All Chapters of L'Automne Du Coeur (Autumn's Heart): Chapter 71 - Chapter 80
136 Chapters
L'Automne Du Coeur/LXX
Richard’s Selama Mira dirawat di dalam sana, aku belum pernah menemuinya. Selain melihat keadaannya dari bingkai kaca kotak yang ada di dekat pintu kamar rawatnya, aku tak pernah masuk sendiri ke dalam sana. Baru Madame Louisa, Pak Tua dan Madame Milguetta yang menjenguk Mira ke dalam. Melihat keadaannya di dalam sana membuat hatiku terasa amat sakit. Tubuh kurusnya terbaring tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Tubuhnya tersambung banyak kabel untuk menunjang kehidupannya. Selang oksigen di hidungnya, respirator dari mulutnya, oximeter di ujung jarinya dan bahkan kateter untuk menampung metabolismenya.  Di samping ranjangnya beberapa suster dan dokter Giuseppe berdiri. Berdiskusi mengenai sesuatu yang tak bisa kami dengar ataupun kami mengerti. Hari ini Mereka bilang Mira akan dioperasi. Tindakan ini ta
Read more
L'Automne Du Cœur/LXXI
Richard's Operasi Mira sudah selesai. Mereka bilang, itu berhasil. Tapi Mira belum sadarkan diri hingga sekarang. Mereka bilang, Mira kembali memasuki fase koma.  Keadaannya tersebut membuat suasana sunyi dan tegang yang kami rasakan sejak Mira datang ke sini semakin terasa. Terlebih bagiku. Sudah tiga atau empat hari yang lalu terhitung sejak aku terakhir kali melihat wajahnya. Aku bahkan tak bisa menghitung hari. Rasanya sudah seperti satu abad saja sejak mimpi buruk ini dimulai, dan aku masih belum bisa melihat titik terang yang menjadi akhir dari semua ini. Rasanya mengerikan menjalani hari - hari tanpa Mira. Aku merasa, dia yang memusuhi dan marah - marah padaku terasa lebih baik daripada dia yang tak bergerak di atas brankar rumah sakit begini.
Read more
L'Automne DU Coeur/LXXII
Richard’s Cedric harus cuti dan pulang ke rumah karena istrinya akan melahirkan. Aku pernah ingat dia bilang kalau istrinya hamil lagi, tapi karena banyak hal yang terjadi akhir - akhir ini, semuanya jadi terasa kabur bagiku selain Mira.  Terasa lucu, tapi itu yang sebenarnya terjadi. Kepalaku penuh dengan Mira, Mira dan Mira saja. Perasaan yang timbul pun beragam saat aku mengingatnya. Tapi kebanyakan adalah putus asa. Terlebih karena sekarang Cedric cuti, maka aku harus menggantikan tugasnya untuk mengawal Pak Tua melakukan tugas kerajaannya. Bukan hal yang susah. Aku beberapa kali melakukannya dulu bergantian dengan Cedric. Tapi karena Mira sedang dalam keadaan yang tak pasti antara hidup dan mati, hal ini jadi dua kali lebih sulit bagiku. Aku harus memaksa diriku untuk amat fokus agar pekerjaanku tak ada
Read more
L'Automne Du Cœur/LXXIII
Richard's "Apa kau mengira bahwa aku akan melarangmu mendekati Mira jika tahu perasaanmu padanya?" Aku sedikit tergagap, tak menyangka akan langsung ditanya seperti ini oleh Pak Tua. Meskipun jika memang demikian yang dia inginkan, sudah pasti aku tak dapat berbuat apa - apa. Aku tak suka, membayangkan saja rasanya mengerikan, tapi aku tak bisa berbuat apapun untuk itu. "Apakah aku pernah menjauhkanmu dari Arlaine meskipun aku tahu sejak awal bahwa perasaanmu padanya bukanlah perasaan sayang seorang sahabat seperti yang kau kira?" Wajahku memerah. Tak tahu lagi harus berkata apa. Rasanya seperti tertangkap basah sedang melakukan sesuatu yang memalukan. Karena tak bisa berkata apapun lagi, akhirnya aku hanya menunduk sambil menggumamkan kata maaf dengan pelan. Bersama Pak Tua Gouireille, rasanya aku seperti kembali menjadi Richard yang berumur 8 tahun, saat pe
Read more
L'Automne Du Cœur/LXXIV
Dua hari berlalu sejak aku bangun. Pola tidurku sudah kembali normal, paling tidak, saat aku bangun, tak ada lagi bagian tubuhku yang terasa kesemutan. Dan nyeri di dada bagian luar, aku sangat hafal nyeri dada bagian dalam yang biasanya kurasakan saat aku kambuh, nyeri itu juga sedikit mereda. Tak begitu menyengat seperti saat pertama kali aku merasakan keberadaannya dulu. Granny Louisa bergantian dengan Corrine dan Tante Milguetta menjagaku di rumah sakit. Sungguh, aku amat membenci tempat ini. Daddy tak terlihat di manapun. Dia juga tidak. Benar, yang kumaksud adalah Richard. Meskipun ketiga perempuan itu selalu menyenangkan saat menemaniku; mengajakku mengobrol, membicarakan hal - hal ringan yang terjadi selama aku tak sadarkan diri dan lain sebagainya, tapi anehnya, orang yang paling ingin kutemui saat ini adalah Richard.
