บททั้งหมดของ Me and Seniors: บทที่ 71 - บทที่ 80
85
ROOFTOP
Qiya memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Disebelahnya terdapat Irham yang menatap wajah damai Qiya dengan sedikit senyum manis di bibirnya.Mereka sedang bolos kelas ke rooftop sekolah, tepatnya Irham yang mengajak Qiya kesana. Di rooftop ada beberapa bangku tidak terpakai yang tertumpuk disana serta dua meja yang masih bagus.Banyak sisa rokok di sudut-sudut rooftop dan satu tempat sampah yang isinya cuma botol dan kaleng minuman. Kentara sekali jika yang mengunjungi rooftop kebanyakan cowok bandel mungkin juga Yasir dan teman-temannya sering kesini."Awas ketiduran gue tinggal lo!" Ucap Irham.Qiya membuka matanya menatap lurus ke depan, "enak banget adem, beneran jadi ngantuk.""Si Fatur sering pacaran disini."Qiya menoleh mendengar nama yang sekarang jarang ia pikirkan. Qiya kira hatinya move on dari Fatur, ternyata ketika mendengar lagi tentang cowok itu hatinya masih terasa hangat dan jantungnya berdetak
Read More
GENG COWOK
Bara menatap langit-langit kamarnya sembari membayangkan kejadian yang dilihatnya sepulang sekolah tadi. Semakin lama, rasanya semakin sulit untuk rela melihat Qiya dengan Irham.Qiya dan Irham terlalu terlihat cocok untuk ia rusak hubungannya. Walaupun Bara tidak berniat merusak tapi bukan berarti ia tidak pernah memikirkan tentang hal itu. Ia mencintai Qiya dan rasa ingin memiliki akan selalu ada."Sedih banget ya pecintaan gue."Bara beranjak dari tidurnya lalu duduk di atas kasur menghadap kaca dan memperhatikan dirinya sendiri."Gue kan cakep, banyak yang suka banyak yang ngeWA kenapa gue jadi sadboy? Bisa-bisanya gue gak mensyukuri nikmat dari Allah. Nikmat diberi banyak cewek dan gue tinggal milih. Ck ck ck.""Udah gila tu bocah," suara Riza menginterupsi Bara untuk menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka lebar."Ngapain lo pada? Sejak kapan disitu?" Mata Bara mena
Read More
KENCAN
Qiya berjalan keluar rumah setelah pamit kepada Laras untuk pergi kencan malam mingguan dengan Irham. Tak butuh banyak rayuan dan alasan, Laras langsung memberi izin karena Qiya bersama Irham. Kalau cowok lain yang Qiya sebut belum tentu mendapat izin.Qiya duduk di bangku teras sambil menali tali sepatunya. Irham sedikit telat dan berbohong. Beberapa saat yang lalu cowok itu bilang sudah sampai di depan rumah Qiya padahal tidak ada siapa-siapa.Dengan sabar Qiya akhirnya menunggu Irham sambil memainkan ponselnya di bangku teras.Sekitar 5 menit menunggu akhirnya Qiya mendengar suara motor Irham di depan pagar rumahnya. Qiya akhirnya jalan menghampiri Irham yang sedang merapikan rambutnya menggunakan jari."Lama banget lo! Mana bohong lagi!" Amuk Qiya sambil memukul bahu Irham."Aww.. santai beb. Maaf deh maaf."Qiya mendengus masih agak sedikit kesal karena Irham. Tadi Qi
Read More
KE CLUB?
Setelah kenyang mengisi perutnya, Qiya dan Irham keluar dari mall. Irham memilih jalan muter agar lebih lama dan bisa berkeliling dulu sesuai mau Qiya. Qiya melingkarkan tangannya di perut Irham. Jangan tanya betapa bahagianya Irham dipeluk Qiya."Jangan cepet-cepet masih setengah 9 kok" kata Qiya."Ciee mauan banget lo lama-lama sama gue," goda Irham."Bukan apa nih yaa.. gue udah lama gak pergi main gini. Mana di motor lagi, ya gue menikmati aja sih.""Menikmati sambil peluk gue ya?"Qiya mendengus kesal lalu jarinya mencubit perut Irham. Sengaja agak keras biar tau rasa. "Geer banget lo. Gak tau apa dingin nih!""Oohh ngode biar gue kasih jaket? Ogah banget gue di depan kalo gak pake jaket ya angin langsung ke badan gue. Kalo lo masih kehalang sama gue.""Siapa juga yang ngode.. gue kalo mau pinjem jaket lo ya langsung ngomong aja gak pake kode-kode!"
Read More
PANTAI
Rebahan di atas kasur dengan santai sambil memainkan ponsel adalah cara paling baik meniknati weekend dalam kamus hidup Qiya. Maka dari itu, sejak selesai membantu Laras beres-beres dan sarapan Qiya segera kembali ke kamarnya.Qiya membuka beberapa aplikasi social medianya di ponsel, bulak-balik dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya tanpa bosan. Saat membuka whatsapp dan melihat-lihat story kontaknya, Qiya melihat kontak Bara baru saja mengirim story.Tanpa babibu Qiya langsung mengkliknya dan menonton story itu yang menampilkan video pasir pantai yang bertuliskan inisial nama 'Q♡' lalu terhapus oleh deburan ombak.Qiya merasa itu untuk dirinya. Tapi karena tidak mau terlalu memikirkannya akhirnya Qiya menutup ponselnya dan meletakannya asal."Alay" gumamnya.Walaupun berusaha menampik pikirannya. Video itu terasa terus berputar di kepalanya, tanpa sadar Qiya tersenyum........Qiya membuka pintu depan rumahnya setelah mendapat telpo
Read More
VIDEO
Pulang sekolah siang ini Qiya ada janji ketemu sama Raiya di cafe dekat SMP mereka dulu. Mau nongkrong sekalian nostalgiaan jaman SMP. Sudah lama juga Raiya dan Qiya gak main keluar berdua.Qiya turun dari grab dan segera masuk ke dalam cafe. Memesan minuman sekalian untuk Raiya juga. Qiya hafal minuman apa yang Raiya akan pesan jika datang ke cafe ini.Setelah pesan Qiya duduk di dekat kaca yang mengarah ke jalanan.Qiya menoleh menatap seorang cowok yang duduk di arah sebelah kirinya. Qiya rasa sejak ia memesan lalu duduk di bangku ini cowok itu memperhatikannya. Qiya merasa risih tapi berusaha biasa saja takut cuma perasaan Qiya saja.Tak lama Raiya datang dan langsung duduk sebrangnya. Raiya masih pakai seragam SMA sama sepertinya."Lama? Sorry macet.""Ngapain minta maaf ke macet Ra?" Canda Qiya.Raiya mendengus pelan, lalu mereka ngobrol segala hal tentang masa SMP dulu. Sesekali Qiya tertawa ketika Raiya menceritakan tentang ke
Read More
BENERAN PUTUS?
Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.
Read More
GALAU
Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.
Read More
KANTIN
Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup
Read More
NGOBROL
Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu
Read More
ก่อนหน้า
1
...
456789
DMCA.com Protection Status