Semua Bab My Part-Time Girlfriend: Bab 61 - Bab 70
166 Bab
BAB 60 - PENYESALAN DAN RASA BERSALAH (LAGI)
“Bagaimana rencanamu, kak ?” Tanya bram yang baru saja datang ke apartemen baru milik kakaknya.“Masih sama.” Jawab bianca singkat sambil terus memandangi pemandangan diluar jendela kaca besar di depannya.“CK!! Dia sudah menunjukkan perasaan bersalahnya, kak.” Kata bram dengan kesal.“Dari mana kau tau ?”“Tadi dia datang ke kantor untuk mencarimu.”“Ternyata dia datang ke kantor.” respon bianca yang datar.“Dan kami bicara empat mata di cafeku.” Lanjut bram lagi.“Apa yang kalian bicarakan ?” Tanya bianca dengan wajah datarnya.“Nggak banyak. Hanya alasan dibalik kepergianmu waktu itu.” Jelas bram.“Oh…”“Hanya itu ?” Bianca mengangguk.“Tapi menurut yang ku lihat sepertinya dia juga memiliki masalah yang besar waktu itu.” Kata bram lagi.“…” bianca diam saja.“Kau tidak ingin mengetahuinya, kak ?” Bianca menjawab dengan gelengan.“Walaupun aku sudah susah payah membuatnya merasa bersalah ?” Bianca menganggukan kepala.“CK!!! Kalian benar - benar jodoh!!” Kata bram tajam sambil mere
Baca selengkapnya
BAB 61 - MALAM YANG SULIT
Setelah mamanya pergi tyaga terus terdiam dan termenung dengan hati yang penuh dengan perasaan bersalah. Sangat bersalah. Hingga rasanya dia sendiri tak sanggup memaafkan dirinya sendiri. Tyaga membayangkan bagaimana posisi bianca saat diperlakukan seperti itu oleh dirinya.Mungkin jika dirinya yang berada dalam posisi itu, tyaga mungkin akan menghancurkan bianca detik itu juga. Sayangnya gadis itu tak melakukan apa - apa kecuali menghindar darinya. Bahkan bianca tak membuang tenaganya untuk berusaha menjelaskan semuanya pada tyaga. Karena pada akhirnya kenyataan itu terbuka sendiri.Rasanya beberapa tetes air mata tyaga tak sebanding dengan air mata yang dikeluarkan oleh bianca. Apalagi luka yang ditorehkan, rasanya yang dirasakan oleh tyaga ini juga tak seberapa.Tyaga yang awalnya berbaring di ranjangnya tiba - tiba tengkurap dan memukul - mukul ranjangnya dengan keras. Dia ingin menyalurkan kemarahannya pada diri sendiri melalui hal itu. Tiba - tiba tyaga kembali teringat dengan
Baca selengkapnya
BAB 62 - HIDUP DALAM BAYANG - BAYANG BIANCA
Pagi ini tyaga kembali sarapan bersama dengan oma dan mamanya. Suasana di meja makan sangat sepi. Hanya terdengar suara garpu dan pisau yang bergesekan dengan piring. Tyaga pun terus mengunyah roti isi miliknya tanpa berbicara apapun. Sejak kejadian malam itu, dia memang lebih banyak diam. Benar - benar diam seolah sedang melakukan aksi mogok bicara.“Sayang, nanti bisa temenin mama nggak ?” Tanya panya basa - basi pada sang putra.“….” Tyaga menjawab dengan anggukan tanpa bicara. Hingga hal itu membuat mama dan oma nya saling melihat dengan tatapan heran.Tak berselang lama, tyaga terlihat sudah menyelesaikan roti isi dan juga jusnya.“Aku berangkat dulu.” Kata tyaga saat sudah berdiri dari posisi duduknya. Lalu dia mencium pipi mama dan oma nya secara bergantian. Setelah itu berjalan menuju ke arah mobilnya terparkir.Tyaga menyalakan mesin dan mulai menjalankan mobilnya menuju ke sebuah cafe yang dulu pernah dia datangi. Cafe dimana saat itu bianca hampir saja dibawa oleh satpam me
