All Chapters of The Tears I Shed: Chapter 21 - Chapter 30
47 Chapters
Chapter 21
BUGHHH!"Anda benar-benar telah membuat saya kehilangan muka, Pak AKBP! Kalau Anda memang sudah tidak tahan ingin melampiaskan nafsu, cari yang memang bersedia. Anda tinggal bayar lalu masalah selesai di tempat. Walaupun itu tetap salah karena telah menyalahi aturan agama dan negara, tetapi sifatnya individual. Pertanggungjawaban Anda adalah pada Allah dan diri Anda sendiri. Tidak merugikan orang lain. Tapi ini? Anda telah melemparkan setumpuk kotoran ke wajah saya!" KomJendPol Fatah Antariksa memberi beberapa bogem mentah pada anak buah kebanggaannya. Sebenarnya Fatah sangat mengagumi kepribadian anak buahnya ini. Namun entah kenapa sekali ini Orlando bisa salah langkah. Fatal lagi!"Siap, Pak KomJenPol! Saya bersalah, Pak KomJendPol!" sahut Orlando tegas.Gadis meringis. Saat ini dirinya berada di kantor polisi bersama dengan kedua orang abangnya. Setelah menghajar Orlando habis-
Read more
Chapter 22
"Ngapain lagi lo balik lagi ke sini? Kan udah gue bilang kalo lo itu harusnya tinggal di dusun lo sana. Cocok sama kepribadian dan sifat lo. Sama-sama lemot dan belum diupgrade pemikirannya."Gadis langsung diberondong dengan omelan Maya, saat ia baru saja menginjakkan kaki di rumah orang tua kandungnya. Gadis meringis. Mulut tanpa filter Maya pasti akan mendapat reaksi sama parahnya dari Putra, kakaknya. Putra juga mempunyai mulut tanpa filter."Kenalkan, Kak Maya. Ini Mas Putra, kakak Gadis." Gadis buru-buru memperkenalkan kakaknya untuk mengalihkan pembicaraan yang mulai memanas."Anda ini dibesarkan makan apa sih oleh kedua orang tua Anda, sampai mulut Anda beraroma seperti jamban begini? Tidak diberi makan kotoran kan?" Putra berdiri santai, dengan kedua tangan yang dimasukkan pada saku celananya. Gayanya cuek dan santai. Tetapi Gadis tahu, Putra sebenarnya sedang marah sekali."Dan Anda sendiri? Anda
Read more
Chapter 23
"Aduhhhh! Udah Kak! Bukan maksud Gadis begitu. Kakak salah pa-aduhhh!" Air mata Gadis sampai keluar saat Maya sekuat tenaga menjambak rambutnya dan menampari kembali kedua pipinya. Iya yakin sebagian rambutnya bahkan sudah tercabut sekarang. Kakaknya bahkan tidak peduli wajah ayah mereka sudah menyuruhnya untuk melepaskannya.PLAKKKK!Suara tamparan yang begitu kuat terdengar di seluruh ruangan. Tetapi anehnya Gadis sama sekali tidak merasakan sakit, bahkan gerakan aniaya kakak kembarnya pun terhenti. Waktu seperti terhenti sejenak. Suasana mendadak hening. Gadis melihat sudut bibir kakaknya robek dan mengalirkan setetes darah. Rupanya ayahnya lah yang telah menampar kakaknya!"Ayah menampar Maya? Gadis melihat kakaknya memandangi ayahnya dengan tatapan tidak percaya dan diikuti dengan butiran bening air matanya yang jatuh berderaian. Untuk pertama kalinya Gadis melihat kakaknya menangis."A
Read more
Chapter 24
