Semua Bab LAILA: Bab 91 - Bab 100
112 Bab
PELAKU PEMBUNUHAN
Kata-kata Fernan yang menyatakan dapat membunuh Padli tanpa menyentuhnya tentu membuatku takut apalagi saat Fernan kembali bilang, “Ikutlah, aku akan tunjukan caranya!” Dia lalu menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam hutan. Itu membuatku semakin cemas dan berusaha melawan Fernan tapi aku malah tidak berani dengannya. Seakan aku tidak sanggup melepaskan tanganku. Aku takut dia marah lalu berbuat kasar denganku. Jadi aku mencoba membuat alasan, “Orang tuaku akan mencariku, Fernan!” Alangkah tercengangnya aku saat Fernan menjawab, “Aku sudah hubungi Orang Tuamu untuk mengajakmu jalan-jalan setelah pulang Sekolah.” Aku tidak menyangka Fernan sudah mempersiapkan rencananya matang-matang untuk membunuhku, aku pun menangis. Sampai di dalam hutan, Fernan baru sadar aku menangis, “Kenapa air matamu menetes?” Sambil mengusap air mata, aku menjawab, “Tidak apa Fernan, ini cuma kelilipan. Lanjutkan yang ingin kamu lakukan. Membunuhku tanpa menyentu
Baca selengkapnya
MALAIKAT HITAM
Fernan masih bicara tenang sambil mengeluarkan ponselnya, "Aku merekam pembicaran kita di sini sejak awal!" Nawa berteriak, "Percuma. Setelah aku menghabisimu. Aku akan hancurkan ponsel itu." Fernan tersenyum, "Ini rekaman panggilan suara, aku menelpon Ponselku satunya. Kamu tahu, jika telpon tidak diangkat, maka kita bisa meninggalkan pesan suara. Orang terdekatku akan mengambil ponsel itu, jika terjadi apa-apa denganku dan menjadikannnya barang bukti. Dan masa mudamu, akan dihabiskan di penjara." Nawa terlihat pasrah dan lalu melepaskan pisaunya. Kemudian dia tertunduk menangis. Akhirnya aku tahu, maksud Fernan memberitahu Ponsel rahasianya ke aku. Dia benar-benar cerdas telah siap sedia atas segala kemungkinan yang ada dengan merencanakan semua ini. Alangkah terkejutnya aku. Sedikit saja aku lengah. Fernan kembali menghilang. Segeraku menghampiri Nawa, "Mau tanya dik, cowok yang tadi aku lihat di dekatmu! Dia ada di mana?" Jawaban N
Baca selengkapnya
APAKAH AKU MATI?
Entah aku harus bingung atau gimana? Terjadi perampokan di rumah Fernan. Tapi Fernan tidak ditemukan hanya ada darah yang berceceran di beberapa sudut rumah dan barang-barang yang berantakan. Begitu penjelasan Kakek yang ku temui di dekat rumah Fernan. Saat aku pergi dengan putus asa. Kakek itu memanggilku, "Hei, Cucu..."Aku menengok ke belakang dan dia bilang, "Maafkan kami, tidak bisa menolong dia saat terjadi perampokan. Rumahnya yang jauh dari pemukiman warga membuat kami kesulitan mengetahui yang terjadi secara cepat."Aku membalasnya sambil tersenyum, "Gak apa-apa kek. Aku yakin dia masih hidup. Karena jasadnya pun tidak ditemukan." Sampai di rumah, perasaanku masih campur aduk. Apalagi saat Ibuku bertanya, "Kenapa Fernan sekarang jarang kelihatan?"Aku bingung harus jawab apa, jadi ku menjawabnya asal, "Tidak tahu Bu!" Jawabku sambil emosi. Dan Ayah yang mendengar langsung memarahiku, "Ayah tidak suka dengan cowok yang tidak serius. Jika dia
Baca selengkapnya
ALASAN TAK MAU DEKAT
