Semua Bab Broken: Bab 51 - Bab 60
152 Bab
Arisan
Malam ini kediaman Yandi tampak begitu ramai dan sangat sibuk. Bi Ami pun terlihat sangat sibuk berjalan ke sana kemari. Kesibukan ini membuat Yandi dan Yani merasa sangat kesal. Kedua kakak beradik itu berharap agar keramaian tersebut segera berakhir. Sayangnya acara arisan Yena baru saja dimulai.Keramaian malam itu diakibatkan rumah mereka dijadikan tempat arisan. Ditambah para tamu Yena terbilang cukup banyak. Ada sekitar 20-an ibu-ibu muda yang berkumpul di rumah mereka.Di saat Yani dan Yani merasa kesal karena kehadiran para tamu Yena. Justru Yeri merasa sangat antusias. Namun keantusiasannya segera berganti menjadi kekecewaan, karena Yena tak mengizinkannya menampak diri selama arisan mereka berlangsung. FlashbackYeri terlihat begitu penasaran saat asisten rumah tangga mereka mulai menyiapkan beberapa jenis kue kering dan basah, serta memasak beberapa hidangan mewah. Wanita itu juga terlihat sibuk menata ruang tamu dengan mewah.&ldq
Baca selengkapnya
Hati yang Tersakiti
“Yani, Yandi, Yeri.” Yena mulai meneriaki satu-persatu anak-anaknya setelah arisan berakhir. Ketiga anaknya pun mulai menuruni anak tangga menemuinya yang berada di ruang tamu.“Kalian bertiga duduk!” perintah Yena begitu ketiga anaknya tiba.“Kalian tadi kenapa, sih? Kalian gak ngerti tadi mama nyuruh apa? Mama suruh kalian tinggal, diam dan gak usah ribut di kamar, kan? Terus kenapa ribut?” tanya pada anak-anaknya.“Dan kamu, Yandi. Mama suruh kamu itu turun temuin tamu mama. Kenapa kamu malah tidur? Kamu gak ngerti atau sengaja?” tanya Yena kesal.“Aku ngerti, tapi aku sengaja. Ami malas ketemu mereka,” jawab Yandi santai.Amarah Yena langsung terpancing ketika mendengar jawaban Yandi. Wanita itu langsung saja meledak dan memarahi semua anaknya. Ia bahkan mengungkit-ungkit kesalahan mereka di masa lalu. “Sengaja? Kamu mau bikin mama malu? Kamu emang anak gak tahu diri, ya! Kalian
Baca selengkapnya
Ananda
Luka akibat perkataan Yena hingga kini masih membekas di hati ketiga anaknya. Terlebih lagi si bungsu Yeri. Ia hanya menghabiskan waktunya untuk menangis semenjak kejadian itu. Sudah dua hari semenjak kejadian itu, Yeri hanya mengurung dirinya di kamar tanpa makan dan minum. Meskipun ia bertindak seperti itu, Yena tetap saja tak memedulikan putra bungsunya itu. Tak sedikit pun wanita itu  menanyakan tentang keadaan putranya itu. Apakah ia baik-baik saja, atau ia dalam kondisi yang tak baik.Tak hanya Yena yang tak peduli pada Yeri yang masih mengurung diri di kamarnya. Yudi pun sama sekali tak memedulikan keadaan anak itu. Sepasang suami istri itu bertingkah seakan tak ada sesuatu yang terjadi, dan semuanya baik-baik saja. Padahal mereka mengetahui dengan pasti bahwa Yeri memiliki tubuh yang lemah. Hanya asisten rumah tangga dan kedua kakak remaja itu yang memedulikannya. Kedua kakak Yeri serta asisten rumah tangga mereka selalu berusaha menghib
Baca selengkapnya
Membujuk Yeri