"Duh muka Bapak kok bisa sampai benyek-benyek kayak kue bika ambon bantet begini sih? Digebukin penjahat atau dimassa orang sih, Pak? Kesian amat."Fahrani yang di titahkan oleh ibu mertuanya mengantarkan sarapan pagi untuk suami njelehinnya, sampai lupa pada tujuan utamanya saking speechlessnya melihat keadaan Orlando. Tangannya bahkan refleks langsung membelai sayang rahang Orlando yang seketika membuat Lando menjauhkan wajahnya jengah dan membuat kedua mata Gadis mendelik kesal.Ini mbak-mbak dari mana sih main ngelus-ngelus muka orang aja nggak pake assalamuaikum dulu. Belum juga Gadis menanyakan pada Orlando siapa mbak-mbak ini, suara marah atasan Orlando sudah menjawab rasa penasarannya. Mbak-mbak ini istri atasan Orlando rupanya."Rani, Sedang apa kamu hah?" Desisan marah Fatah membuat Rani kaget seketika. Bagaimana tidak kaget, baru saja ia ing
Read more
Chapter 25
"Lo siento, señor Lopez. Pagaré mi deuda tan pronto como sea posible. Lo juro!!"(Saya minta maaf tuan Lopez. saya berjanji akan melunasi hutang saya secepatnya. Saya bersumpah!)"Gue udah bilang kalo gue lagi bokek. Lo ngerti nggak sih! Bilang sama majikan pelesit penghisap darah lo itu, kasih gue waktu seminggu lagi. Gua akan lunasi sisa bunganya kalo gue udah balik dari Hawai!!"Misericordia señor Lopez !! Prometo no engañarte de nuevo. ¡Por favor perdóname!"(Ampun tuan lopez! Saya berjanji tidak akan mencurangi Anda lagi. Tolong maafkan saya!!)"Kak, Kak Maya. Bangun Kak. Kakak mimpi ya! Kak Maya!" Gadis mengguncang-guncang pelan bahu kakaknya yang sepertinya sedang bermimpi buruk. Kakaknya terus saja ngelindur dengan sekujur tubuh gemetaran dan keringatan. Ia tadi sedang membuat segelas susu di dapur k
Read more
Chapter 26
... 146, 147, 148, 149, 150. Selesai. Orlando duduk bersila setelah selesai push up 100 kali dan sit up 150 kali. Dia belum sanggup kembali pada repetisi jumlah push up yang biasanya 200 kali dan sit up 250 kali. Tubuhnya belum benar-benar pulih. Ini pun dia seperti memaksa kesembuhannya agar di percepat akibat tidak percayanya ia meletakkan tanggung jawab kepada anak buahnya sendiri. Ada perasaan tidak puas saat bukan dirinya sendiri yang menjaga dan melindungi Gadis. Kemarin atasannya mengancam akan memberikan pengawalan atas Gadis kepada AKBP Maman Supratman apabila Orlando masih saja membangkang dan nekad mengawal Gadis dalam keadaan fisik yang masih babak belur. Atasannya ingin agar ia beristirahat penuh minimal tiga hari lagi agar fit saat bertugas nantinya. Tetapi perasaan kan tidak bisa di bohongi. Saat ini saja dia sudah rindu setengah mati kepada Gadis, padahal kemarin pagi mereka masih saling bertemu di kantor polisi.
Read more
Chapter 27
"Saya akan memberi Anda kesempatan satu kali lagi. Jawab dengan jujur, Anda ini Maya atau Gadis? Don't you dare lie to me, darling. I am police. I read eyes." Orlando menunjuk matanya sendiri dengan dua jari tangannya yang membentuk huruf V. Gadis makin merasa serba salah. Kalau ia mengaku, maka sudah bisa di pastikan Bripda Sahat akan mendapat hukuman karena sudah dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya. Padahal dia sendirilah yang salah. Gadis tidak tega kalau sampai Bripda muda yang baik dan sopan itu ikut menanggung akibat dari kesalahannya.Akan tetapi, kalau dia tetap diam dan melanjutkan sandiwaranya sebagai Maya, bisa-bisa ia akan dikerjain beneran oleh AKBP galak ini. Orlando bukan type orang yang suka berbicara omong kosong belaka. Dia pasti akan benar-benar merealisasikan segala ucapannya. Bagaimana ini ya, Tuhan? Untuk pertama kalinya Gadis tahu bagaimana rasanya istilah harus makan buah simalakama.
