All Chapters of Pendekar Pedang Naga: Chapter 81 - Chapter 90
310 Chapters
Elang Hitam Mulai Bergerak
Beberapa hari sebelumnya, pasukan Wusasena menyadari ada keanehan di Hutan Raksasa Putih.Mbah Mijan selaku penasehat tertinggi Perguruan Elang Hitam memperingatkan Wusasena bahwa pendekar Nusantara sudah bergerak melindungi anak dalam ramalan.“Yang bisa kita lakukan hanya mencari energi hitam sebanyak mungkin. Pasukan telik sandi kita mendapat informasi mengenai titik-titik yang mengandung energi hitam besar, lebih-lebih ada dua titik yang juga mengandung aura iblis merah.”Fusena Rama menyela ucapan Mbah Mijan, dia berhak bicara selaku wakil ketua perguruan. “Bagaimana pendapat Anda mengenai terbunuhnya dua telik sandi kita yang diutus untuk mencuri informasi dari Perguruan Api Abadi?”“Tidak masalah.” Ucapan Mbah Mijan menimbulkan kontroversi. “Mereka terbunuh karena mereka lemah, tidak bisa menandingi kekuatan Asoka Basundara.”Wusasena ikut menambahi. “Informasi mereka sudah sampai ke perg
Read more
Amarah Sang Gagak
Pasukan Elang Hitam melihat tsunami api merah diiringi petir merah di tengah-tengah hutan, mereka tidak lebih dulu berangkat dan menunggu sampai tsunami itu reda.Ekadanu tidak mau ambil resiko, akan ada banyak pasukan yang terbunuh apabila memaksakan diri berangkat ke sana. “Kemukakan pendapat kalian, apa kita harus pergi sekarang, atau menunggu sampai Asoka dan rekan-rekannya lemah?”Dari tujuh pasukan telik sandi, tiga di antaranya setuju berangkat sekarang dengan alasan, mereka harus bergegas sebelum Asoka dibawa kabur oleh petinggi perguruan.Namun empat lainnya tidak setuju, salah satu mengacungkan tangan dan segera mengemukakan pendapatnya. “Ini pendapatku pribadi … aku tidak ingin salah satu dari kita terbunuh. Apa kalian lupa, Ye Qiu yang dulu terkenal sebagai murid cerdik saja kalah di tangan Asoka, lalu bagaimana dengan kita-kita ini?”“Benar kata Naruma, kita tidak boleh gegabah dalam membuat keputusan. Ter
Read more
Serangan Terakhir
Ki Damawangsa dan Abah Suradira dikejutkan dengan kehadiran Ki Mangun Tapari.“Ikut aku … Prabu Wusanggeni membutuhkan pertolongan kalian.” Ki Mangun Tapari ambruk di hadapan dua seniornya.Ki Damawangsa menyuntikkan sedikit energi ke tubuh pria berjenggot tipis itu hingga kembali siuman. Ki Mangun Tapari menunjuk ke arah Timur Laut tempat Empu Nara dan Prabu Wusanggeni berada.“Kita harus cepat sebelum bola cakra itu meledak.” Abah Suradira meloncat turun dari salah satu pohon paling tinggi di hutan. Mereka bergegas menyembuhkan Prabu Wusanggeni.Empu Nara hampir saja kehilangan nyawa jika saja Abah Suradira tidak menahan detak jantung rekannya menggunakan ilmu Totok Jari Api Biru.Mengambil cawan dan beberapa daun kuning kering, Abah Suradira membaca mantra lalu memadatkan kembali Garam Lingar yang telah dicampur air. Garam itu bisa digunakan lagi, tapi harus direbus dulu bersama serbuk matahari merah.Tidak
Read more
Ucapan Terima Kasih
