All Chapters of Pendekar Pedang Naga: Chapter 91 - Chapter 100
310 Chapters
Kandidat Juara
“Bukankah hadiahnya begitu menarik? Sekarang tunjukkan kemampuan terbaik kalian dalam turnamen ini. Tahun lalu hadiahnya hanya untuk peserta yang bisa tembus babak semifinal, namun tahun ini, 16 orang terpilih akan menerimanya. Kesempatan kalian empat kali lipat lebih besar.”Abah Suradira kembali duduk dan pertandingan dipandu oleh Empu Nara bersama Ki Mangun Tapari.Banitura memimpin pasukan pengaman di bagian laki-laki, sementara Rara ditugaskan mengawasi bangku perempuan jika saja ada peserta yang bertengkar di bangku penonton. Semua pendekar lencana giok disebar di seluruh penjuru.Hari ini adalah babak penyisihan.Setiap peserta akan dipertandingkan satu sama lain. Dari total sembilan ribu penonton, dua ribu di antaranya merupakan peserta resmi yang didaftarkan langsung dari perguruan dan sekte-sekte yang namanya sudah diakui oleh Ikatan Pendekar Nusantara, sementara sisanya, merupakan peserta seorangan yang baru mendaftar di hari H turn
Read more
Fraksi Paling Mengerikan
“Ketua Suradira tidak salah mendaftarkan Asoka dalam Turnamen Neraka Bumi? Jika dia ikut, akan terjadi pembantaian besar di atas arena, bukan lagi pertandingan satu lawan satu. Mereka semua tidak cocok berduel dengan Asoka.”Eyang Abimanyu baru saja datang setelah menyelesaikan urusan penting di Kastil Menara Cakra, dia tahu seberapa mengerikannya kekuatan Asoka yang bisa mementalkan lima pendekar naga hanya dengan satu auman.“Jika dipikir lagi, memang terlalu berbahaya, terlebih jika Iblis Yasa yang ada di dalam tubuhnya tiba-tiba bangkit.” Abah Suradira coba menghela nafas, tapi tidak jadi karena harus berdiri untuk menyambut utusan pendekar dari Segoro Kidul.Semua peserta maupun tamu undangan berharap Pangeran Kundalini hadir di tengah-tengah mereka, tapi sepertinya harapan itu tidak terwujud begitu mereka melihat Pangeran Ananta masuk melalui gerbang utama.“Aku mohon maaf atas keterlambatanku. Ada masalah kecil yang me
Read more
Fraksi Paling Mengerikan 2
Asoka berdiri di antara Yu Han dan Kilat Merah seolah menantang mereka beradu, siapa yang akan bertahan paling lama di dalam lingkaran. Ki Damawangsa memanggil beberapa nama lagi, hingga tibalah dua nama terakhir yang kehadirannya ditunggu semua tamu istimewa.“Aku sekarang tahu kenapa fraksi ini disebut fraksi paling mengerikan di antara semua fraksi babak penyisihan. Hampir semua anggota fraksi merupakan pendekar muda yang sudah memiliki nama besar di Nusantara.” Ki Damawangsa diam sejenak hingga berdiri lah dua orang lelaki kembar berambut ikal sebahu.Penonton kembali riuh.Dua orang dengan pakaian bangsawan menuruni tangga podium, mata mereka merah menyala seolah tahu mereka sedang berhadapan dengan tiga kandidat terkuat Turnamen Neraka Bumi.“Lihatlah pakaian lukis naga emas itu … aku yakin mereka berasal dari Kuil Pendeta Langit.” Kilat Merah berbisik pada Asoka ketika menyadari simbol merah kecil di punggung tangan d
Read more
Haki Raja