Baca selengkapnya
BAB 63 - TEKAD YANG KUAT
Setelah keputusan tyaga saat itu, dia benar - benar menunjukkan keseriusan kata - katanya. Tyaga terlihat sangat rajin masuk kuliah, mengerjakan tugas, bahkan datang ke ruang baca untuk mencari bahan skripsinya nanti. Walaupun dia tak mengatakan bahwa semua itu karena persaingannya dengan fareta demi bianca, tapi vero sangat yakin tentang hal itu.Apapun yang menyangkut bianca pasti bisa menggerakkan tyaga dan juga fareta secara bersamaan.Seperti sekarang ini vero dan tyaga sedang duduk berhadapan di kantin sambil makan bersama. Tapi tak ada pembicaraan diantara mereka kecuali saat sedang bermain game online bersama. Tyaga pun sepertinya tak berniat menceritakan sudah sejauh mana usahanya tapi sudah satu minggu sejak keputusannya saat itu, vero hanya bisa menemaninya tanpa banyak bertanya seperti sekarang. “Ga… lo liburan semester mau kemana ?” Tanya vero basa - basi. Karena sebentar lagi libur semester akan tiba, biasanya mereka sudah memiliki rencana liburan bersama. Sayangnya kal
Baca selengkapnya
BAB 64 - PENCULIKAN TYAGA
Seperti hari - hari biasanya, tyaga terus berusaha belajar mengenai perusahaan milik keluarganya sambil mengumpulkan data - data untuk skripsinya nanti. Pagi ini pun masih sama, dia terus menghabiskan waktunya di kamar setelah selesai sarapan. Padahal ini adalah hari pertama liburan semesternya. Perubahan drastis tyaga ini cukup membuat khawatir mama dan oma nya. Apalagi sebelumnya dia juga sempat mogok bicara dan melakukan hal - hal diluar kebiasaannya. Lalu tekadnya yang juga baru ini sempat mengkhawatirkan mamanya, walaupun sang oma juga merasa sedikit bahagia saat mengetahui bahwa tyaga memiliki niat untuk mengurus perusahaan. Jadi, tanpa harus memaksa cucu satu - satunya itu ternyata sudah dengan suka rela melakukannya. Nantinya oma lisa harus berterima kasih pada bianca karena hal ini.Saat sedang asik mengetikkan sesuatu di laptopnya, tyaga tak sadar bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya. Bahkan orang itu sudah berdiri di sampingnya dan ikut melihat ke arah layar l
Baca selengkapnya
BAB 65 - KEJUTAN
“VER!!! GUE TAHU KEBERADAAN BIANCA!!.” Kata tyaga dengan suara yang lantang dan bersemangat.Vero yang masih tersambung dengan bram pun langsung diam membeku saat mendengar kata - kata tyaga barusan. Sahabatnya itu tadi tidak menguping, kan ?Tanpa sadar vero belum memutus panggilannya dengan bram, karena di seberang sana bram juga penasaran dengan yang sebenarnya terjadi. Tapi dia melangkah maju ke arah tyaga.“Lo tau dari mana, ga ?” Tanya vero dengan jantungnya yang terus berdebar kencang. Dia benar - benar takut ketahuan oleh tyaga.“Ada pokoknya.”“Lo…”“Nanti gue kasih tau. Tadi bukannya lo lagi telfon, ya ?” Tanya tyaga yang akhirnya menyadarkan vero dengan ponselnya. Dia melihat di layar bahwa panggilannya memang belum terputus.“Yaudah gue keluar dulu. Nanti kalo lo udah selesai gue bakal tunjukin.” Kata tyaga lagi. Vero pun hanya mengangguk setuju.‘Halo ?’‘Iya, kak.’‘Lo denger kan yang tyaga bilang tadi.’‘Denger. Dia teriaknya kenceng gitu.’‘Gue jadi curiga sama dia.’
