Semua Bab The Calendula: Bab 111 - Bab 120
181 Bab
Thinking
Pria paruh baya itu nampak menghela napasnya panjang, "Jadi, apa alasan kalian mengakhiri hubungan?"Tiffany melirik ke arah Matthew. Pria itu mengigit bibir bawahnya."Aku rasa, aku sudah tidak cocok dengan Tiffany, Yah.""Tidak cocok? Kalian sudah lama menjalin hubungan, Matthew. Mustahil jika kalian hanya berpisah karena tidak cocok. Dan kau Matthew, tidak mungkin kau sampai berniat memesan cincin khusus untuk melamar Tiffany hanya kau ingin mengakhiri hubungan dengan alasan tidak cocok. Kau pikir aku percaya?" nada pria itu sedikit meninggi. Tatapannya sontak saja berubah marah. Jujur saja, selama hidupnya ia tidak pernah berharap pada suatu hal sampai seperti ini."Maafkan aku, Ayah.""Astaga, Matthew. Aku yakin pasti ada yang terjadi di antara kalian. Jika ada masalah, kalian bisa bicarakan baik-baik. Kalau belum selesai juga, salah satu dari kalian bisa menghubungiku untuk menanyakan pendapat. Tidak harus mengakhirinya, bukan? Kalian sudah lama menjalin hubungan. Seharusnya, ka
Baca selengkapnya
Misunderstanding
"Halo?""Halo, Tiffany? Kau sudah selesai? Atau ingin masih di sana? Aku sudah dalam perjalanan pulang. Kau ingin titip sesuatu?"Tiffany melirik ke arah jarum jam yang ada ditangannya, "Sudah jam setengah delapan malam, sepertinya aku ingin pulang saja.""Baiklah. Kalau begitu, apa kau ingin sesuatu?""Tidak.""Baiklah, sebentar lagi aku akan menjemputmu."Tiffany mengangguk, "Baiklah."PIP.Telepon itu terputus, Tiffany memasuki ruangan serba putih itu dengan gugup. Keadaan masih sama, Ayahnya Matthew masih nampak sulit mencerna semua yang telah terjadi. "Baiklah, berarti sekarang yang aku mengerti bahwa Matthew sudah tidak lagi bersama Tiffany, tapi sudah bersama dengan Salsha, begitu?"Salsha mengiyakan, "Aku dan Matthew sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Aku harap, Paman menyetujui hubungan kita."Matthew lagi-lagi tak bisa menutupi wajah terkejutnya mendengar perkataan Salsha yang benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Ini kali pertamanya, ia mendengar sekaligus melihat S
Baca selengkapnya
Sold Out
"Kau ingin sesuatu lagi?" tanyanya seraya melihat ke arah jam yang ada dipergelangan tangannya.Tiffany menggeleng, "Tidak, kopi ini sudah cukup menghangatkan tubuhku."David mengangguk, "Aku rasa, aku ingin membuka kafe baru di sini.""Kafe baru?"David mengangguk, "Ya, di sini yang aku lihat banyak sekali yang ingin mencicipi makanan khas Bali. Bahkan, aku jarang sekali melihat restoran yang menyajikan menu Bali. Aku pikir, itu akan menjadi salah satu pemasaran yang cukup baik. Bagaimana menurutmu?"Tiffany mengangguk antusias, "Aku setuju! Lalu, siapa yang akan mengelolanya juga?""Aku memiliki asisten di Bali. Aku rasa, aku akan meminta bantuannya.""Asisten? Siapa?""Namanya Rosa. Nanti akan aku kenalkan padamu."Tiffany hanya tersenyum lebar mendengarnya. Jika, David membuka restoran di sini, itu tandanya ia akan semakin dekat pula dengan pria itu. Ah, Tiffany benar-benar tidak bisa menutupi rasa bahagianya.***Flip!Ruangan itu menyala, menampilkan seisi apartemen Tiffany. Gad
Baca selengkapnya
Love by Mistake
