All Chapters of Me and Seniors: Chapter 61 - Chapter 70
85 Chapters
PELAYAN GANTENG
"Senin besok libur! Gue gak tau di rumah harus ngapain," keluh Qiya."Untungnya ujian kelas 12 gak lama, semoga gue bertahan di rumah jadi babu!" Ucapnya lagi.Irham terkekeh dengan ekor mata yang melirik Qiya yang sedang berjalan di sampingnya. "Kewajiban anak cewek kan memang begitu.""Iyaa.. tapi kalo di babuinnya sama kak Yasir gue gak sudi!!! Status gue sama dia di rumah kan sama! Sama-sama jadi anak! Tapi kenapa gue doang yang disuruh ini itu? Mana dia juga ikutan nyuruh!"Irham tertawa mendengarnya. Ia jadi membayangkan jika nanti adiknya sudah remaja, boleh juga di perlakukan seperti Yasir memperlakukan Qiya, kayaknya seru."Gue jadi mikir, lo nanti ke adek lo gitu gak?" Tany
Read more
IRHAM LUCU
Qiya mendongak menatap langit yang ditutupi awan hitam. Setetes demi tetes air hujan mulai turun dan lama-lama semakin deras.Qiya berlari ke sebuah halte untuk berteduh menghindari hujan. Ia memang suka dengan hujan, tapi jika kehujanan seperti sekarang Qiya juga tidak mau.Sore ini Qiya baru pulang bermain dengan teman SMPnya. Sekarang karena hujan ia jadi bingung harus pulang naik apa. Minta di jemput sama Yasir juga pasti di tolak karena kakaknya itu paling tidak suka kedinginan lagipula ponselnya mati.Sekitar 10menit Qiya berteduh di halte datang tiga orang pemuda. Setelah memarkir motornya dengan tergesa, ketiganya menghampiri Qiya yang sekarang sudah ketakutan karena tidak mengenali mereka.Ia menjauh dan bersiap untuk lari me
Read more
HARI TERAKHIR LIBUR
Berkali-kali pesan Qiya hanya Irham baca tanpa di balas. Setelah drama telponan yang akhirnya di putus sepihak oleh Irham, Qiya berusaha menghubungi pacarnya walaupun tidak di respond. Kesel sih tapi ya lucu gemes, ini Irham beneran ngambek atau sengaja biar Qiya pengen nyubit? Pikirnya.Qiya terus menelepon Irham walaupun tidak satu pun dari panggilannya yang di angkat. Akhirnya ia memutuskan untuk membuka aplikasi Grab dan memesan satu makanan favorite sang pacar. Ia kirim ke alamat rumahnya dengan sebuah pesan yang ia titipkan ke abang Grabnya untuk merayu Irham agar tidak ngambek lagi dan mau membalas pesan-pesannya.Qiya :Sudah otw ke rumahorangnya, mas?Grab :Baru otw teh.
Read more
ALAN DAN SARAH
Satu bulan kemudianAcara graduation kelas 12 di adakan hari ini di lapang outdoor sekolah. Dan nanti malam akan ada acara promnight di sebuah hotel yang tak jauh dari sekolah.Qiya datang menghadiri acara graduation ini karena paksaan Sarah. Kalau bukan karena dipaksa Qiya akan memilih tidur dirumah seperti Yasir.Sarah udah terlihat sedih banget sejak datang ke sekolah. Gadis itu akan LDR dengan Alan yang memilih kuliah di Jakarta. Bukan karena tidak sanggup berjauhan, tapi Sarah takut Alan akan kembali menjadi buaya yang mendekati banyak cewek di kampusnya nanti. Apalagi Sarah tidak bisa memantaunya secara langsung.Tangis Sarah pecah saat Alan menghampirinya seusai pemasangan mendali di panggung. Mereka berpelukan dengan Alan yang
Read more
TAHUN AJARAN BARU
ahun ajaran baru, itu berarti angkatan Qiya naik kelas 11 dan angkatan Bara naik kelas 12. Satu geng Bara makin menjadi-jadi tebar pesona karena semakin banyak pula adik kelas baru yang mengagumi mereka layaknya titisan dewa.Tapi tidak dengan Fatur, cowok satu itu tetap konsisten dengan tujuan hidupnya yang setengah datar dan cuek. Cara mereka tebar pesona memang berbeda. Tapi hanya Bara yang paling aneh. Makhluk tuhan yang satu itu hanya tebar pesona kepada Qiya.Setelah banyak rasa sakit yang Qiya torehkan di hatinya, perasaan Bara tetap untuk Qiya. Dia tidak berniat menikung Qiya dari Irham. Dia hanya menunjukan rasa cintanya.Pernah saat liburan semester, Bara dan Irham hampir adu tonjok karena Qiya. Saat itu sepertinya Irham tidak bisa menahan sabar lagi ketika melihat Qiya mengo
Read more
ULANG TAHUN YASIR
"Assalamualaikum.""Aciill..""Yuhuuu.""Permisi, spadaaaa." "Buset sepi amat apa kepagian?" Tanya Riza entah kepada siapa. Tak lama pintu utama rumah yang sejak tadi mereka ketuk terbuka, menampilkan seorang gadis dengan pakaian santainya dan wajah polos serta rambut yang di kuncir kuda. "Eehh Neng geulis, si acilnya belum bangun?" Tanya Riza dengan senyum tebar pesonanya. Bara mendelik tak suka melihat Riza yang menyapa Qiya dengan sikap yang menjijikan menurutnya. Bara lalu menarik baju Riza dari belakang. "Minggir lo, kalo yang keluar Qiya bagian gue yang hadapi.
