Semua Bab FALLING FOR THE BEAST: Bab 21 - Bab 30
59 Bab
19. The Grandpa
Chilcotin Country, British Columbia—Canada | 06:58 AMUdara dingin membelai wajah Crystal, sengatannya mengusir bayang-bayang mimpi buruk yang tidak dia ingat. Atau, memang tidak ada mimpi buruk. Setelah berkendara nyaris semalaman, ditambah beberapa kali berhenti karena mogok dan istirahat—tidak mengherankan jika Crystal jadi sangat lelap.Crystal membuka mata, kemudian menguap seraya merenggangkan tubuh, berusaha menghilangkan pegal. Menoleh, Crystal mendapati hembusan angin tadi berasal dari jendela mobil di sisi Xander yang terbuka. Xander masih menyetir, sementara yang menyelamatkan tubuh Crystal dari dingin adalah jacket lelaki itu."Kita sudah sampai?" Dengan suara tidak jelas, karena satu tangannya menutupi mulutnya yang menguap, Crystal mengedarkan pandangan ke samping jendela. Terperangah mendapati pemandangan menakjubkan yang ia dapat; jalan-jalan pedesaan yang sepi&mdas
Baca selengkapnya
20. Trapped
"Kalian berdua harus bekerja di peternakanku selama seminggu. Tugas kalian memberikan pakan Sapi, Ayam, Babi, juga Erick. Memerah susu sapi. Ah! Kalian juga yang harus menjual hasil peternakan ke kota. Jangan lupa untuk memperbaiki pagar yang kalian rusak."Crystal bergeming untuk waktu yang lama, sementara suara Logan sebelum beranjak masih terngiang di kepalanya. Gila. Tapi, lebih gila lagi ketika dia sudah benar-benar ada di kandang besar, berdiri tepat di depan puluhan sapi dengan hanya berbatas pagar besi. Siap dengan semua alat tempur; sepatu boots, topi, bahkan sarung tangan karet.Aroma khas Sapi tercium di sekitar Crystal, membuatnya mual. Tidak hanya itu, Crystal juga begidik tiap kali sapi-sapi itu bersuara."Beri makan mereka. Kalau perlu suapi semuanya." Menoleh, Crystal mendapati Lilya telah berdiri di sampingnya, menumpahkan rerumputan segar tepat di kaki Crystal dari kereta d
Baca selengkapnya
21. A Sky Full of Stars
"Terjebak?" Crystal mengernyit, buru-buru turun dari mobil dan menghampiri Xander. Terbatuk-batuk menghirup asap yang masih mengepul dari mesin mobil—baunya menyengat seperti terbakar. "Itu kenapa?" tanya Crystal sembari menutup hidung."Jika kita beruntung, mesinnya hanya kekurangan air." Xander menutup kap mobil. "Tapi, jika kita sedang sial, air mungkin tidak bisa memperbaiki mobilnya.""Lalu? Bagaimana?""Pilihannya hanya dua; mencari air atau menunggu pertolongan di sini." Xander menyisirkan jemarinya ke rambut. "Begini saja. Kau tetap di sini dan menunggu mobil lewat, sementara aku mencari air—""Tidak. Tidak. Aku ikut!" tolak Crystal cepat, lalu menatap Xander dengan bibir mencebik. Apa lelaki ini gila? Di sekitar mereka tidak ada apa-apa selain padang luas, jalanan panjang dan pohon-pohon tua. Langit mulai menggelap. Bagaimana jika ada hantu? Bagaimana jika ada orang jahat? Crystal
Baca selengkapnya
22. I Love Him
WILLIAM'S RANCH HOUSE, Chilcotin Country, British Columbia—Canada | 9:16 AM"Kau ... kau masih di sini."Xander terpaksa menghentikan kegiatan makannya dan menatap Crystal yang terlihat panik seperti melihat hantu."Aku pikir kau sudah memerah susu sapi, atau pergi ke pasar," lanjut Crystal dengan susah payah."Kau masih berusaha menghindariku?" tanya Xander datar sambil meneliti tiap perubahan raut gadis itu.Sudah beberapa hari berlalu, tetapi Crystal terus saja menghindarinya. Gadis ini keluar kamar setelah memastikan dia pergi memerah susu atau mengantar barang ke kota. Crystal tiba-tiba merengek ingin belajar berternak bersama Logan, bahkan ikut Lilya membeli kebutuhan peternakan di pasar dibanding menerima ajakannya."Jujur saja, Princess. Apa kau ingat yang terjadi?” todong Xander.Rona di wajah
Baca selengkapnya
23. I Will Never Hurt You
Ada salah satu bagian favorite Crystal di cerita Alice and Wonderland. Alice bertanya pada kelinci putih; berapa lama waktu selamanya? Si Kelinci putih menjawab; kadang, selamanya itu bisa jadi sedetik saja.Sekarang. Crystal menginginkan hal itu. Waktu berhenti di detik ini. Selamanya.Sambil menyadari tiap tarikan napas, tiap gerakan, Crystal membuka mata—menatap Xander sayu setelah ciuman mereka terlepas. Tangan Xander dengan lembut memegangi pinggul Crystal, sementara Crystal meneliti wajahnya. "Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu, Princess." Bibir Xander bergetar ketika mengatakan ini, tapi Crystal melihat ketegasan di matanya. "Aku ingin kau tahu," bisiknya. "Hal yang menjadi penyesalan terbesarku."Crystal hanya membuka tutup mulut, kehilangan kata-kata. Ia bahkan nyaris tidak bisa bernapas, nyaris tidak berpikir. Semua ini terlalu ... membingun