Sebuah tangan besar mencengkram punggung tangan Tiffany. Terkejut? Tentu saja. Sontak. Tiffany menoleh, sebuah rahang tegas milik dari pria Bali bernama belakang Mahesa ini ia dapatkan. Entah terjadi apa dengan jantungnya, setiap berhadapan dengan pria ini ia merasa ada yang aneh dengan detakan jantungnya. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.Tiffany mengambil kesempatan ini, ia menatap lekat lekat kedua mata elang itu. Hembusan nafas segar keluar begitu saja dari hidung mancung David. Jarak mereka cukup dekat hanya terpaut dua cm. Prang!Piring yang sejak tadi Tiffany genggam seketika terhempas ke lantai. Menimbulkan suara yang cukup keras. Ya, Kayara kehilangan keseimbangannya hingga piring yang tidak berdosa itu menjadi korban."Eh. Maaf, aku tak sengaja."Tiffany membungkuk, berniat membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai. David, pria ini menatap Tiffany sejenak. Lalu, ia membungkuk melakukan hal yang sama dengan Tiffany. Tapi...."Ahh!"Tiffany meringis ke
Baca selengkapnya
Look
"David! Tunggu aku!" teriak Tiffany yang sudah tertinggal jauh dengan David.Dengan berat hati sekaligus dengan kakinya yang masih sakit Tiffany terpaksa berlari. Mensejajarkan tubuhnya dengan David yang lebih tinggi darinya lima cm."Bisa kita beristirahat sebentar? Aku sudah tidak kuat, kakiku rasanya ingin patah." terdengar sangat menyedihkan suara gadis berkebangsaan indonesia ini."Kau sudah banyak makan dan minum tadi, jadi kau masih punya banyak tenaga untuk berjalan satu jam lagi." sahut David dengan santainya."Aish! Kenapa kau jadi kejam seperti ini? Oh ayolah, aku tahu kau juga sangat lelah."David yang melihat itu terkekeh, Tiffany yang sekarang jauh lebih banyak omong daripada dulu. Meski sedikit membuatnya terkejut, namun ia tetap menyukainya."Baiklah, tunggu sebentar di sini." "Huh?""Huh?" Tiffany memutar bola matanya, malas. Ditatapnya punggung David yang mulai menjauh darinya, melangkah ke salah satu pedagang kaki lima yang ada disekitar mereka.Dengan jalan yang t
Baca selengkapnya
Baseball
"Ada apa? Kau menunggu kabar dari Tiffany?"Matthew tersenyum miris, "Aku memang bodoh yang masih berharap dia balik padaku."Salsha yang melihat itu hanya bisa tersenyum simpul, lalu menjulurkan segelas air minum dan obat yang ia bawa. "Minumlah ini dulu. Tubuhmu juga butuh tenaga."Matthew hanya menurut lalu membereskan rambutnya yang sedikit berantakan, matanya masih melirik ke arah ponselnya, "Tidak seperti biasanya.""Mungkin, dia sedang ada urusan jadi tidak bisa datang. Ingatlah, dia juga bekerja sebagai dokter.""Biasanya, dia selalu memberiku kabar, apapun itu. Ah, rasanya aneh sekali." cicitnya seraya mengingat tingkah mereka dulu sebelum semua ini terjadi. "Sudahlah, tidak usah terlalu dipusingkan. Kau tidak boleh berpikir berat dulu saat ini. Ingatlah juga dengan kondisimu."Matthew mengangguk, tak lama disusul dengan suara pintu kamar mandi yang terbuka. Nampak seorang pria paruh baya tengah bersenandung seraya menggosok rambutnya yang masih basah. "Eh, Salsha? Kau data
Baca selengkapnya
Separate
"Kau masih tidak ingin tidur?"David menggeleng, "Aku belum mengantuk. Kau tidur duluan saja."Tiffany menggeleng, "Aku tidak mengantuk, aku akan menemanimu di sini."David hanya terdiam lalu tersenyum geli, Tiffany memang tak pandai berbohong. Kedua matanya sangat sayu ditambah lagi dengan gadis itu yang terus menguap. Jelas sekali, jika gadis itu sedang menahan ngantuk. Akhirnya, mereka melanjutkan menonton televisi hingga jam sudah menunjukkan pukul setengah dua malam. David menoleh ke arah sisi kanannya, Tiffany sudah tertidur pulas dengan dengkuran halus. Pria itu terkekeh sejenak sebelum ia membaringkan kepala Tiffany pada pundaknya lalu menciumnya sekilas. David memposisikan tubuhnya agar nyaman dan meletakkan kepalanya pada tumpuan kepala Tiffany. Mereka tertidur di sofa ruang tengah. ***Pagi hari, Tiffany menggeliat dari tidurnya. Tubuh bagian belakangnya terasa sedikit sakit dan juga ngilu. Ia mengedarkan pandangannya ke arah penjuru ruangan. Sepi sekali. Tak ada tanda-ta