Aku kaget saat tahu yang menyapa ku adalah Yuri, dia kemudian membantuku berdiri. Mungkin karena melihatku kebingungan. Yuri bicara kembali untuk menjelaskannya, “Ini adalah Sekolah populer di Kota ini, jadi mereka semua sombong dan akan mengabaikan pelajar lain apalagi jika dari Sekolah paling tidak populer, maaf, seperti Sekolahmu. Jadi mereka seakan-akan menganggap kamu tidak ada dan pura-pura tidak melihat kamu saat melihat baju seragammu yang merupakan baju seragam Sekolah tidak populer.” Tidak masalah aku direndahkan tapi setidaknya aku dapat berlepas lega karena tahu mereka tidak melihatku bukan karena aku hantu. Ada yang janggal dan aku mengutarakannya ke Yuri, ”Tapi aku masih tidak percaya jika Fernan sama seperti mereka.” Yuri menjawab dengan wajah murung, “Fernan beda, dia bukan sombong tapi menghindari semua orang karena suatu alasan.” Aku penasaran dengan alasan Fernan, "Kenapa dia tidak mau didekati?"  Tapi Yuri malah pergi tidak menjawab p
Baca selengkapnya
BERTUKAR JIWA
Dia terlihat meragukan ucapanku, itu membuatku cemas dan memillih untuk segera pergi meninggalkannya.Saat aku berbalik, tiba-tiba pandanganku kabur dan semua tampak gelap. Tanganku merasakan tanah, aku ketakutan, “Apakah aku ada di dalam kubur!”Saatku terbangun, kepalaku sangat sakit. Apakah aku dipukul? Perlahan aku membuka mata, pandangan yang buram sedikit demi sedikit tampak jelas. Dan terlihat ada dua pria di depanku, itu sungguh sangat mengejutkanku. Tapi ketika aku mau bergerak tidak bisa. Aku langsung Syok… Saat tahu sedang terikat dikursi.Aku tak bisa mengucapkan satu patah katapun dan hanya gemetar. Salah satu dari dua pria itu kemudian bicara, “Hai cantik! Kami sudah menunggu lama, seseorang yang disayangi oleh Malaikat Hitam itu. Dan akhirnya kami menemukanmu. Dia tidak bisa dilawan dengan kemampuan anehnya itu, jadi kami mustahil bisa membalas dendam langsung. Jika kami tidak bisa menyakiti fisiknya maka kami akan menyaki
Baca selengkapnya
KEDATANGAN PEMUDA MISTERIUS
Tok...tok...tok..."Iya! bentar." ucap Indi, gadis kuliahan yang tinggal sendirian di rumah peninggalan kakeknya.Dia membuka pintu tanpa melihat dulu lewat jendela."Siapa kamu?" tanya Indi kepada pemuda berjaket dan celana panjang putih.Tapi pemuda itu tidak menjawab dan masuk begitu saja.Membuat Indi panik. "Keluar!" teriaknya.Tapi si pemuda semakin masuk. Indi kemudian berlari ke lantai dua dan masuk ke kamarnya. Mengambil HPnya. Berkali-kali dia mencoba membuka kode HPnya selalu salah."Sial, kenapa aku bikin kode rumit sekali sih." keluh Indi.Kemudian dia teringat masa lalu saat temannya melihat dia sedang membuka kode HPnya. Si teman bertanya, "Yang benar aja. Kok kamu bikin kode gitu." Di jawab oleh Indi, "Kehidupanku sudah rumit. Jadi gak masalah bikin kode rumit. Aku bakalan ingat kok, asal gak panik aja." Dari masa lalu itu, Indi sadar."Aduh!" sambil menepuk jidat.Suara langkah pemuda itu semakin mendekat.Indi mengam
Baca selengkapnya
TEROR TIADA HENTI
Brakkk. Sebuah mobil berbelok menuju terotoar untuk menabrak Indi. Dia pun terkapar. Mobil itu berusaha melarikan diri. Si pemuda dengan cepat naik ke mobilnya dan mengejar mobil yang menabrak Indi. Si pemuda menghentikan mobilnya, ketika melihat di kaca spion kirinya, Indi yang bergerak sambil menatap ke arahnya. Indi terbangun, sambil memegang kepalanya yang pusing."Kamu, gak bosan-bosannya masuk rumah sakit!" ucap perawat di sampingnya sambil sibuk mengganti kantong darah dengan yang baru."Aku transfusi darah?" tanya Indi langsung."Iya, kebetulan cowo yang membawa kamu punya darah sama denganmu!" Balas perawat itu lagi.Indi benar-benar kaget. Langsung dia melepaskan selang inpusnya."Kamu gak punya perasaan? Dia sampai pucat hanya untuk memberikan kamu darah agar tetap hidup." Marah si perawat."Siapa dia? cowo itu!""Ya, kami gak terpikiran minta namanya saat itu kamu kritis." Indi tetap memilih meninggalkan rumah sakit dengan kep
Baca selengkapnya
HUBUNGAN MACAM APA?
