Semua Bab Hamil di Malam Pertama: Bab 71 - Bab 80
89 Bab
Bab 71 : Bimbang
Hamil di Malam PertamaBab 71 : Bimbang“Kak, ada hal penting yang harus kita bahas .... “ Vaulin menarik tangan Zaki untuk masuk ke dalam kamar, dan membiarkan dua putrinya bermain bersama Bik Sari, sang pembantu yang bekerja di rumahnya.“Ada apa, Sayang? Kakak baru pulang kerja ini ... masih capek, nanti malam saja kalau mau minta jatah,” ujar Zaki saat kini dirinya sudah ditarik secara paksa sang istri untuk masuk ke dalam kamar mereka.“Hus ... jatah melulu yang dipikirkan, anak udah dua ... mesumnya dikurangin dong, Kak!” omel Vaulin sambil menarik Zaki ke tempat tidur.“Nambah satu lagi, Sayang, cari yang cowok. Ayo deh!” Zaki menarik istrinya ke dalam pangkuannya.“Kak, jangan bercanda melulu ... ada hal penting yang ingin aku bahas sama kamu.” Vaulin berusaha melepaskan dirinya dari pangkuan suaminya itu.“Ada apa sih, Dek? Katakan saja!” Zaki mendekatkan
Baca selengkapnya
Bab 72 : Bertemu
Hamil di Malam PertamaBab 72 : Bertemu“Tolong .... “Terdengar suara teriakan seseorang dari arah kanan tempat parkiran, saat Zaki sudah berpisah dengan partner bisnisnya di depan restoran. Ia melangkah menuju mobilnya dan melihat seorang wanita sedang terduduk di lantai parkiran, sepertinya wanita berpakaian sexy itu tersandung karena high heelnya yang terlalu tinggi.“Kenapa, Mbak?” tanya Zaki sedikit risih saat melihat wanita dengan pakaian yang serba kekurangan bahan itu, ia langsung teringat pesan Vaulin agar tak menyapa wanita mana pun jika sedang berada di luar begini.Sang wanita yang ternyata adalah Cinta alias Yuta yang kini telah berevolusi itu sedikit terkejut saat melihat orang yang menyapanya sekarang, tapi ia berusaha bersikap wajar sebab kini identitasnya telah berubaha 100%.“Eh ... saya jatuh, Mas. Bisa bantu saya berdiri?&
Baca selengkapnya
Bab 73 : Lowongan Pengasuh
Hamil di Malam PertamaBab 73 : Lowongan PengasuhCinta tersenyum puas sambil memacu mobilnya menuju pulang, ia bahagia bisa mengerjai Willy, musuh bebuyutannya itu. Ia mulai berpikir untuk mengerjainya lebih dari ini lagi sebab Willy terlihat benar-benar sudah jatuh cinta kepadanya.“Hahaaa ... dasar pria bodoh, membedakan wanita yang ori ama yang kloningan saja dia tak bisa!” Cinta tertawa puas. “Lihat saja ... akan kukerjai kamu lagi sampai akhirnya kamu pun operasi kelamin sepertiku juga .... “ sambungnya dengan tak hentinya tertawa sebab hatinya begitu geli saat ini.***“Udah tidur, Dek?” Zaki melingkarkan tangannya di pinggang Vaulin yang sudah terlelap sejak beberapa saat yang lalu.
