Semua Bab LAILA: Bab 51 - Bab 60
112 Bab
TENTANG YASMINE
"Dia punya penyakit alergi Kopi?" Tanyaku cemas."Dia bisa lupa untuk tidur kalau dikasih kopi, haha." Balas Yasmine mencoba bercanda denganku. Melihatku tidak tertawa Yasmine melanjutkan bicara."Aku tahu Wira jarang tidur, ketika tengah malam aku sering ke rumahnya, dia langsung membukakan pintu saat aku tiba. Padahal aku datang dijam yang berbeda dan kami tidak janji sebelumnya. Anehnya lagi, wajahnya tidak menunjukan rasa ngantuk sama sekali." Penjelasan Yasmine bikin aku kesal."Ngapain kamu tengah malam ke rumah Wira?""Memberikan dia jatah!" Jawaban Yasmine bikin aku tercengang."Apa kamu bilang?""Maksud aku kebiasaan makannya berbeda dari orang pada umumnya!" Yasmine tidak menjawab pertanyaanku malah menambah misteri tentang Wira. "Berbeda seperti apa? Apa dia membutuhkan darah suci? "' Tanyaku mulai takut, dugaan liarku muncul, efek jadi penggemar sinetron Ganteng Ganteng Serigala dulu."Tetap makanan manusialah..." Jawab Yasmine kesal.
Baca selengkapnya
BELUM TIDUR
Sampai di lantai atas. Kami disungguhkan pemadangan ruang keluarga yang indah."Kamar kita ada di kanan. Yang di kiri kamar kosong." Ucap Wira, tapi aku masih ingin menikmati ruang keluarga ini. Apalagi karpet yang ku injak terasa lembut.Ku pikir Wira akan bikin dinding rumah ini polos, ternyata saat aku menoleh ke belakang ada foto kami di dinding saat di pantai tersembunyi dan saat menikah di kantor polisi. Membuatku sedikit terharu. Di bawahnya ada TV, akan membuatku dilema memilih melihat acara TV atau foto kami berdua."Di depan ada teras. Maaf ya. Terasnya gak di lantai satu." Ucap Wira."Gak apa Wira. Aku bisa menikmati pemandangan desa tanpa takut diganggu orang kalau di lantai dua." Balasku.Dia tersenyum. Rumah rancangannya sesuai harapanku."Ayo kita ke kamar!" Ajakku.Sesampainya di kamar yang cukup luas. Di sebelah kanan aku melihat ada dua meja dengan pasangannya bangku, satunya dilengkapi cermin dan satunya dilengkapi komputer y
Baca selengkapnya
KECELAKAAN
"Aku tidak mau di madu, Wira!" Ucapku langsung terus terang di hadapan suamiku dan gadis yang dia suka.Wira berlutut seolah dia memohon padaku, "Jangan menangis lagi, Laila! Jika orang tuamu tanya dan aku jawab sering membuatmu menangis, mereka akan marah padaku."Aku berusaha menahan air mataku, "Maafkan aku Wira, hatiku terlalu rapuh."Wira terlihat kaget saat tahu gadis pujaan hatinya tidak ada."Dia sudah pergi." Ucapku.Wira melihatku, membuatku takut, "Aku menerima tawaran berkerja di tempatnya!" Ucap Wira memuaskanku.Siang yang terik itu. Wira memenuhi kewajibannya kepada Sang Pencipta. Aku menunggu untuk bertanya kepada Wira. Setelah dia selesai shalat. Kami duduk di ruang keluarga di atas karpet yang lembut."Kamu mau rangkap jabatan?""Istilahmu terlalu keren. Aku bekerja sebagai buruh pabrik." Balasnya bikin aku kaget."Jika karyawanmu tahu bosnya kerja gitu, mereka bisa malu.""Aku harus melakukannya, agar ketika warg
Baca selengkapnya
DUA ANAK KEMBAR
