All Chapters of The New World: Chapter 51 - Chapter 60
146 Chapters
Chapter 51. Bahan Penelitian
Jo Collin menghampiri mereka saat Lock tengah mengambil sebutir apel besar untuk hidangan penutup. Pria itu tersenyum menyapa mereka semua lalu mengetuk pundak Lock. “Ikut aku.” katanya.Keempat temannya menatap Lock dengan penasaran, tetapi Lock juga tidak tahu alasan Collin memanggilnya. Setelah menyambar sebutir apel dan memasukannya ke dalam saku, Lock berjalan mengikuti Jo Collin yang terus berjalan tanpa sedikitpun menoleh ke belakang. Pria itu menuntunnya ke sayap kiri bangunan Akademi Soru dan tidak berhenti bahkan saat melewati perpustakaan.Lock menyejajarkan langkahnya dengan Collin. “Aku ingin bertanya.”Jo Collin meliriknya, tetapi tidak berhenti berjalan. Lock mengeluarkan sedotan besi yang telah disimpannya selama ini di sakunya, menunjukannya pada Collin.“Apa kau tahu ini apa?”Pengamat itu menatap barang yang ditunjukkan Lock sekilas sebelum balik memandangnya dengan kepala ditelengkan. “S
Read more
Chapter 52. Moonray
30 menit kemudian, Lock keluar bersama dengan Jo Collin dari gedung Akademi Soru dengan penampilan yang sudah berubah total. Seragam cokelat Lock telah berganti menjadi kemeja putih serta mantel hitam berekor; dan celana jins nya telah digantikan dengan celana panjang hitam ketat. Itu pertama kalinya Lock mengenakan baju yang lembut dan berkualitas bagus seperti itu, namun wajahnya tampak gusar.“Kenapa ini berenda?” tuntut Lock, menunjuk kemejanya. “Aku terlihat seperti mengenakan baju perempuan!”Jo Collin, sebaliknya, tampak necis dan rapi dengan pakaian mewah yang berlebihan. Ia bahkan menyisir rambutnya ke belakang dengan bergaya, dan kacamatanya berubah menjadi kacamata hitam. Bahkan ia memutuskan untuk membawa sebuah tongkat hitam mengilap yang entah diambilnya darimana. Dia berusaha keras untuk terlihat seperti pewaris keluarga kaya yang tampan dan berkelas, tetapi menurut Lock, ia terlihat seperti orang buta yang terlalu banyak menuangk
Read more
Chapter 53. Dua Pria Misterius
Itu adalah sebuah gerbang lengkung dari batu setinggi kurang lebih 3 meter yang didirikan di tengah-tengah lapangan berumput seperti selayaknya portal yang sering digambarkan di dalam buku dongeng. Getaran energi bewarna hijau kebiruan membungkus gerbang tersebut, dan kegelapan total menunggu di baliknya.Collin mengutak-ngatik jam tangannya – yang mirip seperti kepunyaan Lock – dan sebuah bayangan hijau muncul di depannya. Meski Lock tidak dapat melihat apapun, tetapi ia tahu Collin sedang membaca sesuatu yang tidak terlihat oleh mata Lock. Sejurus kemudian, pria itu mengibaskan tangan, mengoyak bayangan hijau itu karena ia telah selesai memeriksa apa yang ingin ia cari.Lock memperhatikan dengan tertarik saat tangan Collin mengeluarkan aura kuning samar dan menempelkannya pada dinding gerbang. “Stasiun 85,”Getaran energi hijau kebiruan yang berasal dari gerbang tersebut merespon Collin; energi itu menggulung di udara sebelum menyerbu m
Read more
Chapter 54. At Underground