Baca selengkapnya
24. I Need You
Entah sudah berapa lama hening menyelimuti mereka.Crystal menunggu rasa panik—takut—atau keringat dingin kembali menyapa. Namun, rasa itu tidak datang. Hanya ketenangan yang nyaman saat jemari Xander turun dari pipinya lalu bersatu dengan jemarinya.Kesuraman membayangi cahaya bintang di mata Xander, tatapan yang belum pernah Crystal lihat pada laki-laki itu. "Jika kau memang masih butuh waktu untuk berpikir, aku bisa menunggu." Xander berdiri, membelai lembut puncak kepala Crystal, kemudian beranjak dan menghilang di balik pintu.Tidak. Jangan. Jangan pergi.Crystal mengusap wajahnya kasar, sementara kata-kata itu terus tersendat di kerongkongannya. Bukannya Crystal tidak mempercayai ucapan Xander. Crystal percaya. Sangat. Selama mereka bersama, tidak sekalipun Xander menyakitinya. Crystal hanya shock melihat sisi lain dari lelaki itu. Xander mengingatkannya p
Baca selengkapnya
25. The Truth
"Princess! Kau di mana?!"Crystal terbatuk, meringkuk di bawah altar. Sesak. Panas. Keringat bercucuran dari tubuhnya, kesadarannya juga nyaris habis ketika ia mendengar suara itu—menyelip dari balik kobaran api yang mulai melahap gereja. "Princess! Jawab aku!""Dad," bisik Crystal serak. Terlalu lemas untuk bersuara.Crystal mengelus dada, beringsut dan berusaha keluar, tapi kepulan asap dan api itu menahannya. Tidak bisa. Hidupnya akan berakhir di sini. Crystal menyerah. Tadi pun dia sudah berusaha keluar dari gereja ini, tapi puing-puing berapi yang runtuh itu menghalanginya, membuat Crystal memekik ketakutan, gemetar dan lebih memilih meringkuk di bawah altar—makin terjebak. Tidak akan ada yang akan menolongnya. Siapa orang gila yang akan menembus api-api sialan ini hanya untuk menyelamatkannya?Dongeng bodoh mommynya tidak ada, tidak ada pangera
Baca selengkapnya
BOOK 2: EREBOS
S E A S O N  2  :  E  R  E  B  O  S The Prince really loves the Princess. The Princess is the soul and center of his life. He was willing to do anything as long as the Princess always stays beside him. Instead, the Prince made a rule for the Princess. Just one. That the Princess can't come out, even for an inch. The outside world isn't safe. There will only be her and the Prince. Unfortunately, The Princes's curiosity destroyed everything. Princess could no longer hold herself when something outside keeps calling her out. So seductive. Pulling her closer and closer. Stupidly, the Princess got hooked. She goes out, breaks the only rule made by the Prince and walks closer to someone who always stands there, waiting for her in the darkness. Faithfully watching every step
Baca selengkapnya
26. Finding You
LEONIDAS Mansion, Barcelona—SPAIN | 07:10 PMCrystal.leonidas : Meng!Crystal.leonidas : Meng!Crystal.leonidas : Meng!Crystal.leonidas : We need to talk.Crystal.leonidas : Jika kau sudah membaca pesan ini, segera hubungi aku.Walaupun Crystal tahu Xander belum membalas pesannya di instagram, tetap saja dia memeriksanya lagi—berharap Xander sudah membaca. Tapi, tidak ada. Jangankan balasan, akun itu bahkan tampak tidak aktif. Sebenarnya apa yang sedang Xander lakukan? Apa sengaja tidak membuka pesannya? Apa ... Xander marah?Crystal menghela napas frustasi, teringat dengan pertemuan mereka yang terakhir. Tidak ada kata perpisahan. Yang ada, Crystal melawan Xander
Baca selengkapnya
27. Elysium
TARTARUS HOTEL, Toronto, Ontario—Canada | 02:14 PM"Masih tidak ada kabar."Crystal menoleh kebelakang mendengar suara Lilya, mendesah panjang melihat gadis itu berjalan santai memasuki ruang tamu kamar hotel dengan rambut panjang yang sedikit berantakan, tapi menambah kesan seksi dari baju rajut tanpa lengan gadis itu."Sepertinya dia memutuskan baru muncul di pertemuan.""Oke. Aku ikut ke sana saja." Crystal mengembalikan perhatiannya pada dinding kaca, menatap pantulannya sendiri yang masih mengenakan kimono mandi. Sejak datang ke hotel—Crystal bahkan belum tidur sama sekali. Menunggu Xander. Namun, kedatangannya seperti sia-sia. Belum ada tanda-tanda kemunculan laki-laki itu, sementara pernikahannya dan Aiden semakin dekat tiap detik yang berlalu. "Bawa aku datang ke pertemuan.""Sebenarnya apa yang kau perlukan darinya? Jika it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status