Rumah tangga Wira dan Laila berakhir tragis. Wira harus mengorbankan nyawanya untuk melindungi orang-orang dari suatu kecelakaan. Hal itu membuatnya Laila menjadi stress. Seakan cinta Wira sampai mati terhadap Laila. Laila kembali bersemangat untuk hidup ketika sadar mengandung anak Wira.Karena Ibu Wira dulu pernah melahirkan anak kembar namun keguguran hingga menyebabkan Ibunya meninggal. Nasib sama namun beruntung dialami Laila yang juga melahirkan anak kembar dengan selamat."Aku ingin melihat kedua anakku." Ucap Laila."Yang perempuan punya warna mata berbeda seperti ayahnya!" Ucap Laila lagi sambil meneteskan air mata."Benar matanya sama seperti Wir, memiliki kelainan Heterochromia Iridium." Jelas dokter Yasmine."Yang laki-laki adalah kakak dan yang perempuan adalah adik. Kamu akan memberikan mereka nama apa?" Tanya dokter Yasmine.Laila terdiam, merenung, dan lalu berucap, "Laki-laki akan aku beri nama Fernan, dan yang perempuan bernama F
Baca selengkapnya
PROBLEM SEKOLAH
Aku menghampiri siswa nakal itu."Apa yang kamu lakukan, dia sudah berusaha. Walaupun kalah seharusnya tetap kamu hormati kerja kerasnya." Ucapku marah."Kamu, siswi sekolah lain. Ngapain ikut campur." Jawabnya sambil mendorongku.Tiba-tiba dia di dorong balik, "Hei, seenaknya aja dorong-dorong ketua kami. Mau cari masalah." Marah siswa yang satu sekolah denganku.Aku segera melerai, dan menghentikan temanku itu, "Hentikan, aku yang salah." Ucapku sambil menarik tangannya."Kamu mau ajak ribut, hah!" Balas siswa nakal itu.Tiba-tiba ada siswi yang tadi mendekati kak Fernan."Kalian mau berantem. Udah pesan belum kamar sel di penjara!" Ucapnya membuat mereka tenang.Saat siswa nakal itu ingin pergi, tiba-tiba bola basket terlempar dari belakangku dan mengenai kepalanya.Aku segera menoleh ke belakang, tapi tidak ada satu orangpun. Cuma pohon besar tempat Banda tadi duduk.Saat aku kembali menoleh ke depan, para siswa dan siswi pada
Baca selengkapnya
BANDA YANG MENCURIGAKAN
"Ketua!" Seseorang memanggil dan menyentuh bahuku.Aku berbalik dan sudah bisa ditebak, teman sekelasku yang menyapa. Siapa lagi jika bukan mereka yang menyebutku dengan kata 'ketua'. Kecuali Banda, yang memanggil dengan namaku."Kamu mengagetkanku!" Jawabku."Aku tidak peduli. Wali kelas memanggilmu." Ucapnya tidak ada sopan-sopannya kepada ketua kelas. Apa karena aku terlalu polos ya."Bentar..." Balasku. Sambil melihat ke arah Banda. Tapi dia menghilang."Kemana Banda?" Ucapku."Cari Banda mulu, sekali-kali cari aku, ketua!" Jawab siswa itu mengodaku."Aku bahkan tidak tahu siapa namamu, gara-gara kalian tidak memanggilku dengan namaku. Aku jadi malas mengingat nama dan wajah kalian." Balasku curhat tapi bohong. Karena sebenarnya aku mengingat namanya tapi aku ingin dia sadar. Aku lebih suka namaku di sebut. Aku menghadap wali kelas.Belum sempat aku memberikan laporan, wali kelas memberikan dua surat ke aku."Mereka yang kecelakaan, izin pulang
Baca selengkapnya
PENJAHAT DI SEKOLAH
'Ahhh..." Teriakku melihat bayangan lewat dari kejauhan di lorong kelas.Aku memeluk kak Fernan dengan erat."Jangan menjerit begitu Filio, bikin aku gugup aja." Ucap kak Fernan."Ada orang melintas di ujung lorong. Warnanya hitam kak!" Balasku."Mungkin itu nyamuk terbang melintang di matamu." Balas kak Fernan sambil masuk ke dalam kelas.Aku berlindung di belakang kak Fernan yang sedang memasang kamera di tempat tersembunyi."Kamu sudah besar, masih penakut. Ayo kita pulang." Ucap kak Fernan.Saat kami keluar pagar sekolah. Tiba-tiba polisi patroli menciduk kami."Apa yang kalian lakukan berduaan di sekolah kosong ini?""Ngerjakan tugas sekolah." Jawabku."Kalian masih muda, sudah melakukan hal tidak terpuji. Ayo ikut kami ke kantor." Ucapan polisi bikin aku tercengang."Kami kakak beradik, pak!" Jelas kak Fernaj."Tunjukan kartu identitas kalian." Tanya pak polisi tegas.Kami menunjukan kartu pelajar kami.