Baca selengkapnya
Bab 74 : Sama-sama Single
Hamil di Malam Pertama Part 74 : Sama-sama Single “Dek, kok kamu main terima pengasuh sembarangan gitu?” protes Zaki sambil menarik tangan Vaulin ke kamar mereka, ia sangat terkejut pagi tadi ketika melihat wanita jadi-jadian yang ia lihat sedang terjatuh di depan restoran kemarin, tahu-tahu malah menjadi pengasuh Fatihah dan hari ini menemani putrinya ke sekolah. “Kenapa emangnya, Kak? Eh ... ini baru pukul 09.30 loh, kok udah pulang dari kantor?” tanya Vaulin dengan menautkan alisnya. “Sengaja pulang lagi untuk membicarakan masalah ini, Kakak nggak tenang setelah melihat pengasuh Fatihah tadi pagi ... siapa namanya?” tanya Zaki dengan raut serius. “Namanya Siti, Kak. Katanya dia janda, suaminya udah meninggal, jadi lagi butuh kerjaan dan nggak enak hidup numpang di rumah tantenya,” jelas Vaulin santai, sebab dia sudah mengantongi KTP Siti. “Hah ... dia bilang begitu? Kalau nggak salah ... waktu malam kakak janjian sama Pak Yoseph di
Baca selengkapnya
Bab 75 : Ditaksir Tetangga
Hamil di Malam PertamaPart 75 : Ditaksir Tetangga“Mbak Siti, ayo main ke depan!” Fatihah dan Nazwa menarik tangan Siti.“Bilang Mamanya dulu, boleh gak?” tanya Siti karena takut salah bertindak sebab Vaulin selalu memarahinya jika salah sedikit saja pun.“Ada Ayah kok di depan, dia lagi nyuci mobil. Ayo, Mbak ke depan ... kami mau main sepeda,” rengek Fatihah.Vaulin yang baru keluar dari dapur dengan membawa sepiring nasi goreng untuk kedua putrinya itu mendekat ke arah Siti dan anak-anaknya.“Buk, anak-anak ngajakin main ke depan, boleh nggak?” tanya Siti.“Boleh, tapi kamu harus jagain mereka,” jawab Vaulin sambil menuju teras.Sedangkan di depan rumahnya, Zaki terlihat menyuci mobilnya karena ini hari minggu, jadi ia memilik olahraga ringan ini.“Lagi nyuci mobil, Kak?” sapa Willy sambil berdiri depan pagar pembatas rumah mereka, ia berusaha me
Baca selengkapnya
Bab 76 : Salah Sasaran
Hamil di Malam PertamaPart 76 : Salah Sasaran[Teruntuk kamu yang kukagumi dan suatu hari berharap bisa kupersunting. Rasa itu menyapaku, Sayang, sejak awal jumpa dirimu. Terpikat aku akan manis senyummu, terus membekas dalam pikiran. Hati ini mulai gelisah, menahan gejolak asa akan keinginan untuk bisa menghabiskan sisa umur bersamamu. Duhai ciptaan Tuhan yang paling indah, sudikah dirimu untuk membuka hati pada sosok yang akan membahagiakanmu sampai kiamat ini? Aku berjanji akan selalu menyayangimu hingga mati dan akan memujamu setiap waktu. Teruntuk kamu yang menjadi doaku di malam hari, entah bagaimana aku harus bertindak? Bak hujan yang datang dengan kilat, tiba-tiba mengingat harap padamu membuatku sesak. Terimalah aku menjadi pendampingmu duhai cantik, kita akan menjadi pasangan sejati selamanya. Tertanda : Willy Syaqiel (Calon imam sejatimu). I love you.]
