All Chapters of Pendekar Pedang Naga: Chapter 111 - Chapter 120
310 Chapters
Perang Puncak Segitiga Siluman 2
Asoka harus bergerak cepat membantu rekannya. “Urus bagian pertahanan kapal, aku akan menyerang mereka sampai kau selesai membentuk perisai energi!”Ranu memegangi pedangnya dengan dua tangan. Pedang itu dia angkat tinggi-tinggi hingga memancarkan cahaya kekuningan, mengelilingi kapal seolah cahaya itu adalah perisai energi yang terbuat dari api kuning pertahanan.Lenong Panama loncat tinggi menggunakan ilmu meringankan tubuh, dia berdiri di sebuah ruangan kecil melingkar antara dua layar kapal, mengamati aliran air dan mencari tahu mana arus yang belum dicemari batu laut.Merasa kurang puas berdiri di samping layar, Lenong kembali loncat dan dia nekat jongkok di atas tiang penyanggah layar yang diameternya hanya tiga puluh centi. Hilang keseimbangan sedikit saja, Lenong bisa jatuh dan mengoyak kayu dek tengah kapal.“Cepat buka layar dan ambil alih kemudi!” teriak Lenong Panama dari atas tiang, masih berposisi sebagai pengamat cua
Read more
Taktik Seorang Kapten
“Kita tidak bisa bergantung pada perisai ini, Ranu.” Asoka coba menerawang masa depan seperti yang dilakukan Lenong Panama karena dia tahu, Topus tidak akan diam begitu saja melihat kapal ini masih berlayar di atas kerajaannya.“Siluman Topus hanya menggunakan serangan fisik. Energi kita bisa terkuras kalau terus-terusan memasang perisai, sedangkan kita harus menyerang dan mengalahkan siluman itu.”Ranu menyetujui ucapan Asoka, mereka harus mengambil tindakan sebelum Topus meluncurkan serangan yang jauh lebih hebat. “Seharusnya begitu, tapi melepas perisai energi bukan pilihan terbaik. Kapal bisa karam tersapu tsunami raksasa, belum lagi gerombolan paus dan siluman hiu tulang yang terus-terusan mengobrak-abrik bagian samping kapal.”“Ini sangat rumit,” ujar Asoka dengan wajah cemas.“Percakayan bagian pertahanan kapal padaku. Perisai energiku pasti dapat menahan serangan selanjutnya.” R
Read more
Puncak Pertarungan
Asoka semakin yakin kalau Topus memiliki kedudukan tinggi di kerajaan yang sering disebut Segitiga Siluman ini.Dari ukuran tubuh dan daya hancur serangan, Topus tiga kali lipat lebih kuat dari Batara Wasji, siluman kelelawar yang dia lawan di Hutan Larangan.Yang berbeda, kulit Topus tidak sekeras kulit Batara Wasji, dan mungkin hal itu yang menyebabkan Gatra enggan meminjamkan sedikit energi mustika merah karena dia tahu, Asoka dapat mengalahkan sang gurita dengan kekuatannya sendiri.“Aku pasti bisa menembus sisik gurita menjijikkan itu,” lirih Asoka yang bersiap di moncong depan kapal.Topus semakin ganas begitu melihat Asoka berdiri di sana.Energi dalam tubuh lelaki itu membangkitkan hasrat tinggi Topus untuk segera meruntuhkan kapal seolah energi dalam tubuh Asoka dapat digunakan untuk hal jahat seperti membangkitkan iblis Roshan atau menghancurkan seluruh pendekar aliran putih.Gatra masih be
Read more
Puncak Pertarungan 2
Asoka terkejut, perisai energi di bagian depan kapal tiba-tiba menghilang tepat ketika Topus mengayunkan dua tentakelnya. Ukuran tentakel itu sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuh Asoka. Panjangnya setara tiga kali panjang kapal.“Tidaaaakkk!”“Ranu sialan! Kenapa kau tidak memberitahuku lebih dulu … dia ingin membunuh kita semua!” Asoka terus-terusan mengumpat sembari berpikir, masih ada waktu empat detik sebelum tentakel itu menghantap dek depan kapal.Hanya ada satu cara, serangan ditangkis dengan serangan!Dengan segenap energi dalam tubuhnya, Asoka meloncat tinggi ke arah Topus. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kapal hanyalah mengadu kekuatan tentakel dengan Pedang Kalacakra yang sudah dilapisi energi alam.“Jangan lakukan itu!” teriak Lenong Panama yang melihat Asoka meloncat.Terlambat.Pemuda itu sudah menolakkan kakinya ke dek bagian depan kapal. As
Read more
Puncak Pertarungan 3
“Ketika kau takut, pintu kegagalan sudah menunggu di depan pelupuk mata.” Gatra mengulang kata-kata yang pernah dia katakan pada Bhagawad Gita dulu.Paham dengan apa yang harus dia lakukan, Asoka segera menggerakkan kakinya memutar searah hembusan mata angin untuk meningkatkan kekuatan serangan elemennya.“Ajian Ilmu Putih, Pusaran Kaki Tandus!”Asoka melakukan gerakan memutar di udara dan menendangkan tumitnya ke ruang kosong. Retakan udara terbentuk dua meter di atas kapal, disusul gempa dahsyat yang mengguncang seluruh selat.Blar!Tendangan itu menimbulkan hentakan besar di lautan.Mulut siluman hiu yang tadinya ternganga, langsung menutup. Pendarahan terjadi pada siluman hiu itu. Serangan berhasil mankhlukkan siluman hiu tulang yang ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari siluman hiu tulang lainnya.Asoka yakin, siluman hiu tulang yang ingin memangsanya merupakan pemimpin prajurit siluman Segi
Read more