Prabu Wusanggeni bersiap dengan kuda-kuda menyerang, dibantu tenaga dalam Pangeran Kamandanu agar daya hancur Jagat Kamatura meningkat dua kali lipat.Kelima pendekar yang tersisa tetap berdiri kokoh seraya memasang kuda-kuda bertahan. Jurus api milik Ki Mangun Tapari cukup membuat mereka kelelahan dan berkeringat, apalagi hawa panas dari aura pertahanan Yu Han menambah siksaan pedih para peserta.Yung Chen sengaja menyuruh Yu Han mengeluarkan aura panas itu untuk memperlemah baris pertahanan saingannya di babak penyisihan, hal itu tidak lain agar dia bisa lolos ke babak selanjutnya seorang diri.“Sialan kau! Jangan harap apimu bisa memperlemah kekuatan bertahanku!” Asoka memaki Yu Han, dia membalas hawa api lelaki ikat kepala merah itu dengan aura kematian iblis Yasa.“Lakukan saja jika kau ingin menantangku!” Yu Han berkata lantang, dia tidak takut pada siapapun, termasuk Asoka yang digadang-gadang memiliki kekuatan terkuat dan e
Read more
Penyusup Elang Hitam
Turnamen hari ini telah selesai. Babak penyisihan pertama ditutup, menyisakan 123 peserta yang lolos ke babak selanjutnya. Lima sisanya sudah mengamankan kursi di babak enam belas besar nanti. “Kau harusnya bersyukur bisa langsung lolos ke babak 16 besar!” Bayu memukul kepala belakang Asoka saat mereka berjalan menuju Asrama Api Merah. Reksa Aluna, Opang, dan Wedara Pringgandani menyambut mereka dengan santapan mewah, satu ayam kalkun utuh dipadu berbagai jenis kopi dan teh hitam. Mereka berpesta untuk sementara waktu, merayakan keberhasilan Asoka dan Bayu yang telah melewati babak penyisihan tahap pertama. Asoka masih merenung, dia masih bertanya-tanya siapa dua sosok kembar yang berjuluk Rajo Tikam. Empat orang pasukan Elang Hitam yang menyamar jadi peserta turnamen beristirahat di asrama yang sama. Mereka menyatukan kekuatan agar bisa mengetahui di mana letak asrama api naga yang menyimpan sumber kekuatan iblis Seraphic. Rafsanjani selaku t
Read more
Ciuman Pertama
Bayu memalingkan mata tapi tidak menemukan Asoka di bangku penonton. Bertanya pada Reksa Aluna hasilnya juga sama, mereka tidak tahu di mana Asoka berada, padahal pertandingan babak 32 besar sebentar lagi dimulai.Sejak pagi Asoka menghilang dari perguruan, murid lencana giok yang berjaga di gerbang depan mengatakan kalau pemuda itu sedang dilanda kejemuan, lantas pergi menyusuri padang rumput.Banitura tidak mengizinkan Bayu keluar dengan alasan, pertandingan babak 32 besar dilaksanakan 15 menit lagi, terlebih Bayu adalah peserta pertama yang akan bertanding.“Asoka aman di luar sana, tenang saja … kita tunggu sampai matahari terbenam, jika dia tak kunjung kembali, kita bertiga yang akan mencarinya di tengah padang rumput.” Banitura meyakinkan Bayu bahwa sahabatnya tidak apa-apa.“Untuk sementara waktu, fokuslah pada pertandingan. Lawanmu merupakan murid unggulan dari Gereja Merak Timur, salah satu pengguna elemen angin terkuat d
Read more
Penantian
Pertemuan Asoka dan Ratih menyisakan bekas mendalam. Ratih merasa sangat berterima kasih dengan kehadiran Asoka, tanpa pemuda itu, Ratih mungkin sudah mati karena paru-parunya penuh dengan air.“Apa yang dilakukan Perguruan Elang Hitam di sini?” tanya Asoka seraya menyalakan kayu bakar. Dia kasihan melihat Ratih yang terlampau lesu dengan bibir pucat. Usai mencari ayam hutan, dia lantas membakarnya agar perut Ratih terisi.Ratih sendiri tidak enak dengan Asoka, dia kira Asoka merupakan lelaki jahat yang ingin menjadikan tubuhnya sebagai pemuas nafsu … tapi nyatanya tidak. Asoka bertingkah baik, bahkan jauh lebih baik dari semua orang baik di Perguruan Elang Hitam.“Kami mengikuti turnamen ini, setidaknya ada empat wakil yang dikirim langsung oleh Ayahanda.” Ratih menjawab dengan tatapan sayu.“Ayahanda maksudmu?”Ratih sebenarnya ragu untuk mengungkap rahasianya, tapi dia tahu Asoka bukan tipikal orang jah
