria itu perlahan mulai tersadar apa tujuannya untuk bersekolah. Ia pun j
Baca selengkapnya
Isi Hati
Cip... cip... cip...Kicauan burung menandakan waktu telah berganti dan matahari kini telah bersinar. Di pagi yang cerah ini, semua anggota keluarga di sebuah rumah sedang berkumpul untuk mengisi energi sebelum melakukan aktivitas mereka.Pembicaraan yang memancing emosi pun dimulai saat semua anggota keluarga berkumpul. “Yani, kuliah kamu kok gitu-gitu, aja?” tanya Yena sambil menyantap sarapan berupa roti dan susu.“Gitu-gitu gimana ya, ma?” tanya Yani tak mengerti maksud pertanyaan mamanya.“Kamu benaran gak ngerti maksud mama? Kok bisa? Kamu itu udah kuliah, masa gak ngerti maksud mama?!” Wanita itu kesal pada putrinya yang tak mengerti maksud dari pertanyaannya, dan malah balik bertanya padanya.“Ya udah sih, ma. Lagian kalau mama gak mau kasih tahu juga gak papa. Jadi aku gak perlu jawab,” balas Yani santai dan segera menyelesaikan sarapannya. Ia pun segera meninggalkan meja makan begitu menyele
Baca selengkapnya
Andre dan Reina
Pertengkaran antara Yandi dan Yeri membuat bi Ami kebingungan. Wanita itu ingin sekali mendekati tuan mudanya dan menenangkannya. Namun remaja itu sama sekali tak membiarkan siapa pun masuk ke kamarnya. Sedangkan remaja itu terus saja berteriak-teriak memarahi Yandi yang tak lagi berada di rumah itu.Pertengkaran kedua kakak beradik ini juga membuat hati wanita itu terasa sakit. Walaupun kedua remaja pria itu bukanlah anaknya dan dirinya juga masih terbilang belum terlalu lama bekerja di rumah itu, namun bi Ami terlanjur menaruh perhatian dan rasa sayang pada ketiga putra-putri Yena dan Yudi.Pertengkaran itu juga membuat hati Yandi sangat panas. Rasanya ia ingin berhenti bersekolah, agar tak ada lagi orang yang membuat keributan mengenai prestasinya. Namun, saat itu juga ia teringat perkataan Reina dan ia pun berusaha untuk mensyukuri atas kesempatan yang didapatnya untuk bersekolah. “Ha... sabar Yandi... sabar... bentar lagi lo juga lulus. Ingat kata tuh cewek,
Baca selengkapnya
Belajar Kelompok
Rasa lelah menunggu membuat Yandi merasa sedikit kesal. 30 menit sudah berlalu dan keempat temannya belum juga terlihat. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke rumah gadis itu, meski harus menyaksikan hal yang tak ingin dilihatnya.Saat di perjalanan Yandi tersadar jika dirinya tidak membawa ponselnya. Remaja itu merogoh saku celana dan membongkar isi tasnya mencari ponselnya untuk mengabari Reina bahwa dirinya akan tiba terlambat. Namun ia tak dapat menemukan ponselnya. “Ah... gue lupa ngambil tu hp. Kan tadi gue taruh di atas meja.” Ia baru menyadari bahwa dirinya lupa mengambil ponselnya karena hatinya yang sudah terlanjur panas menghadapi Yeri. “Gara-gara ribut sama si Yeri, nih. Jadi lupa bawa hp kan gue.”Yandi berdecak kesal kala mengingat kejadian pagi itu. Dan ia pun mulai mengomel sepanjang perjalanan menuju rumah Reina, saat mengingat semua perkataan yang keluar dari mulut sang adik. “Lagian tuh anak kenapa, sih? Kerasukan apaa
Baca selengkapnya
Kelegaan Yandi
Kepulangan Andre masih meninggalkan tanda tanya di benak Yandi dan teman-temannya. Sikap Andre yang berubah menjadi sangat pendiam pun membuat mereka semakin penasaran dan saling bertanya satu sama lainnya. Namun mereka tak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan mereka. “Andre kenapa, sih?” tanya Doni yang bingung dengan sikap Andre yang tiba-tiba menjadi pendiam dan memilih untuk meninggalkan rumah Reina lebih dulu.“Kayaknya masalah biasa, deh,” jawab Andi menebak. Andi berpikir perubahan sikap Andre yang mendadak, diakibatkan masalah dalam keluarganya.“Masa, sih? Gue kurang yakin.” Doni merasa ragu jika perubahan sikap Andre yang mendadak itu karena masalah keluarganya. Tak hanya Doni yang merasa ragu dengan tebakan Andi, Yandi, Rino dan Agus pun turut meragukan tebakan Andi. “Setuju. Gue juga gak yakin kalau itu karena masalah biasanya,” tambah Rino.“Terus apa lagi kalau bukan masalah biasanya?”
