All Chapters of Nature Squad: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
Bab 21-6 tips jitu menaklukan hati wanita idaman
Setelah tampil mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing.Samudra kembali ke tempat duduknya sementara Bintang langsung menghampiri teman sebangku Samudra untuk bertukar tempat dengannya. Lebih tepatnya duduk ke posisi semula."Sam," panggilnya pelan membuat sang pemilik nama terlonjak kaget."Sorry," lanjut Bintang membuat Samudra mengerjapkan matanya. Butuh sedikit waktu untuk otaknya mencerna perkataan sahabatnya itu."Aku tahu tidak seharusnya aku marah berlarut-larut seperti ini. Ya, walaupun kamu tidak mengatakan pada kami alasannya apa, tapi tetap saja kita tidak bisa menyalahkanmu seratus persen. Kamu mau memaafkanku, kan?" Sorot mata pemuda itu benar-benar memancarkan penyesalan. Samudra tidak melihat sedikitpun kebohongan atau keraguan di sana.Tanpa berkata-kata lagi Samudra langsung memeluk tubuh Bintang membuat sang pemilik tubuh melotot sempurna serta langsung mendorong tubuhnya agar melepaskan pelukannya."
Read more
Bab 22-Bukan monster
Bintang pergi ke roftoop sekolah. Di sana dia biasa meratapi nasib percintaannya yang tidak kunjung selesai.Bintang berharap kejoranya kembali dan kisah cinta mereka akan berakhir bahagia seperti novel-novel yang sering dia baca bersama gadis itu.Bintang jadi teringat saat mereka bertengkar hanya karena sebuah cerita novel.Waktu itu mereka membaca sebuah novel yang menceritakan seorang wanita yang berjuang agar cintanya dapat bersatu dengan kekasihnya yang sama sekali tidak mencintainya. Bagaimana lucunya saat melihat gadis itu menangis ketika endingnya si wanita meninggal demi kekasihnya itu.Kejora berkata bahwa kisah cinta si wanita di novel sangatlah menyentuh hati, sedang Bintang berpikir bahwa wanita di novel itu bodoh karena mau-maunya berkorban nyawa hanya untuk orang yang sama sekali tidak mencintainya.Bintang terkekeh saat membayangkan kejadian itu, ketika kejoranya marah berhari-hari padanya hanya karena tidak setuju den
Read more
Bab 23-Terbongkarnya rahasia
"Babas, Kakak boleh masuk?" tanya Bianca dari ambang pintu.Baskara meliriknya sebentar kemudian mengangguk mengijinkannya masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu tersenyum tipis lalu langsung duduk di samping adik lelakinya. Dia menarik napas panjang mengumpulkan keberanian untuk mengatakan keinginannya yang kemungkinan besar akan mendapatkan penolakan."Ikut Kakak pulang ya," pinta Bianca membuat Baskara langsung menegang."Kakak ingin tinggal sama kamu di rumah." Wanita itu menggenggam tangannya.Baskara memejamkan matanya kemudian menatap kakaknya lekat. Terdengar sebuah helaan napas dari hidungnya. "Rumah Babas di sini."Wajahnya berubah sendu ketika mengatakan itu. Lagi-lagi dia menolak untuk tinggal bersama keluarganya.Bukan karena ia membenci mereka, justru karena ia sangat menyayangi mereka. Ia tidak ingin ayah serta kakak pertamanya semakin membencinya."Bas, Kakak mohon! Kakak tidak akan tenang kalau kamu tinggal sendiri," uja
Read more
Bab 24-Sebuah impian
Gadis itu berjalan gontai tak tentu arah, dia hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah. Penuturan penjaga apotek itu bagaikan sebuah mimpi buruk untuknya.Kini tubuhnya terasa ringan seperti tidak menginjak tanah, hatinya sangat sakit mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan oleh sahabat sekaligus cinta pertamanya.Rain jadi paham kenapa setiap diajak bermain basket Samudra selalu menolak dan mencari-cari alasan, ketika orang tuanya sangat over protektif pada kegiatan sekolah yang dia ikuti dan terakhir saat dia tiba-tiba menghilang.Apa mungkin karena penyakitnya kambuh?"Kenapa aku bodoh banget? Kenapa aku tidak menyadarinya dari dulu?" Monolog Rain memukul kepalanya sendiri karena merasa gagal menjadi seorang sahabat yang bisa diandalkan.***"Mas, es jeruknya satu lagi." Ini sudah kedua kalinya Binar memesan minuman yang sama."Makannya?" tanya pelayan itu lagi.Gadis itu melihat jam tangannya sebentar. "Nanti saja
Read more
Bab 25-Jalankan trik
Setelah berhasil menyelesaikan nyanyiannya, gadis itu baru berani mendongakan kepalanya dan jantungnya berdebar ketika melihat semua pengunjung masih memperhatikannya.Suara tepuk tangan memasuki gendang telinganya.Binar menarik bibirnya serta tersenyum manis kepada pengunjung lalu tidak sengaja iris matanya menangkap seorang pemuda yang berdiri di salah satu bangku pengunjung, orang itu tersenyum seraya mengacungkan dua jempolnya bangga.Gadis itu segera membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih lalu menghampiri pemuda tersebut."Wow! penampilan kamu keren banget." kagum orang tersebut yang tidak lain adalah Dirgantara.Selang beberapa detik, Binar menatap Dirgantara dengan tatapan yang sangat tajam seraya menyilangkan tangan di depan dada membuat empunya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah pada dirinya."Sorry, aku telat," katanya sadar akan kesalahannya.Binar membuang napasnya pelan lalu mengangguk meski bibirny
Read more
Bab 26-Kapan penderitaan ini berakhir?