Read more
Kilat Merah Beraksi
Turnamen Neraka Bumi memasuki hari ketiga, para peserta berbondong menyaksikan babak 32 besar yang akan dilaksanakan hari ini. Beberapa yang meraih nilai tertinggi di babak penyisihan kedua, langsung dicantumkan namanya di babak 16 besar.Ratusan pendekar protes akan hal tersebut, tapi ribuan lainnya menerima dengan senang hati karena mereka tahu, sembilan pendekar yang meraih nilai tertinggi merupakan pendekar dengan kanuragan tak tertandingi, lebih-lebih mereka sepakat kesembilannya sama-sama memiliki peluang yang sama untuk menjuarai turnamen.Tentu kursi delapan besar menjadi kursi panas karena delapan peserta yang lolos di babak itu berhak mendapat hadiah minimal 200 keping emas ditambah satu paket lengkap rempah penguat tulang.“Padepokan kita memang termasuk baru di antara perguruan dan sekte-sekte besar lain yang ikut turnamen ini, tapi kita tidak boleh ragu, kita adalah perguruan yang pernah memenangkan Turnamen Tapak Iblis dua kali berturut-turut
Read more
Unggulan Kedua Telah Tumbang
Serangan demi serangan disuguhkan masing-masing peserta yang bertanding, Kilat Merah terpaksa mengambil ikat merah di balik saku celana dan memasangnya ke kening, pertanda jika dia mengakui lawan yang sedang bertanding dengannya.Pangeran Kamandanu dan Yung Chen terkejut, pertandingan ini di luar ekspektasi mereka, padahal mereka bisa membayangkan Kilat Merah menang dengan mudah, tapi nyatanya tidak.Bahula Uni sempat memojokkan Kilat Merah dengan jurus Utiran Neraca hingga pemuda ikat kepala merah itu terhempas sampai meretakkan perisai energi arena.“Bertahanlah sedikit lagi, aku akan mentranfer energi pedang merah ke dalam pedangmu.” Zoro coba menawarkan bantuan lewat telepati.“Tidak! Biarkan aku menang dengan tenagaku sendiri! Jangan merasa kasihan hanya karena aku tidak bisa mengimbangi pendekar elemen angin satu ini! Aku lebih bahagia kalah di babak ini dari pada menang dengan cara curang.”“Terserah kau sajalah
Read more
Rajo Tikam
“Ki-Kilat Merah dikalahkan pemuda itu? Ini di luar dugaanku, Kusuma Aji berhasil mematahkan ekspektasi kita semua.” Fang Shui mendekati tamu-tamu undangan dan tersenyum, sepertinya dia bahagia melihat anak didiknya kalah.“Kenapa kau tersenyum? Unggulan kedua Lembah Seratus Pedang sudah tumbang.” Pangeran Ananta coba menelisik senyuman Fang Shui.“Justru aku bahagia karena Bahula Uni berhasil menghapus kesombongan Kilat Merah, dan setelah pulang dari turnamen ini, dia pasti berlatih keras agar bisa memenangkan Turnamen Neraka Bumi tahun selanjutnya.”“Kau memang pendidik yang baik,” puji Pangeran Kundalini.Pertandingan terus berlanjut, semua tamu undangan duduk berdampingan satu sama lain. Yung Chen dan Datuk Lembu Sora juga sudah kembali ke tengah arena, melihat seberingas apa perwakilan Kuil Pendeta Langit.Enam bulan sebelum Turnamen Neraka Bumi dilaksanakan, beberapa petinggi Kuil Pendeta Langit
Read more
PREV
1
...
89101112
...
31
DMCA.com Protection Status