Read more
WALLPAPER
Qiya melirik jam di pergelangan tangan kirinya, bel masuk masih lama tapi ia sudah merasa bosan menunggu seseorang di halte dekat rumahnya sendirian. Ada banyak orang sih tapi ia tidak kenal. Dan ada juga anak sekolah lain."Ish lama banget buset! Apa gue yang kepagian ini siap-siapnya?" Gumam Qiya sambil celingukan mencari seseorang.Ia janjian dengan Irham untuk berangkat bersama menggunakan angkutan umum. Padahal Qiya bisa saja berjalan sampai sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh itu. Tapi kadar kemalasan Qiya selalu berada di angka 90% jadi ya tidak mungkin Qiya mau berjalan."Hai pacaarr" sapa Irham yang sekarang sudah berdiri di samping Qiya dengan senyum manis andalannya."Lama banget keong! Kalo angkutannya udah ada beneran gue tinggal lo" ucap Qiya kesal.Irham terkekeh lalu tangan kirinya merangkul pundak Qiya layaknya teman. "Maaf ya beb, gue kan tadi sama papa buat sampe pe
Read more
CEMBURU TERUS
Irham memilih gak kembali ke kelas padahal bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Rendi juga ikut-ikut aja nemenin Irham ngerokok di warung. Kasian katanya, lagi cemburu.Beberapa pesan masuk ke ponselnya dari Qiya. Paling nanya kenapa gak kembali ke kelas. Irham tidak berniat pulang, cuma ingin bolos pelajaran aja sampai bel bubar sekolah. Gak mungkin juga dia ninggalin tasnya yang masih di kelas.Tak satupun pesan Qiya yang mendapat balasan dari Irham. Beneran lagi kesal dan males sama Qiya. Irham cuma pengin ngerokok sama makan gorengan aja terus dengerin kisah tertolaknya Rendi sama cewek IPS yang di gebetnya baru-baru ini."Lagian sia mah Ren, baru ngegebet langsung nembak. Pedekate dulu lah agak lamaan."Rendi menghembuskan nafasnya lewat mulut, terlihat sekali kalau dia lagi galau berat. "Aing mah Ham gak perlu pedekatean lama-lama buang waktu. Kalo bisa langsung kenapa
Read more
TELAT
Suara kendaraan sangat terdengan ricuh di telinga Qiya. Berdiri di pinggir jalan menunggu grab pesanannya membuat Qiya gerah. Ini masih pagi, tapi suasananya sudah sangat rusuh layaknya pasar. Andai saja Yasir tidak meninggalkannya ia tidak mungkin berakhir berdiri di pinggir jalan ini menunggu grab yang lama sekali datangnya.Lagipula, sejak kapan Yasir berangkat lebih dulu daripada Qiya? Sepengalaman Qiya, kakaknya itu paling pagi berangkat ya ketika bareng dengannya. Kalau tidak bareng sudah dipastikan Yasir berangkat jam 8 atau saat waktu istirahat pertama.Mengingat tentang murid-murid yang sering seenaknya datang sekolah membuat Qiya merasa ingin menjadi kepala sekolah atau menjadi guru BK atau guru kesiswaan. Akan ia hukum sejadi-jadinya murid-murid yang datang seenak jidat seperti Yasir dan kawannya.Tapi kalau dipikir-pikir, kayaknya akhir-akhir ini Qiya mulai insaf juga dari kebiasaannya kabur sekolah. Mungkin karena di kelas 11 ini Qiya duduk satu mej
Read more
DIHUKUM DAN RIBUT
Bara jalan ke arah kelas sambil meminum minumam yang baru di belinya dari kantin. Kelasnya sedang tidak ada guru karena pelajaran pertama gurunya sakit dan hanya di kasih tugas. Sudah jelas, Bara dan teman-temannya tidak akan mau mengerjakan. "Bar, doi di hukum tuh" kata Riza dengan mata yang menatap Qiya di tengah lapang. "Duh kasian amat kekasih hati gue." Baru saja Bara akan melangkah mendekati Qiya, kerah bajunya di tahan dari belakang oleh Riza karena Bara tidak melihat situasi. "Tunggu bestie! Liat tu pawangnya ngawasin! Maen samperin aja lu." Bara melihat ke arah yang di tunjuk Riza. Ada Irham yang berdiri di depan kelasnya seperti sedang menjalani hukuman juga. "Niat gue kan baik, udah diem aja lu!" Bara tetap keukeuh menghampiri Qiya. Lalu memberikan air dingin yang sebenarnya titipan Heri. Riza menggelengkan kepalanya, "bucin em
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status