"Berhentiii." Teriak Indi karena tidak sanggup mengejar. Indi masih belum pulih sepenuhnya.Si pemuda berhenti sebentar. Kemudian kembali berjalan. Indi menyadari si pemuda mengenali suaranya.Indi kembali berteriak, "Pacar macam apa kau?"Si pemuda berhenti seketika.Indi menghampirinya. Membalikan tubuh si pemuda. Terlihat wajahnya masih terlihat pucat."Sebenarnya seperti apa hubungan kita?" tanya Indi penasaran."Kamu bisa jawab gak sih?" Indi marah.Si pemuda hanya diam. Karena dia juga tidak tahu jawabannya. Indi yang menyadarinya kembali bicara, "Gini aja. Kitakan udah jadi pacar. Kasih tahu namamu?" tanya Indi lagi."Namaku..." Belum sempat si pemuda menjawab."Hei Indi..." Teman Indi datang. Mengalihkan perhatian Indi ke depan. Ketika dia berbalik ke arah si pemuda di sampingnya. Si pemuda itu menghilang di tengah orang-orang yang berlalu lalang."Lin, gara-gara kamu. Dia kan hilang lagi." kesal Indi."Siapa? kamu sendiri di sini aku
Baca selengkapnya
CAHAYA DARAH
Indi mengenali pundak si cowo. Saat si cowo mau ngejar. Indi langsung menahan dadanya. Si cowo melihat ke arahnya. Indi langsung berucap, "Mantan?" Ternyata si cowo adalah pemuda misterius yang sering menerornya hingga dia terpaksa jadian.Pemuda itu mengenali Indi, lalu bilang, "Aku butuh lap!"Indi segera mengambil sapu tangannya, menyodorkan ke arah si pemuda sambil bilang, "Tapi sudah bekas aku, baru saja." Pemuda itu langsung mengambil sapu tangan Indi dan melap wajahnya yang basah, tidak peduli sapu tangannya juga sudah basah dan kotor.Kemudian mengembalikannya ke Indi, "Makasih." Indi sambil menunduk malu, "Sama-sama!"Lalu dia ingat sedang mau marahin si pemuda misterius itu. Tapi saat dia menoleh ke depan. Si pemuda menghilang. Wajah pengunjung lain yang memperhatikan mereka terlihat terperangah. Entah kaget atau takut. Indi menggenggam tangannya, ''Grrr! Kemarin dia ngejar-ngejar aku, sekarang, baru saja putus, dia malah ngejar gadis lain di ha
Baca selengkapnya
PENJAGA KAMAR MAYAT
Indi semakin terkejut."Hah...hah...hah..." Napas Indi yang ketakutan terdengar jelas, dia memberanikan membuka pintu.Tampak seorang pemuda yang dia kenal berdiri, Indi tersenyum, "Kamu kembali untukku..." Pemuda itu membalas dengan senyuman, "Keringat yang membasahi tubuhmu sangat menggoda. Lehermu yang basah membuatku ingin menjilatnya agar kering."Indi langsung tercengang. Dia segera menutup pintu tapi pemuda itu menahannya. Indi berteriak, "Kamu sengaja membuatku takut hanya untuk fantasi seks liarmu itu. Dasar jahat..." Sambil meneteskan air mata.Pemuda itu mendorong pintu dengan keras hingga Indi terdorong dan duduk tersungkur.Indi amat ketakutan, "Jangan..."Si pemuda bicara, "Saat pertama kali aku ke sini. Aku tidak sengaja merusak alarm pintumu. Aku kembali untuk memperbaikinya." Rasa takut Indi memudar, "Jadi di restoran itu, yang mengajakku berteduh dari hujan dan menolongku dari injakan orang. Itu juga kamu?"Pemuda itu me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status