Hi Readers, Kisanak-Nisanak sekalian. (Bab ini tidak mengurangi koin/bonus) Pada kesempatan kali ini, Author ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada kalian yang sudah mengikuti kisah receh yang masih banyak kekurangan ini. Terima kasih juga untuk kalian yang berkenan memberi gem, Kang Fadly, Kang Ihwan Hariri, Kang Azmell Aken, Kang Randi Saputra, dan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Juga kalian yang membuka bab menggunakan koin non bonus. Dukungan apapun sangat berarti bagi author. Arc latihan telah selesai, kedepannya alur cerita akan fokus pada petualangan dan pengembaraan Asoka mencari kekuatan sejati Pedang Naga Sulong hingga pertarungan terakhir saat era kehancuran bumi terjadi. Semoga ceritanya tidak terlalu panjang dan melebar ke mana-mana. (Perkiraan tamat 200-300an bab, tidak sampai ribuan) Author juga usahakan update rutin setiap hari, dan update dua kali lipat lebih banyak entah hari Sabtu atau Ahad, minimal
Read more
Lima Kader Serikat
Serikat Zhang Ze memiliki tradisi yang patut dicontoh, terlebih dalam hal pengkaderan pendekar. Dari ribuan anggota serikat yang tersebar di seluruh daratan Tiongkok, empat puluh di antaranya terpilih untuk menjadi murid khusus yang dididik langsung oleh ketua serikat.Mereka adalah kader pendekar muda yang usianya belum mencapai angka dua puluh lima.Empat puluh orang yang lolos seleksi akan diberi kekayaan tiada tara, hidup terjamin, dan keluarga diberi perlindungan maksimal oleh serikat. Emas dan barang mewah lain dihadiahkan bagi mereka yang berhasil menjadi kader penerus serikat.Enam bulan setelahnya, mereka akan diseleksi lagi oleh petinggi serikat sampai jumlah mereka tersisa dua puluh orang. Hanya orang-orang terpilih dan benar-benar menunjukkan tekad serta kanuragan hebat yang bisa menjadi penerus titah Meng Khi.Lima dari dua puluh orang akan dipilih khusus oleh Meng Khi sebagai calon penerus mustika emas. Mereka diberi pendidikan khusus langsu
Read more
Berita Tersebar
Tiga hari berlalu setelah pertarungan dahsyat yang terjadi di Hutan Raksasa Putih.Ratusan pendekar -dari segala penjuru -datang ke tanah Jawa untuk mengikuti turnamen yang hadiahnya terbilang sangat mewah. Beberapa dari mereka berangkat jalan kaki, ada juga yang berangkat menggunakan kereta kuda.Kerajaan Segoro Kidul mengirim dua wakilnya untuk mengikuti turnamen kali ini. Pangeran Kundalini minta maaf karena saat babak penyisihan dia tidak bisa hadir mengingat ada konflik internal di kerajaan.Tomina dan Respati berangkat bersama Raden Maskara, adipati wilayah Pulungan, ditemani dua pleton pasukan berkuda. Mereka sampai lebih dulu di perguruan.“Lama tidak bertemu, Tomina.” Lelanang Mana yang menjadi penerima tamu, segera menyambut kehadiran wakil Segoro Kidul dengan pelukan dan senyuman hangat. “Sudah lima tahun sejak pertarungan kita waktu itu.”“Dan setelah lima tahun, berat badanmu sepertinya bertambah. Apa kare
Read more
Sekamar Berdua
Suasana hati Putri Kumala sedang tidak baik, wajah cemberutnya seolah menunjukkan kalau dia tidak berusaha menutupi kesedihannya. Semua disebabkan karena dia tidak diberi izin oleh Raja Syailendra untuk berangkat ke Perguruan Api Abadi.Melihat kakak kandungnya berangkat bersama Tomina dan satu wakil istana lainnya, Putri Kumala berencana kabur, sembunyi di dalam kereta kuda yang tertutup tirai mewah.Sementara itu di perguruan, Asoka sedang ditemani seorang pendekar wanita bernama Rara yang dulu pernah menodongkan tombak tepat di lehernya. Wajah Rara tampak canggung, tapi Asoka menanggapinya biasa saja.Untuk ukuran perempuan dewasa, Rara tergolong cantik, bahkan banyak murid perguruan bilang, Rara adalah wanita tercantik kedua di perguruan ini. Sayang, tidak ada yang berani mendekatinya karena dia merupakan salah satu murid lencana giok dari kalangan wanita.Rara ditugaskan khusus oleh Ki Setyo Waringin untuk menjaga Asoka jika saja aura hitam pemuda it
