All Chapters of Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam: Chapter 91 - Chapter 100
222 Chapters
XCI
Manik pria itu langsung tampak lebih kelam dari sebelumnya, rahangnya mengeras dan dengan langkah tegap ia menuju ke kamar Amanda. *** Beberapa menit sebelum kepulangan Pangeran Hitam, Aime mengetuk pintu kamar Amanda pagi itu. Wanita berambut pendek itu sedikit heran karena para pengawal yang biasa berdiri di depan pintu tak ia temukan. ‘Bukannya mereka kemarin masih ada petugas yang menjaga sebelum aku pamit ke kamarku? Dan ini belum saatnya ganti shift.’ Di tengah kebingungan Aime, pintu kayu jati mewah itu terbuka. Menampilkan sosok pria menawan dengan iris almondnya. Pengawal wanita itu terkejut bukan main, alih-alih bertanya, matanya tertuju pada kemeja pria itu yang tak dikancing dengan benar, dan cakaran di leher hingga ke dada yang terekspos dengan jelas. Me
Read more
XCII
“Nyonya …,” bisik Aime lemah di belakang Pangeran Hitam, kemudian pergi menjauh dengan cepat setelah melihat gerakan bibir Amanda sebelum gadis itu benar-benar tak sadarkan diri.  “Tolong … kuburkan.” ***  Pangeran Hitam tampak murka balik ke kamar pribadinya. Perasaannya kacau balau mendapati perselingkuhan istri dan sepupunya yang baru saja terjadi. Illarion Black menghempaskan tubuhnya di atas kasur sambil menutup muka dengan lengan kekarnya, raut wajahnya begitu lelah. “Kukira kau berbeda,” gumamnya. Rasanya ia ingin menorehkan pedangnya ke leher Pangeran Apollo, menebas saudara sepupunya itu tanpa ampun. Tapi Illarion masih berpikir jernih, jika Amanda yang merayunya ia tak mungkin membunuh sepupunya begit
Read more
XCIII
Illarion Black sekarang duduk bersebrangan dengan sang Ratu Minerva. Mereka saling menatap penuh dendam. Netra biru sang Ratu menyalang lebar, seolah ingin membunuh pemuda dihadapannya. Pangeran Hitam membalas dengan tatapan yang tak kalah tajam dan dingin dari manik hitam segelap malam miliknya. Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau Pangeran Hitam sangat membenci sang Ratu. Hal itu dilatarbelakangi kisah kelam masa lalu sang Pangeran yang berkaitan langsung dengan Ratu. *** “Pertemuan kali ini tidak akan membahas tentang penerus kekuasaan tertinggi Anarka,” ujar sang Raja yang langsung mengalihkan atensi para tamu dari Pangeran Hitam ke pemimpin pertemuan terbatas itu. Hadirin tampak berbisik-bisik dengan raut wajah kecewa, takut menyuarakan berbagai pertanyaan yang menggelayut di pikiran mereka masing-masing. Bagaimanapun mereka berharap di pertemuan kali in
Read more
XCIV
Dengan lantang, penasihat kerajaan itu membaca isi perkamen tersebut. “Pernikahan Pangeran Illarion Black harus bertahan lebih dari satu tahun. Jika sebelum satu tahun terjadi perceraian dan yang menggugat adalah pihak pria maka pangeran Illarion Black dinyatakan gugur sebagai penerus kerajaan.” Ratu tersenyum mendengarnya. Begitu pula para pendukung Ratu yang saling melirik penuh arti. Penasihat kerajaan kemudian melanjutkan membaca perkamen itu. “Tapi jika pihak wanita yang meminta perceraian terlebih dahulu maka hak pangeran Alexander Grey sebagai penerus kerajaan dinyatakan gugur.” Ratu sangat terkejut dengan pernyataan barusan dan langsung bangkit dari duduknya. “Apa kaitannya wanita itu dengan anakku, Pangeran Alexander. Sehingga ia akan kehilangan kekuasaan j
Read more
XCV
Amanda menatap hampa dari kejauhan melihat gundukan tanah yang dibuat Aime. Kucingnya terkubur di dalam sana. Mati dengan keadaan yang mengenaskan. ‘Bahkan Illarion -kucingku- lebih pantas hidup. Ia sangat berani dan jauh berharga jika dibandingkan denganku… .’ Amanda merasa tak memiliki lagi alasan hidup. Selanjutnya pikiran gadis berambut putih itu hanya dipenuhi hinaan yang ia tujukkan untuk dirinya sendiri. Pria di depannya dengan wajah tak kalah dingin mulai melihat iris amethyst berkaca-kaca yang beberapa waktu lalu sempat ia rindukan. ‘Menjijikan.’ batin Illarion. Dan sekarang rasa rindu itu sudah berubah menjadi benci, pengkhianatan adalah hal yang paling tak ia sukai di dunia ini. ‘K