Misi membujuk Yeri dimulai saat Reina dan Yandi tiba di kediaman Yandi. Setibanya di sana, rumah itu terlihat sangat sepi dan tak ada seorang pun yang menjawab panggilan Yandi. Ia mulai memanggil nama seluruh penghuni rumah, namun tak ada seorang pun yang menjawab. “Kayaknya lagi pada keluar semua. Cuma ada satpam di depan, aja.” Dalam rumah sepi itu, pastinya ada Yeri yang sedang mengurung dirinya di kamar.Yandi pun segera mengajak Reina naik ke lantai dua dan mengantarnya ke kamar Yeri. Setibanya di depan kamar Yeri, terdengar suara tangisan yang semakin redup. Tangisan itu pastinya milik Yeri yang sedang mengurung dirinya.Hati gadis itu tersentuh saat mendengar suara tangisan yang semakin lemah. Ia pun langsung mencoba membujuk dan menghibur remaja itu.Tok... tok... “Eh... hai... eh... boleh kenalan gak?” tanya Rein canggung.“Ngapain ajak kenalan?” tanya Yandi berbisik.“Stt
Baca selengkapnya
Roti Panggang Cokelat Keju
Sejuta pembahasan panjang sebelum membuat hidangan spesial untuk Yeri akhirnya mencapai penutup. Setelah saling meminta maaf atas hal-hal yang dianggap tak begitu baik. Kedua remaja itu pun segera menuju dapur setelah sempat berhenti di ruang makan untuk berbincang.Yandi selalu berada di samping gadis itu sambil menyiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan Reina demi membuat hidangan untuk sang adik.Yandi mulai mengeluarkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari lemari pendingin untuk membuat hidangan spesial untuk adiknya, mulai dari roti tawar, cokelat batangan dan keju. Serta menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan.Setelah tugasnya selesai, remaja pria itu benar-benar memusatkan seluruh perhatiannya pada Reina yang sibuk menyiapkan roti panggang untuk adiknya. Tak sedetik pun ia memalingkan pandangannya dari gadis yang sedang sibuk menyiapkan makanan sang adik.Terlukis sebuah senyuman di wajah Yandi kala memerhatikan Reina dengan tangan yang sibuk. Ada
Baca selengkapnya
Waktu yang Berharga dan Rasa Cemburu
 “Yuk,” ucap Yandi dan ia pun pergi mengantar Reina ke rumahnya. Kedua remaja itu berangkat dengan seragam sekolah lengkap di tubuh mereka. Meskipun ia berada di rumahnya, Yandi sama sekali tak mengganti seragamnya karena selalu berada di samping gadis itu. Di perjalanan menuju kediaman Reina, kedua remaja itu asyik bercerita. Cerita di antara mereka hanya seputar tentang masa lalu Reina. Gadis itu mulai menceritakan berbagai kisah hidupnya saat masa kanak-kanak, mulai dari kisah sedih hingga kisah yang mengocok perut.Meskipun perjalanan dari rumah Yandi menuju rumah Reina cukup jauh, kedua remaja itu tak merasa bosan berada di dalam angkutan umum yang sesak. Dan Tandi pun tak bosan mendengarkan semua cerita tentang gadis itu. Karena semua itu seperti keinginan dirinya, bahwa ia ingin mengenal gadis itu dengan baik.Cerita masa lalu Reina tak berhenti, meski mereka sudah tak berada di dalam angkutan umum lagi. Yandi dan Reina masi
Baca selengkapnya
Cemburu
Waktu terus berjalan dan hari terus berganti. Setiap hari berganti, akhir perjuangan sebagai siswa SMA hampir terlihat. Ujian sekolah kini akan dimulai dalam hitungan hari. Para murid kelas XII pun mulai disibukkan dengan kegiatan yang tak lain adalah belajar.Saat di sekolah, para murid kelas XII selalu disuguhkan soal-soal ujian di tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan sebelumnya sudah tak berlaku lagi siswa-siswi kelas XII. Para guru hanya akan membagikan lembar soal dari ujian yang sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya kepada lara murid. Setelah para murid menyelesaikan dengan batas waktu yang diberikan, maka soal-soal itu akan dibahas bersama. Dan jika ada bagian yang tak dimengerti, maka akan dibahas lebih mendalam lagi.Di masa-masa sebelum ujian sekolah dimulai, semua siswa-siswi kelas XII semakin giat mempersiapkan diri dengan belajar. Ada yang melakukannya secara kelompok atau secara individu, serta melakukannya