Read more
Pangeran Api
“Lembah Seratus Pedang? Mari lewat sini, kami berdua yang mengantar kalian ke bangku penonton.” Lelanang Mana dan Reksa Aluna bergerak cepat menyambut kedatangan mereka.Beberapa murid nampaknya iri, tapi mereka sadar kalau Lembah Seratus Pedang merupakan tamu kehormatan di Turnamen Neraka Bumi.Aturan posisi duduk diatur sedemikian rupa, beberapa peserta diletakkan acak, namun sekte dan perguruan tertentu digabungkan menjadi satu. Sekte dan perguruan kecil harus rela duduk berdesakan satu sama lain di bangku paling atas, bahkan beberapa rela berdiri karena tidak nyaman jika harus berebut tempat duduk.Mereka yang berasal dari sekte menengah diberi tempat duduk layak, satu kursi untuk satu orang. Sedangkan beberapa pendekar utusan istana dan tamu kehormatan seperti pendekar dari Lembah Seratus Pedang, ditempatkan di bangku penonton terdepan.Lima menit lagi acara pembukaan dimulai, Asoka melepaskan tangan Rara yang sedari tadi bertaut dengan t
Read more
Kekalahan Datuk Lembu Sora
Bayu mengenali Pangeran Kamandanu, dia menoleh ke arah Asoka berharap sahabatnya tidak mendengar perbincangannya dengan Geni.“Wuah, itu orangnya!”“Bukankah dia pendekar yang selama ini hilang setelah bertarung sengit melawan Prabu Wusanggeni dan Ki Langkir Pamanang sekaligus? Aku yakin dia yang akan menduduki salah satu dari lima podium istimewa.”Semua orang berdiri, termasuk beberapa tamu kehormatan yang duduk di podium istimewa dua. Tiga orang mendapat sambutan istimewa, se-istimewa kursi podium mereka. Tepuk tangan terdengar ramai dari bangku penonton, bercampur dengan suara bisikan yang tak kunjung usai.Asoka melihat sahabatnya gemetar seolah tiga tamu yang datang memiliki maksud jahat pada Bayu.“Kau kenapa?” lirih Asoka seraya menyentuh bahu Bayu.“Tidak apa-apa.” Bayu coba mengalihkan perhatian dengan pura-pura ikut tepuk tangan, tapi hal itu tidaklah cukup untuk menyingkirkan kerisa
Read more
Sepuluh Ribu Keping Emas
Pangeran Kamandanu menoleh ke bangku penonton dan melihat begitu banyak pendekar dari berbagai sekte dan perguruan berkumpul di satu tempat.Menurut perkiraan Asoka dan Bayu, kurang lebih ada delapan ribu pendekar di arena. Seluruhnya berasal dari berbagai sekte aliran putih dan netral. Terhitung ada belasan orang perwakilan aliran hitam, namun keberadaan mereka seolah tidak dianggap ada.Abah Suradira tersenyum melihat antusiasme para pendekar, terutama saat Empu Ganda Wirakerti datang bersama Datuk Lembu Sora menunggangi bangau putih raksasa.“Sebentar, jangan turun dulu!” Datuk Lembu Sora merasakan kehadiran seseorang yang selalu terngiang di pikirannya. “Jangan katakan orang di ujung podium istimewa itu Yung Chen!”“Aku juga tidak yakin, tapi aura kekuatannya yang unik mengingatkanku pada kejadian 60 tahun silam.” Empu Ganda Wirakerti meminta bangau putih itu turun tepat di tengah lapangan.“Bukankah it
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
DMCA.com Protection Status