Samudra memarkirkan mobilnya kemudian memasuki rumah yang sudah seperti tempat siksaan untuknya.Bukan siksaan fisik melainkan siksaan batin.Di rumah ini dia mendengar dan melihat pertengkaran orangtuanya yang tidak kunjung selesai, setiap malam.Ya, malam atau lebih tepatnya tengah malam. Karena itu adalah waktu yang paling tepat untuk mereka meluapkan semua emosi dan kekecewaan. Dimana mereka berfikir bahwa putranya sudah terlelap dan tidak akan mendengarkan semua pertengkaran sialan itu.Kemudian Samudra kembali melangkahkan kakinya menuju meja kecil yang ada di sudut ruang keluarga, tempat dulu mereka menghabiskan waktu bersama sebagai keluarga yang bahagia.Samudra mengambil sebuah foto yang dipajang di atas meja, menampakkan wajah kedua orang tuanya yang sedang memegang kedua tangan mungil anak laki-laki yang sedang tersenyum ke arah kamera.Diusap foto ibu dan ayahnya lalu menempelkan telapak tangannya pada dada bidangnya.Sam
Read more
Bab 27-Pernyataan cinta
Semenjak kejadian tadi, Angkasa terus kepikiran akan keadaan Sarah. Dia benar-benar bingung harus berbuat apa? Mengingat gadis itu sangat ketakutan saat melihatnya.Saat sebuah solusi melintas dalam benaknya, Angkasa bergegas beranjak untuk mengambil ponselnya yang disimpan di atas meja, lalu jarinya mulai menari-nari menyentuh layar ponsel yang kini sudah terisi oleh kumpulan hurup yang telah menjadi sebuah rangkaian kata.Kemudian setelah dia membacanya berulang kali serta yakin akan isi pesan yang akan dikirimkan pada sahabatnya, Samudra, Angkasa mengklik icon kirim yang ada dilayar.***"Binar." Panggil Dirgantara berlari mengejarnya, "tunggu!"Gadis itu terus berjalan bahkan mempercepat langkahnya. Dia benar-benar kesal dengan candaan pemuda itu.Hap!Dirgantara berhasil meraih tangan Binar yang langsung ia tarik agar gadis itu tidak terus melangkah pergi."Sorry, aku hanya bercanda," k
Read more
Bab 28-Sakit itu datang lagi
Samudra terperanjat ketika rasa sakit itu kembali menyapanya. Dengan napas yang tersengal, dia mencoba meraih toples obat yang ada di samping tempat tidur.Namun, kali ini rasa sakit itu tidak dapat ditahan lagi. Bagaikan beribu belati yang sangat panas ditancapkan tepat ke jantungnya.Pemuda itu tersungkur ke lantai, meraung-raung kesakitan seraya mencengkram dadanya kuat-kuat. Tubuhnya basah bermandikan keringat yang bulirnya sebesar biji jagung, wajahnya sudah pucat pasi."Bunda, Ayah, Bibi, tolong!" Teriak Samudra sekeras yang ia bisa. Walaupun pada kenyataannya teriakannya itu hanya seperti bisikan.Tidak ada yang mendengar permintaan tolong pemuda malang itu, dia semakin merintih kesakitan. Pasokan udara pun semakin sulit untuk ia dapatkan, kelopak matanya semakin terasa berat dan lelah.Samudra ... sekarat.“Tuhan, apakah ini akhir hidupku? Jika ini waktunya, tolong jemput aku tanpa rasa sakit dan jangan buat Bunda terus bersedi
Read more
Bab 29-Penyesalan selalu datang diakhir
"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Anton."Istri Bapak tidak apa-apa. Dia hanya syok saja," tutur sang dokter."Lalu, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Anton lagi. Dokter yang ber-name tag Toni itu hanya menghela napas."Maaf, saya harus menyampaikan ini, kondisi anak Bapak semakin memburuk. Sam harus segera melakukan transplantasi jantung. Jantungnya kini sudah sangat rusak dan kondisi seperti ini bisa kapan saja terjadi," jelas Dokter Toni."Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkan anak saya selain melakukan transplantasi jantung?" tanya Anton frustasi, "berapapun biayanya akan saya bayar asalkan putra saya selamat.""maaf, Pak. Jantung Sam sudah benar-benar rusak, jalan satu-satunya untuk menyelamatkannya hanya mengganti jantungnya dengan jantung baru. Kami sudah melakukan operasi untuk menutup lubangnya, tapi kembali lagi jantungnya sudah sangat rusak sehingga operasi penutupan lubang pun tidak ada gunanya la
Read more
Bab 30-Kapan bahagia itu datang?
Mata Baskara berbinar masih belum percaya bisa duduk bersama di meja makan dengan ayah dan kedua kakaknya. Sebuah moment yang dulu hanya sebatas angan kini telah menjadi kenyataan. Mereka sedang sarapan bersama di meja makan. Tidak ada yang berbicara hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu, semuanya fokus pada makanannya masing-masing. Nugroho melirik Baskara dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu ia menghentikan sarapannya lalu beranjak dari sana begitu saja dan tidak lama Brisia mengikutinya. Baskara hanya menundukkan kepalanya, ternyata pemuda itu masih belum diterima di keluarga ini. Meski dia sudah tinggal satu atap dengan keluarganya, tetapi kenapa rasa sakit itu tak kunjung hilang? Kapan kebahagiaan akan berpihak kepadanya? Bianca menepuk punggung tangan sang adik pelan seraya tersenyum padanya. "Percaya sama Kakak. Lambat laun mereka akan menerima kamu di sini. Jangan menyerah! Kak
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status