Baca selengkapnya
Bab 77 : Digarap Satpam
Hamil di Malam PertamaPart 77 : Digarap SatpamPria itu menelan ludah saat melihat penampakan wanita bertubuh bahenol dengan pakaian mini yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Tank-top berwarna putih dan celana pendek di atas paha membuat gejolak kelelakiannya yang sudah lama terpendam itu bangkit ke permukaan.“Yang ... yang mana ... yang ... yang sakit .... “ tanya pria itu dengan bergetar, karena organ bawahnya kini ikutan bergetar dengan gejolak yang tak dapat untuk dikendalikan.Siti mengerutkan dahi saat sebuah tangan kasar mendarat di pundaknya juga suara yang menurutnya bukan suara Zaki. Ia langsung membalikkan badan dan terkejut saat melihat Pak Karmin, Satpam paruh baya itu kini menatapnya dengan penuh napsu.Napas Pak Karmin terengah-engah, ia tak dapat lagi menaha
Baca selengkapnya
Bab 78 : Gejala Kehamilan
Hamil di Malam PertamaPart 78 : Gejala Kehamilan“Siti!” Willy yang sedang mengintai dari balik pagar segera berlari keluar saat melihat Siti baru saja kembali dari Supermarket dengan motornya sebab Vaulin menyuruhnya untuk membelikan mainan untuk anak-anaknya.“Siti, kamu dari mana? Aku punya hadiah untuk kami. Yang kemarin itu, kamu terima ‘kan?” Willy menghentikan motor yang dikendarai Siti dan memegang tangan sang pujaan hati.“Apaan sih?!” ketus Siti sambil menarik tangannya.“Ini aku punya hadiah untuk kamu.” Willy berusaha pasang tampang manis walau Siti ketus terhadapnya.“Halahh ... palingan isinya cokelat lagi, aku nggak suka!” Siti menepis hadiah dari Willy.“Hmm ... bukan cokelat, tapi sesuatu yang lain. Oh, begini saja, karena kita susah ketemunya walau pun tinggal berdekatan, aku mau bilang sekarang saja niat baikku sama kami. Siti ... aku jatuh cin
Baca selengkapnya
Bab 79 : Sakit Apa?
Hamil di Malam PertamaPart 79 : Sakit Apa?Willy menatap pengacara dari Caroline itu, juga bocah laki-laki berusia 4 tahun di hadapannya.“Maafkan anakku,Wil, gara-gara dia ... kamu jadi jatuh,” ujar Margareta dengan cemas karena takut Willy mengenali putranya bersama Caroline yang dikatakan sudah meninggal ketika dilahirkan. Ia menyayangi Crisly dan sudah menganggapnya sebagai anak sendiri.“Dia ... anakmu, Margareta?” tanya Willy dengan menautkan alisnya, menatap bocah laki-laki dengan kulit kuning langsat dan beralis tebal itu. Sekilas, ia mirip dengan Fatihah, putrinya bersama Vaulin.“Hmm ... iya, dia putraku. Maafkan kelakuannya yang menyeberang tiba-tiba. Kamu nggak apa-apa ‘kan, Wil? Apa perlu aku teleponkan ambulan atau tukang derek ... untuk membenarkan motormu yang rusak itu?” Margareta berusaha bersikap santai dan berharap Willy tak mengenali Crisly.“Nggak perlu, aku Cuma mau mint
Baca selengkapnya
Bab 80 : Vonis Dokter
Hamil di Malam PertamaPart 80 : Vonis Dokter“Kayaknya cuma masuk angin, Buk, Si Siti ... soalnya kemarin dia makan mangga muda dan nggak makan nasi lagi.” Sari mencoba membela teman seprofesinya itu.“Hmm ... semoga saja benaran Cuma masuk angin. Kalau kamu sampai hamil di luar nikah, maka kamu saya pecat, Siti!” ujar Vaulin dengan nada tegas sambil mengarahkan jari telunjuknya di depan wajah Siti.Siti dan Sari hanya bisa saling lirik, Vaulin bergegas keluar dari kamar pengasuh dari putrinya itu.“Ya udah, aku keluar dulu dan nanti ke sini lagi. Kamu istirahat saja dulu.” Sari segera berlari keluar, mengikuti sang majikan.Karena Siti tak bisa melakukan tugasnya hari ini, jadi Zaki yang akan mengantar Fatihah ke sekolahnya. Sari segera mengemasi dapur, lalu membersihkan rumah. Ia cemas akan keadaan Siti, jadi ia akan membereskan pekerjaannya dengan cepat dan setelah itu baru bisa menemui Siti dan menolo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status