Baca selengkapnya
Jealousy
"Tiffany, ayo kita pulang. Aku ingin menjemput Rosa di bandara. Dia baru saja sampai."Gadis itu menoleh lalu mengangguk, mengiyakan."Rosa? Kenapa dia datang?" tanya Gilang yang penasaran."Dia sekarang aku tugaskan untuk membantuku di sini. Aku berniat membuka cabang restoran di sekitar Jakarta. Jadi, aku rasa, aku memerlukannya.""Ah, aku sangat ingin menjadi David. Dia selalu dikelilingi oleh gadis-gadis cantik." ucap sok dramatis dari Romeo. Tiffany lagi-lagi hanya bisa terkekeh, ia melirik sekilas ke arah Philip yang malah memainkan gitarnya tanpa berniat ikut campur ke dalam candaan temannya. Pria satu itu memang berbeda, tapi mereka masih bisa bersahabat. Tiffany rasa, Philip lebih cenderung dekat dengan David. Entahlah."Baiklah, kami pamit lebih dulu." ucap Tiffany lalu mengikuti langkah besar David yang sudah jalan lebih dulu."Kau tak keberatan jika aku menjemput Rosa lebih dulu di bandara?" tanya David langsung ketika Tiffany sudah berada di bangku penumpang, disampingny
Baca selengkapnya
Pounding
Tiffany memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang ada pada pangkuannya."Siapa?" tanya David, tanpa menghilangkan fokusnya ke arah jalanan."Salsha, dia menanyakan kenapa aku tidak datang ke rumah sakit dan memberikan kabar bahwa Matthew sudah jauh lebih baik dan bisa pulang secepatnya."David hanya ber-oh ria, Tiffany melirik ke bagian kaca kecil di atas dasbor mobil yang menyorot ke arah belakang, di sana ada Rosa yang sedang memainkan ponselnya dengan sesekali terkekeh. "Kau sudah berapa lama bekerja dengan David?" tanya Tiffany memecah keheningan di antara mereka. "Aku baru dua tahun ini bekerja bersama David." Rosa memamerkan senyumnya. Tiffany tak bohong, gadis itu cantik sekali."Ah, jadi, kau belum terlalu lama, ya?""Bisa dibilang begitu, tapi aku sudah mengenal David dari kecil, kami sering bermain bersama dulu karena rumah kami sangat dekat."Tiffany menoleh ke arah Rosa, "Kalian teman masa kecil?" Lalu, menoleh ke arah David dan diangguki keduanya."Ya, Tiffany. K
Baca selengkapnya
Laugh
Hujan deras mengguyur ibu kota dengan derasnya. Suara gemuruh di atas sana terdengar bersahutan menyuarakan kencangnya. Dedaunan dan juga pohon bergerak mengikuti irama angin yang membawanya. Matthew sendiri di ruangan serba putih nan besar itu dengan gitar kesayangannya. Kedua matanya menatap lurus ke arah objek luar sana yang menampilkan jalanan ibu kota yang sangat padat dihiasi oleh gemerlap lampu jalanan dan kendaraan yang mendominasi. "Apa dia pria yang dikatakan oleh Tiffany tadi? Jika, dia adalah pria dari masa lalu Tiffany, seharusnya kau adalah pemenangnya. Kau berhasil meyakinkan Tiffany ke sebuah hubungan baru. Aku rasa, Tiffany juga masih menyimpan rasa padamu, jika tidak, ia tidak mungkin menemui sekaligus menunggumu di sini. Jika, pria masa lalunya itu tidak hadir kembali, aku rasa kau masih bersama Tiffany sekarang. Bukan begitu?"Pikirannya kembali mengarah pada perkataan sang ayah tempo hari. Sebenarnya, ia juga tidak tahu bagaimana posisi yang sebenarnya yang ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status