Baca selengkapnya
DI TOLONG SOSOK MISTERIUS
Setelah waktu istirahat tiba. Aku bergegas menghentikan Banda keluar kelas."Banda, tunggu..." Teriakku."Cie..." Goda teman-teman sekelas, buat Banda yang tadi berhenti justru bergegas meninggalkan kelas dengan cepat."Apa'an sih. Jangan godain Banda. Dia jadi grogi gitukan." Ucapku juga gugup.Saat Banda makan di kantin. Aku duduk di depannya karena kebetulan dia cuma sendiri. Banda bersiap mengangkat makanannya dan ingin pindah tempat duduk. Dengan cepat aku memegang tangannya. Tidak ku sangka, genggemannya terlepas dari piring yang dia bawa dan jatuh ke lantai hingga pecah.Aku segera membantu Banda yang lagi mengambil pecahan kaca. Saat aku mencoba memungut pecahan itu. Tangan kami bersentuhan. Tiba-tiba tangan Banda terluka terkena pecahan piring."Tanganmu berdarah Banda, sini aku obati." Ucapku cemas.Ketika aku ingin memegang tangannya yang terluka. Justru Banda menjauhkan tangannya. Dia mengikat sendiri tangannya yang terluka dengan
Baca selengkapnya
SEBUAH TANGGUNG JAWAB
Sampai di pertigaan, aku berhenti dan membiarkan Banda melewatiku. Banda mengambil jalan lurus. Berbeda dengan jalanku pulang. Aku mengambil jalan ke kanan. Terus berjalan seakan takut Banda kembali mengikutiku. Langkahku terhenti saat mau memasuki jalan yang paling tidak ku suka. Di kanan dan kirinya dipenuhi dengan jejeran pohon besar yang berbaris rapi dan dedaunannya yang lebat seakan memberi atap di langit-langit. Seperti terowongan gelap. Terlalu menakutkan untuk aku masuki. Aku menelpon kak Fernan kembali, tapi keduluan kakak yang menelponku. Aku mengangkatnya dengan senang."Maaf. Kakak udah pulang duluan. Kamu pulang sendiri aja." Ucap kak Fernaj lalu menutup telpon, tidak memberi aku kesempatan untuk bicara."Grrrr..." aku benar-benar kesal. Rasa kesalku memudar setelah ada cahaya senja yang tiba-tiba muncul menerangi jalan dari arah belakang. Aku segera menoleh ke belakang dan baru sadar, tadi ada awan yang menghalangi cahayanya dan sekarang awan itu menjauh
Baca selengkapnya
EKSKUL DAN KAKAK KELAS
"Terima kasih." Ucapku ke Banda."Kamu harus membalas kebaikanku nanti." Jawab Banda. Sudah ku duga. Dia membantuku karena ada maunya."Kamu juga menginginkan apa yang diinginkan Wali Kelas padaku." Tanyaku cemas."Aku jauh menghargai perempuan dibandingkan dia." Jawab Banda kemudian pergi begitu saja. Aku membersihkan ruangan kosong itu. Karena terlalu lama kosong dan bahkan gelap. Ruangan itu benar-benar sulit dibersihkan. Tiba-tiba cahaya mentari merangsek masuk. Berkatnya meskipun suasana ruangan agak gelap, masih bisa membuatku melihat isinya. Kejadian ini seperti saat fajar menghilangkan malam. Mungkin tadi mentari tertutup awan. Jadi, ruangan ini benar-benar tidak bisa dilihat isinya. Setelah bersusah payah akhirnya ruangan ini selesai aku bersihkan. Tubuh dan seragamku basah dengan keringat. Aku harus bejemur dulu sebelum masuk kelas. Aku duduk di tengah lapangan. Karena terlalu lama bekerja, membuatku haus."Ini minumlah!" Tiba-tiba ada yang memb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status