All Chapters of My Part-Time Girlfriend: Chapter 71 - Chapter 80
166 Chapters
BAB 70 - KESEMPATAN YANG SAMA
Tyaga kembali ke kamar bianca yang sedang dia tempati. Saat melihat kondisi pintu membuatnya tersenyum miris. Kasihan sekali nasib pintu yang tak bersalah ini, dia harus merasakan tendangan dua pria yang menjadi bodoh karena kepanikan tak beralasannya. Tapi untungnya saat ditutup pintunya masih bisa menutup dengan sempurna karena masih ada kunci rantai dan juga grendel yang masih utuh karena yang rusak hanya tuas tangan dan kuncinya saja.“Apa kau juga akan bersikap bodoh seperti mereka saat mengetahui kondisiku tadi, bi ?” tanya tyaga lirih. Dia berbicara sendiri dan berandai - andai jika bianca ada disampingnya. Rasa rindu ini cukup menyiksanya ternyata, apalagi saat mengetahui ada fareta disamping bianca sekarang.Rasanya detik itu juga tyaga ingin segera terbang ke tempat bianca. Tapi apa daya dia tak bisa melakukannya dengan gegabah. Tyaga taku
Read more
BAB 71 - KESEMPATAN KEDUA
Ketika sudah sampai di apartemen dan memastikan semuanya aman, bianca langsung mengambil ponselnya. Dia mengetikkan sebuah pesan.Drrttt…. Drrttt…Sebuah getaran dari sebuah ponsel menginterupsi kegiatan makan vero dan bram. Mereka sedang menikmati semua menu yang sudah dipesan tadi.“Bukan handphone gue.” kata vero setelah mengecek ponselnya.“Punya gue berarti.” komentar bram sambil terus mengunyah makanan di mulutnya.“Coba cek.” kata vero.“Tangan gue kotor.” jawab bram sambil menunjukkan kedua tangannya yang sudah kotor karena mengupas udang tadi.“Tangan gue yang
Read more
BAB 72 - MENYERANG TANPA TANGAN
Keesokan harinya, bianca bersiap dengan wajah malas dan keengganannya. Kemarin dia terlanjur menyetujui fareta yang ingin menikmati beberapa hari bersamanya sebelum perkuliahan dimulai. Sebenarnya bianca ingin sekali menolak, tapi apa daya janji sudah terucap. Maka hanya menapati yang jadi solusi satu - satunya.Bianca menggosok gigi sambil memandangi wajah bangun tidurnya di kaca wastafel. Dia benar - benar tidak ingin pergi. Susah payah bianca pergi sejauh ini, tapi nyatanya semua orang dimasa lalunya datang dan menghancurkan benteng yang baru saja dibangunnya. Jika biasanya bianca bisa menyelesaikan waktu bersiap - siap hanya dalam waktu tiga puluh menit, itu sudah termasuk mengeringkan rambut juga. Untuk kali ini dia menghabiskan waktu bersiap - siapnya selama hampit satu jam lamanya.Pergerakan bianca benar - benar sangat lambat dan juga pelan. Tubuhnya pu
Read more
BAB 73 - AKU AKAN MENAHANNYA UNTUKMU
Suara ketukan pintu yang terdengar sangat menghebohkan membuat tyaga merasa terganggu. Apalagi diluar sana ada dua orang pria muda sedang berteriak bersahutan.“GA!!! BUKA PINTUNYA!!! GUE PUNYA BERITA PENTING!!!” Teriak vero.“IYA!!! BURUAN BUKA!!! KALO BISA SEKALIAN LO PERGI DARI SINI!!!” Sahut bram.Entah apa maksud kedua orang ini, tapi tyaga benar - benar sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi. Dia ingin sekali memaki sahabat dan calon adik iparnya ini. Tapi belum tentu juga makiannya akan membawa kebaikan, siapa yang tahu jika vero dan bram memang benar - benar memiliki berita penting.Dengan wajah yang sudah ditekuk sempurna, tyaga menggeser kunci grendel dan membuka pintu. Awalnya dia hanya mengeluarkan kepalanya dari pintu, lalu tak berselan
Read more
BAB 74 - PAGI YANG INDAH, GADIS DENGAN SENYUM TERINDAH
Setelah kejelasan yang kemarin sempat bianca tegaskan pada fareta, dia berusaha bersikap biasa di hari keduanya untuk menemani fareta. Biar bagaimanapun dia tetap menepati janjinya untuk menemani fareta, entah besok dia bisa atau tidak karena masih banyak yang harus bianca lakukan sebelum masuk kuliah lagi.Hari ini mereka berencana pergi ke van gogh museum, bianca hanya mengiyakan saja ide fareta itu. Mungkin memang begitulah cara fareta untuk bisa dekat dengannya. Walaupun dia yakin fareta juga tak begitu mengerti soal lukisan ataupun seni yang sesungguhnya. Karena bianca tahu pasti bahwa dirinya memang tak begitu mengerti makna dibalik sebuah lukisan. Dia hanya suka membaca buku, apapun jenis bukunya. Jadi anggap saja ini adalah bagian untuk mengetes sejauh mana dia memahami beberapa buku tentang lukisan yang pernah dibaca.Seperti biasanya, bianca menghabis