Read more
L'Automne Du Coeur/LXXV
Pemandangan lainnya di dalam kamar ini mengabur seketika. Hanya pria itu yang aku lihat. Dia datang dengan memakai setelan jas hitamnya. Sudah lama sejak aku melihatnya dalam balutan seragam resminya. Sejak July lalu, dia lebih sering menggunakan pakaian kasual saat bersama denganku. Aku terbiasa dengan dia yang hanya memakai kaus, kemeja denim sebagai outer dan celana jeans belel. Bukan berarti aku tak suka melihatnya dengan pakaian seperti ini. Tentu saja he looks good in a suit. Jas dan celana bahan yang dipakainya menegaskan betapa lebar bahunya dan betapa jenjang kakinya. Posisiku yang berbaring sedikit tinggi tapi belum bisa dikatakan duduk ini membuat ku bisa melihatnya dengan lebih leluasa. Mataku melahap sosoknya seperti gelandangan melahap makanan pertamanya setelah kelaparan selama berhari - hari. Aku baru saja akan membuka mulutku untuk memanggil
Read more
L'Automne Du Coeur/LXXVI
Richard’sSeperti yang kukatakan pada Mira. Sebenarnya aku masih sangat ingin berada di dalam. Tapi aku datang ke sini bersama Pak Tua. Dan dia dengan murah hati membiarkanku masuk terlebih dulu untuk menyapa Mira. Dia bilang, Mira pasti akan senang sekali jika melihatku terlebih dulu. Aku tentu saja menolaknya pada awalnya. Aku masih tahu diri. Memangnya siapa aku. Dia adalah Ayahnya. Tentu saja dia yang paling berhak untuk bertemu dengan Mira. Tapi dia dengan besar hati mengatakan padaku untuk masuk terlebih dahulu dan memintaku untuk mengambil waktuku tanpa terburu - buru.Aku keluar saat mereka berpelukan dan isakan lirih Mira menyapa pendengaranku. Mereka pasti amat ketakutan karena nyaris tak dapat lagi melihat satu sama lain. Mereka berdua jelas saling menyayangi, hanya saja mereka tak punya waktu
Read more
L'Automne Du Coeur/LXXVII
Aku bukan mengeluh karena yang menemaniku di sini hanya Corrine, Tante Milguetta, dan Granny Louisa saja. Mereka cukup menyenangkan. Sungguh. Aku meminta maaf karena pernah berprasangka buruk pada mereka. Wajar saja kan, dulu aku tak mengenal mereka dan posisiku saat itu tak mudah. Siapa yang tahu kalau ternyata ke depannya mereka akan sebaik ini padaku?!Tapi tetap saja, bagiku, rasanya bosan sekali. Meskipun lumayan sering berada di rumah sakit sejak datang ke Belgia, tapi aku tetap tidak suka berada di sini. Menyabarkan diri satu hari lagi setiap harinya hingga aku kembali diperbolehkan pulang. Terlebih, Daddy jarang sekali datang. Sudah seminggu berlalu sejak kunjungannya yang terakhir. Dia rutin menelpon pada siapapun yang sedang berjaga dan meminta untuk mengobrol denganku. Tapi suara saja tentu kurang. Katakan aku menjadi lebih serakah akhir - akhi
Read more
L'Automne Du Coeur/LXXVIII
Richard'sAku memimpin rombongan pak Tua dengan kawalan ketat menuju ke mobil kerajaan. Kami baru saja selesai menghadiri peresmian galeri seni yang didedikasikan kepada mendiang raja yang mengatur tahta sebelumnya. Museum ini didirikan oleh seorang sahabat mendang raja. Tujuannya, dia ingin menunjukkan pada dunia betapa dermawan dan rendah hati raja terdahulu semasa menjabat. Seharusnya peresmiannya sudah beberapa bulan yang lalu. Tapi lengsernya ratu dan terkuaknya fakta bahwa raja terdahulu bukanlah yang seharusnya naik tahta membuat pemiliknya sedikit ketar ketir dan menundanya.Aku masuk ke dalam mobil yang dimasuki oleh Pak Tua. Memakai sabuk pengamanku dan menoleh pada supir saat sebuah suara menghentikanku."Kita ke rumah sakit."Aku berbalik menatap Pak Tua dengan wajah bingung dan sedikit khawatir. Kami masih ada satu pertemuan lagi dengan perdana menteri. Dan mengingat temperamen perdana Menteri, beliau tak akan senang jika pertemu
Read more
L'Automne Du Coeur/LXXIX
Richard's Ternyata Madame Louisa menghampiriku ke taman. Aku menunduk memberikan hormatku pada wanita ini.  Keadaan Madame Louisa juga tal terlalu baik.  Aku mengetahuinya setelah beberapa saat kembali kr istana untuk mengawal Pak tua. Perempuan ini bisa saja dijatuhi hukuman berat dengan tuduhan menyembunyikan keturunan raja. Hal yang dilakukannya untuk menolong seorang sahabat. Hukum kadang memang dibuat dengan pertimbangan yang matang, tapi dalam prakteknya, terkadang malah jadi lucu dan tak tepat guna. Tak berperasaan juga. Dia memintaku untuk mengikutinya ke sebuah bangku di teras rumah sakit. Di sini lebih manusiawi dinginnya karena lebih terlindung dari terpaan angin akhir musim gugur. Musim dingin sebentar lagi akan tiba. Entah bagaimana caranya, in
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status