Baca selengkapnya
Tak Ada Lagi Ruang Kosong
Sore ini Yandi bersama Andi, Agus, Doni dan Rino telah berada di kediaman Reina. Namun, Andre belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal saat di sekolah ia sudah berjanji akan ikut belajar bersama di rumah gadis itu.Yandi dan teman-temannya telah tiba di rumah Reina tepat pukul setengah empat sore. Tetapi para remaja itu tidak langsung memulai kegiatan belajar mereka, karena masih menunggu Andre. “Duh... si Andre mana, sih? Ini tuh udah setengah jam. Mana ditelepon gak diangkat lagi,” gerutu Andi sambil terus berusaha menghubungi Andre.“Kayaknya dia gak bakalan datang, deh,” tebak doni. Tebakan Doni sangat tepat karena orang yang sedari tadi ditunggu-tunggu, memang tak akan memunculkan dirinya.“Tadi dia sendiri yang janji bakalan datang, napa malah gak datang,” gerutu Rino.“Mungkin ada sesuatu, jadi dia gak bisa datang,” ujar Reina berusaha menenangkan teman-temannya.“Bisa jadi, sih.
Baca selengkapnya
Menghindar
Sore hari itu Andre terus mengurung diri di kamar dengan posisi yang sama di atas kasurnya. Bahkan hingga langit berubah menjadi gelap, remaja itu tak kunjung bangkit dari kasurnya.  Ia terus saja berbaring di atas kasurnya sambil memikirkan banyak hal. Pikiran Andre saat ini hanya dipenuhi dengan sebuah persoalan, yang tak lain adalah kedekatan Yandi dan Reina. Hanya karena satu persoalan ini, hampir membuat kepala remaja ini meledak.  “Ah... gue harus gimana?” teriak Andre kebingungan.Tak ada lagi ide yang berjalan di kepala remaja itu. Pikirannya sudah mencapai jalan buntu. Meski sudah berpikir selama beberapa jam, Andre masih saja berada di dalam jalan buntu.“Duh... ayo mikir, Andre...” gerutu Andre sambil memukul-mukul bantal tidurnya.“Lo harus mikir gimana caranya, supaya Reina bisa sadar kalau lo suka sama dia. Dan lo harus mikir gimana caranya, supaya Reina suka sama lo,” ujar Andre mencari
Baca selengkapnya
Memulai Rencana
“Baik anak-anak, tolong kalian belajar lebih giat lagi. Ujian sudah di depan mata kalian semua. Jadi, bapak harap kalian kurangi bermain-main,” ucap pak Anton menasihati para murid saat kelas hampir berakhir.“Bapak juga minta kalian kurangi aktivitas kalian di dunia sosmed. Nanti kalau kalian sudah lulus, kalian boleh sesuka hatinya aktif kapan pun di sosmed. Tapi untuk sekarang, kalian harus fokus belajar. Karena setelah dari sini, kalian akan lanjut ke tingkatan yang lebih tinggi dan punya kesulitan yang berbeda dari sekarang,” ujar pak Anton melanjutkan nasihatnya.“Baik, pak,” jawab semua murid serentak.“Bapak rasa kalian semua sudah besar, jadi kalian bisa mengerti. Dan pembahasan kita sampai di sini. Ingat, pelajari kembali soal-soal yang sudah kita bahas.,” ucap pak Anton.“Baik, pak,” jawab semua siswa serentak.“Selamat belajar dan semoga ujian kalian minggu depan berjalan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status