Read more
BAB 75 - KEKACAUAN KARENA PIKIRAN BURUK
Saat ini ada tiga pria yang sedang duduk dengan wajah serius di kursi meja makan dengan posisi tyaga berada di kursi utama yang biasa ditempati oleh kepala keluarga, kemudian di sebelah kirinya ada vero dan disebelah kanannya ada bram. Wajah tyaga terlihat sangat serius dengan kerutan dalam di kedua alisnya. Tadi kamarnya diketuk dengan sangat keras oleh vero seperti kemarin, kali ini benar - benar hanya vero saja yang berusaha memanggilnya. Tapi ketukan itu pasti membawa berita buruk. Dan ternyata benar, tyaga melihat layar ponsel vero yang sedang menampilkan postingan fareta tentang bianca setelah membuka pintu.“Lo harus berangkat ke Amsterdam deh kayaknya, kak.” kata bram yang memecahkan keheningan.“Lo kira mau keluar negeri bisa langsung berangkat apa?” kali ini vero menimpali. Di
Read more
BAB 76 - KEJELASAN
Bianca yang berada di dalam toilet hanya bisa menghembuskan nafasnya berat, dia lupa bahwa didalam sini pasti sangat minim sekali sinyal. Maka dari itu tadi panggilannya sempat terputus secara tiba - tiba. Jika sudah begini bisa dipastikan nantinya bram akan sangat marah karena hal sepele seperti ini. Apalagi sebelum panggilannya terputus mereka sempat membahas fareta. “Pasti salah paham tuh anak!” keluh bianca dengan suara lirih. Kemudian saat sudah keluar dari toilet, tak berselang lama bram kembali menghubunginya. Tapi sayangnya bianca tak bisa menerima panggilan itu karena peraturan yang cukup ketat di dalam museum ini. Saat bram menghubunginya tadi, bianca langsung berusaha menjauh dengan beralasan ke kamar mandi pada fareta. Dengan terburu - buru bianca lari dengan cepat hingga akhirnya dia mengangkat panggilan bram dengan nafas ya
Read more
BAB 77 - HADIAH PERPISAHAN
Tyaga sedang berada di pesawat setelah membuat kehebohan karena dia dengan tiba - tiba meminta vero dan bram mencarikan tiket untuknya. Padahal sebelum itu ada perdebatan masalah visa yang terjadi. Hal itu juga melibatkan tyaga. Dia merasa tak bisa berkutik karena masalah itu.Kenyataannya, saat tyaga sudah menemukan lokasi bianca dari laptop yang dia berikan untuknya. Saat itu juga tyaga mengajukan permohonan visa untuk bisa pergi menyusul bianca. Namun sayangnya saat itu permintaan visanya belum mendapatkan persetujuan, jadi tyaga tidak bisa segera menyusul. Kemudian kabar mengenai fareta akhirnya berhembus. Awalnya tyaga merasa terlambat karena fareta datang terlebih dahulu.Apalagi kejadian kemarin benar - benar menghebohkan banyak pihak selain mereka bertiga. Beberapa teman mereka bertanya pada vero mengenai hubungan fareta dengan bianca. Ada yang terkejut
Read more
BAB 78 - MENGIKUTI KEMANA SAJA
Dengan sisa - sisa tenaganya, bianca membawa sepeda pemberian fareta ke apartemen miliknya. Lalu, setelah masuk dia hanya meletakkannya di dekat pintu masuk. Bianca duduk di kursi meja makan sambil menahan pipinya menggunakan tangan. Tatapannya terus menuju ke arah sepeda itu.Kemudian, dia menghembuskan nafas beratnya dan menggeleng - gelengkan kepala. Setelah itu dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Bianca duduk ditepi ranjang kemudian dia menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Rasanya ada yang mengganjal di hatinya. Dan semua ini tentunya karena fareta. Drrtt…. Drrtt…Tiba - tiba ponsel bianca bergetar, dia melihat nama bram muncul di layar. Lalu bianca langsung menjawab panggilan itu.‘Hmm.’ Sapa bianca.
Read more
BAB 79 - KAMAR 308
Wajah tyaga masih penuh kecurigaan saat melihat pria yang sedang duduk disebelahnya ini. Dia khawatir jika ternyata pria itu memiliki perasaan pada bianca. Bagaimana tidak, sejak tadi dia juga sempat melihat pria itu sedang memperhatikan bianca.“Kau mahasiswa disini juga?” Tiba - tiba tyaga mengajukan pertanyaan kepada pria itu setelah dia diam beberapa saat.“Tidak. Aku sedang berlibur disini.” Jawab si pria dengan wajah yang sangat santai dan datar.“Kau berlibur ? Disini? Di sebuah kampus?” Seolah tak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh pria itu, pikiran tyaga terus penuh dengan kecurigaan dan banyak sekali pertanyaan.“Memangnya kenapa? Tidak boleh?” Tanya balik si pria.
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status