Read more
Chapter 28
"Dis, panggil Mas mu makan dulu sana." Gadis yang baru saja duduk dan bersiap-siap untuk makan makan menatap Jaka dengan pandangan meminta pertolongan. Semenjak peristiwa Gadis menolak untuk mempropamkan Orlando, kakaknya itu memang marah sekali padanya. Hari ini memang Jaka libur sampai besok. Ia meminta izin khusus pada Cakra untuk menjenguk kedua orang tuanya di kampung dan tentu saja Gadis minta ikut. Dia pun sudah rindu sekali kepada abi dan uminya. Setelah meminta izin pada Orlando dengan drama penuh air mata, barulah Orlando dengan berat hati memberinya izin. Itu pun dengan ancaman apabila dalam dua hari Gadis tidak kembali, ia sendiri yang akan menjemputnya ke kampung."Lho Dis kok diam saja? Sana panggil Mas mu. Keburu demo ini cacing-cacing diperut Abi." Kali ini abinya lah yang menegur Gadis yang masih saja duduk terpaku di kursinya. Mau tidak mau, dengan langkah yang sengaja di seret-seret enggan Gadis pun mulai berjalan menuju ke arah
Read more
Chapter 29
Dalam diam dan bercucuran air mata Gadis mengobati luka-luka Putra. Sebenarnya Gadis masih penasaran mengapa kakak sulungnya ini keukeh sekali untuk mengakui kalau dia adalah orang yang telah menghamilinya. Padahal jelas-jelas Orlando lah yang sudah menanamkan benih dirahimnya. Laki-laki dengan segala pemikiran absurdnya adalah hal yang paling membingungkan baginya. Bayangkan saja, biasanya sebagian besar laki-laki pasti akan gentar bila di hadapkan pada masalah pertanggung jawaban saat pacarnya hamil bukan? Makanya di acara-acara berita kriminal yang ditayangkan oleh stasiun-stasiun televisi, banyak sekali kasus-kasus pembunuhan yang sebagian besar dilakukan oleh pacar atau pasangan mereka sendiri yang kalap dan kebingungan saat dimintai pertanggung jawaban karena pacarnya hamil. Tapi kakaknya ini malah bersikeras mengakui anak hasil benih laki-laki lain sebagai anaknya. Benar-benar cari penyakit bukan?"Mas. Kok Mas ngaku-ngaku sudah menghamili
Read more
Chapter 30
"Bi, polisi sialan ini sudah menggagahi Gadis dengan paksa. Masa sih Abi masih menerima lamarannya? Karakter manusia ini nggak baik, Bi. Suka memaksa. Mau jadi apa nanti kalau Gadis sudah jadi istrinya? Pasti dia akan memaksa Gadis ini itu. Coba tolong Abi pikirkan sekali lagi. Putra melakukan ini semua demi untuk kebaikan Gadis. Putra harap Abi mengerti."Putra berdiri berhadap-hadapan dengan abinya. Menatap penuh permohonan dalam keputusasaan. Harapannya semakin tipis saja rasanya."Nak, kamu sadar dengan kata-katamu sendiri? Oke Orlando memang salah karena sudah memaksa Gadis. Tapi kamu bagaimana? Kamu juga memaksa kan? Kamu bilang itu semua demi kebaikan Gadis? Sungguh? Tapi kok Abi malah merasa itu semua demi untuk memuaskan hasrat dan obsesimu sendiri?"Tirta Sanjaya sebenarnya merasa kasihan melihat anaknya tampak begitu merana karena keinginannya untuk memiliki Gadis musnah sudah. Tetapi sebagai seorang ayah dia ha
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status