Puncak Pertarungan Terakhir
Pedang Kalacakra mengeluarkan asap kembali, tapi warnanya sedikit kemerahan. Asap itu menyelimuti pedang dan keluarlah api dari ujung Pedang Kalacakra.Aliran energi alam bercampur kekuatan mustika merah terkandung dalam pedang itu. Campurannya menghasilkan tato pendar berupa garis kekuningan yang terhempas dari ujung gagang hingga puncak bilah.“Kita harus melakukannya sekarang!”Tidak mau menunggu lagi, kaki Asoka mendepak angin dengan posisi muka di bawah.Di sisi belakang kapal, Ranu masih bertarung dengan beberapa siluman tulang ikan. Semakin dibunuh, jumlah mereka terus bertambah. Setiap tulang yang terpecah akan membentuk siluman baru. Begitu terus tiada habis.Ranu tidak kehabisan akal. Dia tahu jurus ini saat berlatih dengan Empu Nara. Ada sesosok siluman lintah yang menjaga bagian belakang perguruan. Siluman itu bisa membelah setiap kali terkena serangan hebat.“Kelemahan siluman dengan kekuatan mem
Read more
Mati
Lenong Panama menundukkan kepalanya dan terpejam. Ini musibah terbesar yang dia hadapi seumur-umur dia berlayar. Bahkan, ini musibah paling dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah pelayaran orang-orang kadipaten Purwo.Dalam satu kedipan mata, semua serangan mengenai kapal. Ombak raksasa menggulung bagian belakang kapal. Siluman hiu sudah naik satu per satu ke atas kapal. Sementara tentakel topus sepersekian detik lagi menghantam kapal.“Huaaaaaaaaaaaa!”Teriakan para awak kapal menggema, tidak bisa berbuat banyak melihat tentakel raksasa perlahan berayun ke arah mereka.Blam!Duar!Lenong Panama masih belum membuka mata. Dia tidak sedikitpun merasa sakit. Apakah kematian sudah menjemputnya? Syukurlah kalau kematian itu tidak memiliki rasa sakit.Saat membuka mata, pria paruh baya itu terkejut bukan main. Sekeliling kapal dilapisi dengan gelembung berwarna merah kekuningan. Bagian bawah kapal tidak lagi menyentuh air da
Read more
Kehendak Asoka
Lenong Panama melemparkan ban karet yang sudah diikat tali panjang. Tapi hal naas terjadi, ban itu tidak bisa menembus perisai energi milik Ranu dan mengapung terombang-ambing arus lautan.“Paman tetaplah di kapal dan jangan mengganggu pertarungan kami!” Asoka berteriak walau tubuhnya gelagapan menahan arus laut yang terus menerjang dahsyat akibat ulah Topus.Sombong sekali Asoka, Lenong Panama membatin, wajahnya masam seperti rasa jeruk yang warnanya baru menghijau.Asoka memerintah Lenong untuk berdiam diri dan tidak melakukan apapun, ini candaan yang sangat tidak wajar! Padahal niat Lenong baik; menolong Asoka dari air laut yang sudah bercampur dengan tinta hitam beracun, tapi Asoka malah menyuruhnya diam di atas kapal.“Tidak usah memikirkan aku, Paman, awak kapal dan keseimbangan kapal jauh lebih penting! Percaya padaku, aku bisa mengalahkan gurita itu dengan kekuatanku sendiri!” Asoka kembali meyakink
Read more
Kemunculan Naga Sulong
Pedang Kalacakra yang menancap di kepala atas Topus terlempar jauh, Asoka berusaha meraihnya, tapi gagal, hingga pedang itu tenggelam ke dasar laut.“Bodoh! Aku tidak bisa menang tanpa bantuan Pedang Kalacakra, semua energi alam dalam tubuh sudah kumasukkan ke dalam pedang itu!” Terpaksa Asoka harus mengejarnya dengan segenap energi yang tersisa, menelusup masuk ke air laut yang sudah tercampur tinta hitam Topus.Di tengah keruhnya air laut, Asoka melihat cahaya merah kekuningan nan jauh di dasar. “Sepertinya itu cahaya Pusaka Giok Api milik Ranu, aku harus segera menyelamatkannya.” Tanpa pikir panjang, Asoka berenang ke tempat itu dan Ranu sudah tenggelam tanpa nafas.“Ranu, bangunlah, apa begini perlakuanmu sebagai sahabat baruku? Bangunlah … aku tidak akan kuat melihat sahabatku meninggal dalam kondisi mengenaskan seperti ini!”“Jika kau memang sahabatku, k
Read more
Taktik Serikat Zhang Ze
“Bukankah itu naga yang pernah menghebohkan alam semesta beberapa abad silam?” “Kenapa dia bisa muncul di tengah musim paceklik seperti ini? Kita tidak punya persiapan apa-apa untuk menghadap Dewata, tapi dunia sudah hampir kiamat.” “Aku belum siap bertemu ajal, aku belum sempat bertobat dari segala khilaf dan perbuatan jahat yang pernah kulakukan di dunia.” Semua masyarakat dihebohkan dengan terbelahnya langit hingga tiga kali suara auman yang membuat bumi berguncang selama beberapa detik. Guncangan itu membangkitkan seluruh siluman aliran putih, terutama bangsa naga yang selama ini bersembunyi di tempat-tempat yang sama sekali tidak bisa dijangkau oleh para pendekar. Air laut meninggi, beberapa naga air keluar menyambut kedatangan Sulong, auman mereka menyatu hingga tsunami tinggi terjadi di beberapa titik. Wedara Toya yang awalnya bersembunyi karena terlalu banyak mendera luka akibat bertarung melawan Kong, akhirnya memberanikan dir
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
31
DMCA.com Protection Status