‘Dia juga tidak tampak bercanda.’“Apa yang terjadi jika kacamata ini dilepas?” tanya Lock. Ia harus memastikan sesuatu. “Apakah mereka akan menjadi se-ekstrem yang kubicarakan tadi? Atau bahkan pingsan?”Rahang Jo Collin terbuka mendengar perkataan Lock. “Kau ini benar-benar suka dengan perhatian seperti itu, ya?” ia kemudian tertawa kecil. “Yeah, kedengarannya asyik jika memang demikian, tetapi sayangnya tidak. Mereka hanya menganggap kita lebih tampan daripada idola mereka semua dan lebih mudah tertarik..”Collin masih melanjutkan ocehannya, tetapi Lock sudah tidak mendengarnya sama sekali.'Aku masih menjadi orang tidak normal diantara orang-orang yang tidak normal? Apa-apaan ini?’ Lock tidak mampu untuk tidak berpikir demikian. Kepalanya mendadak sakit hingga dia memijit pelipisnya.‘Namun jika dipikir-pikir, masih banyak hal yang belum jelas. Bisikan-bisikan yang kudengar
Read more
Chapter 55 – Ikatan (I)
Beberapa menit kemudian, dua orang mencurigakan keluar dari stasiun kereta bawah tanah. Jo Collin melambai pada si petugas malang yang mengantar mereka keluar dengan wajah linglung.“Ini kartu asli?” Lock masih membolak-balikkan kartu bank platinum Jo Collin.“Tentu saja asli,” jawab Collin dengan nada tersinggung. “Aku bekerja sangat keras selama hampir 12 tahun. Uang itu tidak seberapa.”“Bekerja?”Jo Collin berdecak, menarik kartunya. “Kau pikir aku masuk ke Divisi Pengamat dengan sukarela? Tentu saja aku dibayar! Lagipula, jangan pernah berpikir di Dunia Baru kau mendapatkan semua fasilitas dengan gratis,” ia menunjuk-nunjuk wajah Lock, seakan menasihati. “Kalian tinggal gratis di Akademi Soru hanya sementara, ingat itu. Setelah 3 bulan, kalian harus mulai bekerja. Biasanya, kami akan mengatur Divisi kalian untuk tahun pertama. Selanjutnya, kalian bisa mencari pekerjaan yang kalian mau.
Read more
Chapter 56. Ikatan (II)
Tidak lama kemudian, sosok orang yang sangat dikenal oleh Lock datang. Seperti biasa, Jihun selalu berjalan dikelilingi oleh teman-temannya. Untungnya, pemuda itu masih memiliki tata krama karena mengenakan baju berkabung – meski ia mengenakannya asal-asalan sehingga membuatnya lebih mirip preman dibandingan orang yang akan melayat. “Ayo kita habiskan bir-nya. Pasti masih banyak yang tersisa, melihat sedikitnya orang yang datang kemari.”Jihun terkekeh.‘Mereka bahkan tidak menyumbang,’ pikir Lock saat mengamati Jihun dan teman-temannya menyelonong masuk seperti rumah sendiri.Jo Collin menggaruk lehernya. “Apakah kau tidak punya teman yang normal?”"Maaf jika mengecewakanmu.”Lock mengamati teman-teman satu sekolahnya yang sudah selesai memberikan penghormatan terakhir dan memenuhi meja yang semula kosong melompong. Dari tempatnya berdiri, Lock dapat melihat tidak ada seorang-pun yang me
Read more
Chapter 57. Klisé
“Fokus pada emosi!”Teriakan Pengamat bernama Sherly itu menyentak konsentrasi Rue. Pertahanan dirinya seketika pecah. Aura bewarna kuning yang sejak tadi berusaha dijinakkan olehnya, mendadak bergerak dengan liar dan menyerbu masuk ke dalam tubuh Rue. Penglihatan Rue menjadi gelap.“Sherly!”Seseorang memukul kepala Rue. Itu pukulan pelan, tetapi Rue merasakan ‘Caera’ nya menjerit seolah kesakitan sebelum lenyap ketakutan. Rue mengerjapkan matanya, menyadari bahwa ia sudah berdiri dan berada di depan salah seorang anak lain dengan kuda-kuda menyerang. Gadis di depannya duduk terjengkang dengan mata terbelalak liar saat menatap Rue.“Apa yang kau pikirkan?” tanya Sherly, mengetuk-ngetuk kepala Rue dengan pulpen. Wanita itu kemudian berteriak dengan menggunakan ‘Caera’ di pita suaranya hingga suaranya menggema di lapangan . “Istirahat 10 menit!”“Ugh..” Rue limbung d