Read more
XCVI
Sebuah kata yang langsung membuat seluruh tubuh Amanda kembali lemas. Jika kemarin kata penghinaan itu, Illarion lemparkan saat ia sedang mabuk berat. Kali ini yang membuat kata itu jauh lebih kejam, karena pria bersurai hitam itu mengatakannya saat ia sedang sadar. Sepenuhnya tahu kalau kata-kata yang Illarion ucapkan memang ditujukkan untuk istri sahnya itu. Kesedihan Amanda mendengar hal itu tercetus dari bibir Illarion membuat sakit yang mengiris hatinya semakin tak terperi.  ‘Kenapa aku masih hidup?’ benaknya kembali melontarkan pertanyaan itu. ‘Kucing kesayangan yang menjadi alasanku hidup sudah mati, pria yang ku cintai sekarang malah membenciku. Ia bahkan mulai memperlakukanku dengan kejam. Apa perlu menjelaskan padanya? Tapi tentu saja ia tak akan percaya
Read more
XCVII
Ratu Minerva tersenyum mendengar titah tersebut, tapi hal itu malah membuat wajahnya terlihat semakin tak bersahabat. “Duke Gramer adalah mantan mertua Illarion, aku yakin ia akan sangat canggung dengan hal itu. Terlebih harus membawa istri barunya. Bagaimana kalau Pangeran Alex-,” ucapan Ratu Minerva langsung terpenggal melihat tatapan tak suka penguasa Anarka itu. “Kau mencoba mengaturku, Minerva?” “H-hamba….” Pemandangan yang sangat aneh bagi Amanda, ia tak menyangka Ratu Minerva yang terlihat angkuh dan kaku langsung menciut begitu Raja Abraham menegurnya. Hubungan mereka seolah begitu dingin. ‘Bahkan keluarga pria ini juga tak jauh lebih hancur jika dibandingkan dengan hidupku, tak ada kehangatan. Mungkin karena itu aku bisa mencintai pria ini, kami terliha
Read more
XCVIII
Illarion berjongkok di sebelahnya. “Dengar aku tak peduli, ambilah gadis itu. Aku juga ingin segera membuangnya,” ujar Illarion sambil menaikkan alisnya yang memiliki bekas luka. Kemudian ia berdiri dan menendang ulu hati Apollo sebelum berjalan keluar ruangan. Erangan mengerikan keluar dari mulut Pangeran yang berasal dari Landyork itu. “Siapkan pasukan, kita menuju tempat Duke di Elger sekarang!” perintah Illarion pada Andreas. Hal itu langsung membuat pria yang sebentar lagi genap berumur empat puluh tahun itu mengumpat dalam hati. ‘Ah sial, aku lelah sekali. Kita bahkan belum setengah hari sampai dari Eden.’ Amanda merapikan bajunya, pandangan mata ungunya kosong menatap ke arah gundukkan tanah basah di bawah jendela kamarnya. ‘Karena aku begitu lemah, semua ini ter
Read more
XCIX
“Semua siaga!” perintah Jenderal Andreas. Illarion berdecih di tempat duduknya. ‘Jalanan sepi dengan hutan rimbun dan tanah lapang berujung jurang, tempat yang bagus untuk mencegat siapa pun yang lewat. Harusnya aku sudah menduga hal ini. Wanita iblis itu tak akan mudah membuatku menjalankan perintah Baginda Raja di daerah kekuasaannya.’ Suasana begitu hening, setelah penyerangan pertama belum ada lagi serangan susulan. Pria bersurai hitam itu mendekatkan diri pada jendela tempat pengawal setianya itu berada.  “Kurasa kita kalah jumlah, Tuan” bisik Jenderal Andreas. “Tapi Hamba punya rencana, Tuan.” “Jelaskan,” perintah Illarion, ia begitu mempercayai Andreas yang sudah sangat berpengalaman dalam situasi ini. 
Read more
C
‘Aku membuatnya mengorbankan nyawa dan ia sama sekali tidak menggila malah mengucapkan terima kasih? Bukankah itu berarti anak buah wanita sialan itu tak akan membunuhnya? bahkan mungkin mereka akan memperlakukannya begitu hormat! Sialan! Aku benar-benar terkecoh olehnya!’ Tangan Illarion tergenggam erat karena kemarahan, dan memacu kuda hitamnya makin kencang. Rombongan besar Pangeran Hitam berbelok ke arah hutan rimbun, sedangkan kereta yang dinaiki Amanda menuju padang gersang berujung jurang tanpa pengawalan. Hal ini membuat kesan pada para penyerang bahwa justru di dalam kereta itulah sosok orang yang mereka harus bunuh sebenarnya berada. Karena melarikan diri tanpa pengawalan, berusaha mengecoh mereka. Amanda mendengar puluhan mungkin ratusan derap langkah kuda mendekat ke arahnya. Ia berada di dalam keret
Read more
PREV
1
...
89101112
...
23
DMCA.com Protection Status