Baca selengkapnya
Kecemburuan Andre
Hari ini adalah hari pertama ujian tryout yang kedua. Di ujian kali ini maupun di ujian tryout yang pertama, Yandi selalu mengerjakan setiap butir soal dengan teliti hingga menyelesaikannya tepat sebelum waktu berakhir. Tetapi terkadang ia menyelesaikan setiap butir soal lebih cepat hingga tersisa begitu banyak waktu. Waktu yang tersisa pun selalu digunakannya untuk mengecek kembali setiap jawabannya. Ia tak ingin terdapat kesalahan dalam setiap jawabannya, karena dalam ujian kali ini ia harus menyelamatkan seseorang. Saat ujian berlangsung semua siswa mulai mengerjakan soal ujian dengan teliti hingga membuat suasana kelas menjadi sangat hening. Mata pelajaran yang diujikan hari ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi sebagian siswa, mata pelajaran ini sangatlah muda. Namun bagi sebagian siswa mata pelajaran ini tak begitu mudah.Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang selalu diujikan di hari pertama saat ujian dilaksanakan. Saat mata
Baca selengkapnya
Semakin Dekat
Hari telah berganti dan masa-masa putih abu-abu bagi para murid kelas XI pun akan segera berakhir. Kini para murid kelas XI harus semakin giat belajar untuk menghadapi ujian-ujian lain yang akan tiba.Hari-hari Yandi menjalani ujian, terasa begitu berat karena kedua orang tuanya. Namun, hari-harinya menjadi lebih indah saat ia bersama kelima temannya dan juga Reina. Semenjak tryout kedua dilaksanakan, Reina dan Yandi selalu pulang bersama. Walau keduanya hanya berjalan bersama hingga keluar dari pagar sekolah. Hal ini dikarenakan arah tujuan keduanya berbeda. Namun, kedua remaja ini tak pernah merencanakan hal itu. Mereka selalu saja bertemu secara tidak sengaja.Kedua remaja ini selalu penuh dengan tawa saat sedang bersama. Yandi yang sangat jarang tertawa pun sering kali tertawa saat bersama gadis itu. Saat berada di dekat Reina, Yandi selalu merasa nyaman dan tenang. Ia juga menjadi banyak bicara dan tertawa saat bersama gadis itu. “Gimana ujian t
Baca selengkapnya
Pendekatan
Ada rasa yang begitu mendebarkan di hati Yandi. Rasa ini hampir mirip seperti saat ia pertama kali menjalin hubungan dengan Reina Vicasa. Namun kali ini ada yang sedikit berbeda dari rasa itu.Debaran kali ini membuat remaja itu merasa bahagia dan lebih bersemangat. Ia tak merasa gugup saat bersama gadis itu dan selalu merasa nyaman. Ditambah Reina Ananda yang selalu ada di sisinya saat susah maupun senang. Ia juga yang telah membuat Yandi dan kelima temannya kembali bersama lagi.Reina juga selalu memberikannya semangat dan memintanya untuk selalu berpikir positif. Meskipun ia tak pernah memberitahukan keadaannya yang sebenarnya. Namun Yandi merasa sangat senang.Ada banyak rasa terima kasih yang tak akan cukup jika disampaikannya hanya dengan perkataan saja. Yandi merasa sangat berterima kasih pada Reina yang selalu setia mendengarkannya dan membantunya. Padahal dulu ia pernah bersikap jahat padanya. Ia juga merasa sangat bersyukur dengan kehadiran gadis itu y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status