Read more
Chapter 58. Orang Aneh
Tetapi, sepertinya Embry bersungguh-sungguh karena mata pemuda itu sekarang tampak melamun, seolah membayangkan sesuatu atau seseorang yang tak kasat mata. Sebagian orang yang memilih untuk menjadi [Yang Terpilih] memang harus mengorbankan sesuatu saat mereka meninggalkan Earthkine dan tinggal di Dunia Baru. Rue bukanlah salah satu dari golongan orang-orang tersebut, jadi dia sama sekali tidak paham. Gadis itu memilih Dunia Baru karena dia harus pergi dari Earthkine – jika dia ingin hidup. Embry memusatkan perhatiannya lagi pada Rue. “Lagipula, si idiot Lock yang disana itu memberitahu bahwa kau akan berusaha mengusir seseorang pergi menjauh. Jadi, aku sudah bisa menebak apa yang akan kau katakan dan tidak terlompat ngeri dan pergi.” ujar pemuda itu sambil tersenyum lebar. Rue kehilangan kata-kata. Sekitar beberapa hari yang lalu, Lock Easton memang duduk di sampingnya saat makan malam. Seperti biasa, Rue selalu membuat orang-orang yang berad
Read more
Chapter 59. 9 Bulan Kemudian
Awal musim semi telah tiba. Di bawah pohon wisteria di sebuah Universitas ternama Kirrin, beberapa kios didirikan berjajar dengan para mahasiswa baru yang tampak bersemangat menawarkan barang, makanan, atau jasa permainan. Universitas itu padat pengunjung, memenuhi lapangan yang luas dan telah dihias dengan cantik untuk menyambut musim semi. Semua mahasiswa yang bertugas untuk menjadi tuan rumah, berlomba-lomba untuk memberikan servis terbaik mereka. Aktivitas mereka sebagai mahasiswa baru tengah dinilai per fakultas. Beraneka ragam kostum, dari yang tercantik hingga teraneh, dipakai untuk menarik perhatian pengunjung dan para mahasiswa senior. Tetapi, ada beberapa mahasiswa baru yang tidak perlu bersusah payah menarik perhatian karena penampilan mereka yang memang sudah menarik. Salah satunya adalah seorang gadis dengan rambut panjang cokelat kemerahan yang tengah menengadah, mengabadikan momen keindahan musim semi dengan kamera-nya. “Avery!” Seseora
Read more
Chapter 60. Haunted House
Caramel dan Avery tiba di salah satu wahana yang dikelola oleh teman-teman satu jurusan mereka berdua; Rumah Hantu. Tempat itu merupakan salah satu tempat favorit pengunjung, tetapi saat ini sedang sepi karena para hantu tengah beristirahat.“Hei, Avery! Caramel!” Seseorang memanggil mereka dari kejauhan. “Cepat kemari!”Seketika Avery dan Caramel berhenti berjalan. Mereka berpandangan.“Mau pergi saja?” tanya Avery, menawarkan.“Setuju. Ayo, kita kembali nanti saja.” Caramel mengangguk.“Hei, tunggu kalian berdua!” Pemuda itu berlari menghampiri keduanya dengan terburu-buru, sadar keduanya hendak pergi meninggalkannya. “Kami benar-benar membutuhkan bantuan!”“Kau, maksudmu?” gumam Avery.Pemuda itu adalah ketua jurusan mereka yang selalu tampak lelah dan jengkel. “Salah seorang pengunjung berlari ketakutan dan merusak beberapa perlengkapan. Anak
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status