Baca selengkapnya
BAB 66 - ADA APA DENGAN FARETA?
“KEJUTAN!!!” Teriak seseorang tepat saat pintu berhasil dibuka oleh tyaga.“Lo ?? Ngapain lo disini ?” Tanya tyaga yang benar - benar terkejut dan tak menyangka akan melihat wajah bram sekarang didepan matanya.“Kenapa ? Emangnya gue nggak boleh datang mengunjungimu ?” Tanya bram dengan wajah yang tak berdosa, kemudian pria itu masuk begitu saja melewati tyaga yang masih diam mematung.“Ada apa ? Kenapa masih berdiri disitu ?” Tanya bram lagi. Seolah dia bukanlah tamu disana. Mau tak mau tyaga akhirnya menyusul bram masuk.Adik dari bianca itu terlihat memperhatikan ke setiap detail yang ada di vila milik tyaga.“Jadi ini villa yang senilai dengan kakakku ?” Sindir b
Baca selengkapnya
BAB 67 - FARETA YANG TERUS TERANG
“Sialan !! Cepat juga dia !!” Maki bram saat melihat foto yang dikirimkan oleh fareta. Sesaat kemudian foto itu hilang dan berganti dengan sebuah pesan lain.*Eh, sorry ver gue salah kirim.*Begitu membaca pesan itu, bram mengembalikan ponsel milik vero. “Tuh baca.” Katanya sambil menunjukkan dagunya ke arah vero. Sedangkan vero setelah menerima ponselnya kembali langsung membaca pesan yang dikirimkan fareta. Wajah vero terlihat menahan sebuah kemurkaan.“BRENGSEK!! Nggak mungkin dia salah kirim!! Kayak anak baru pake handphone cangging aja!!!” Maki vero terus menerus. Saat vero masih marah - marah karena fareta, lain halnya de
Baca selengkapnya
BAB 68 - PROVOKASI BRAM
“Aku pergi dulu.” kata bianca sambil berjalan meninggalkan fareta sendiri.Hal itu tentu saja membuat fareta terkejut saat melihat reaksi yang ditunjukkan bianca. Apalagi alasan perginya bianca adalah karena pertanyaannya tentang tyaga. Ternyata masih sedalam itu perasaan bianca pada sahabatnya itu.Fareta merasa cemburu dan juga kalah. Rasa ingin memiliki bianca juga semakin besar. Tadinya dia pikir bianca akan sama saja seperti gadis pada umumnya. Tapi ternyata bianca masih sama seperti saat pertama dikenalnya dulu. Gadis itu terlalu sulit ditebak masalah hati dan keputusannya. Belum lagi pendiriannya yang sekuat tembok cina itu. Fareta semakin merasa tertantang untuk mendapatkan bianca dan juga mengalahkan tyaga dalam satu waktu.Sedangkan bianca berjalan dengan sangat cepat untuk kembali menuju apart
Baca selengkapnya
BAB 69 - MATI SIA - SIA
Wajah vero dan bram terlihat sangat tegang dan panik. Mereka benar - benar melihat tyaga tak bergerak sedikit pun apalagi saat menyadari bahwa matanya juga terpejam.“G-g-ga….” panggil vero dengan terbata. Dia berjalan mendekat ke arah tyaga.Kemudian dibelakangnya bram juga mengikuti pergerakan vero. Saat sudah dekat, bram langsung memegang pergelangan tangan tyaga.Dan….Wajah panik kembali terlihat jelas di wajahnya.Bram dan vero akhirnya saling melihat. Gelengan kepala yang diberikan oleh bram membuat vero tak percaya begitu saja. Dia akhirnya juga ikut memegang pergelangan tangan tyaga untuk memastikan sendiri. Tapi sayangnya, saat vero meleta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status