All Chapters of Awas, Bos Jatuh Cinta!: Chapter 111 - Chapter 120
1747 Chapters
Bab 111
Simon memandangnya hingga Sharon berpikir keras, Ia bertanya dengan tenang, "Menurut kamu berapa lama anak itu bisa dipisahkan dari kamu?"Sharon terkejut; Ia dan Sebastian tidak pernah berpisah. Dia tidak bisa tinggal jauh darinya dan dia pasti tidak bisa hidup tanpanya.Sebastian akan buat keributan kalau dia tidak melihatnya dan dia tidak bisa memprediksi seberapa jauh dia akan pergi.Dia tiba-tiba paham kenapa Simon bilang mereka akan pergi selama beberapa hari. Kalau ingat betapa Douglas sangat menyayangi Sebastian, Douglas pasti akan mengalah kalau Sebastian terus-menerus berteriak memanggil ibunya.Ia melihat ke samping pada pria yang tenang itu. Ia telah memikirkan semua ini sebelumnya. Tidak heran ia membawanya keluar tanpa melakukan perlawanan."Haruskah aku tinggal dengan temanku selama beberapa hari?" Meskipun ia bilang ini, ia enggan untuk menjauh dari putranya untuk jangka waktu sementara ini. Ia berulang kali melihat keluar di rumah Zachary melalui jendela. 'Apa dia akan
Read more
Bab 112
Hati Sharon menegang. "Kita kan cuma pura pura suami istri. Nggak ada seorang pun dari keluarga Zachary di sini, jadi kita tidak perlu berpura-pura mencintai, kan?"'Apa dia harus serius begitu?'"Ya, kita memang kawin kontrak, tetapi surat nikah itu nyata. Baik secara nominal atau... secara fisik, kita benar-benar pasangan." Dia membawa Sharon ke dalam pelukannya. Suaranya yang dalam diucapkan tepat di telinganya dan Sharon segera merasakan telinganya terbakar.Tidak cuma telinga Sharon yang terbakar, jantungnya juga berdetak lebih cepat. Simon benar dan ia tidak bisa membantahnya sama sekali.Pipinya mulai memanas dan ia berkata dengan malu, "Kontraknya bilang kita cuma berpura-pura jadi suami dan istri. Bisa gak kamu stop, jangan malu-maluin begini!" Keheningannya selama tidak berarti dia membiarkan Simon terlalu intim dengannya berulang kali!"Kontraknya nggak bilang kamu bisa cium aku. Tolong jangan seenaknya cium ..." Di tengah kalimatnya, pria itu menundukkan kepalanya dan menci
Read more
Bab 113
Sharon akhirnya paham setelah mendengar penjelasan itu. Oke, itu karena kakaknya. Ia khawatir kakaknya akan tahu..Ia menggigit bibirnya. "Paham."Cara Simon menatapnya membebani pikirannya: "Sudah malam. Mandi dan tidur gih."Sharon merasa lelah setelah malam panjang ini dan tidak menyangka bahwa setelah diusir dari rumah tangga Zachary, ia akan tinggal dengan Simon di kamar hanya dengan mereka berdua. Ia terus merasa sedikit gelisah.Sharon dengan cepat menyelesaikan mandinya tetapi tidak melihat pria itu ketika ia kembali ke kamar tidur. Ia hanya mendengar suara Simon sedang mengangkat telepon di ruang tamu.Ia tidak punya niat untuk mendengarkan percakapannya. Ia melirik ke tempat tidur pria itu. 'Apa aku akan tidur di sini?'Ia bilang kakaknya bisa datang kapan saja. Akan sulit untuk dijelaskan, jadi ia terpaksa harus tidur di sini. Karena ada kontrak pernikahan jadi Simon mungkin tidak akan berperilaku buruk.Di rumah Zachary, putra mereka selalu tidur di tengah saat mereka berti
Read more
Bab 114
Melihat istrinya heboh begitu, pria itu menggoda, "Kamu itu udah melahirkan seorang anak untuk aku. Apalagi yang harus malu?"Sharon menutupi matanya dengan tangannya, tidak berani melihat lagi. "Itu beda!"Ia tidak mendapat jawaban dari pria itu, tetapi bagian tempat tidur di sebelahnya bergerak. Kemudian pria itu mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya. Ia membuka matanya karena terkejut. Ia sudah berganti pakaian tidur dan berbaring di tempat tidur dengan lengannya yang kuat melingkari badan Sharon."Bagaimana kamu bisa tidur kalau aku dipeluk begini?" Sharon ingin lepas dari pelukan itu. Ia tidak terbiasa dipeluk saat tidur karena biasanya yang dipeluk saat tidur adalah Sebastian."Bukannya kamu bilang kamu takut tidur sendirian? Harusnya kamu baik-baik saja kan sekarang suamimu melukin kamu supaya bisa tidur?" Suara merdu pria itu jatuh.Sharon menegang... ‘ Su…suami?'"Yah, aku sedikit takut, tapi sekarang udah nggak. Jadi lepasin dong," katanya dengan senyum kering
Read more
Bab 115
Howard mencibir. Sharon harus dipecat kali ini.Simon terdiam beberapa saat. Ia samar-samar melirik tangan Sharon yang terbakar dan diperban dan berkata dengan nada monoton, "Kamu nggak perlu lagi mengerjakan proyek Mountain Linguistic City. Kerjakan proyek lain dengan orang lain dulu."Ia menatap mata Howard. Suaranya semakin dingin. "Sebagai direktur desain, kamu juga harus disalahkan atas apa yang terjadi. Kamu nggak perlu menjadi direktur lagi. Laporkan ke departemen logistik dan biasakan diri Kamu dengan aturan dan peraturan perusahaan terlebih dahulu."Ekspresi Howard tenggelam. 'Apa saya diturunkan pangkatnya?'Sharon menatap kosong ke arah Simon. 'Dia nggak memecatku?'Bukan ini yang diinginkan Penelope. Ia segera berkata, "Simon ..."Simon tiba-tiba bangkit. "Baiklah, itu saja untuk saat ini. Saya harus pergi, ada klien penting, dan kamu bisa balik kerja." Dengan itu, ia menyuruh sekretarisnya untuk mengikutinya keluar.Hati Penelope terbakar amarah ketika ia diinterupsi. Ia s
Read more
Bab 116
Sharon diam-diam mengepalkan tangannya di sisinya. Fiona pasti sangat memfitnah namanya sampai buat Penelope berpikir buruk tentangnya.Omong-omong, Fiona mungkin saja pembunuh ayahnya. Kemarahan mengancam dan mendidih di hati Sharon.Sharon hening sesaat dan Penelope membuka laci dan mengeluarkan cek, meletakkannya di atas meja dan mendorongnya ke arah Sharon. “Ada cukup uang di sini untuk kamu hidup dengan mudah selama sisa hidup kamu. Kalau kamu pinter, kamu akan ambil ini dan ceraikan Simon lalu bisa pergi dengan tenang.”Sharon melihat cek itu. Angka yang tertulis di sana benar-benar luar biasa baginya.Penelope pasti sudah menyiapkan cek ini jauh-jauh hari ya? Semua itu agar ia bisa mengusir Sharon.Bibir Sharon membentuk seringai mencela.Penelope melihat ekspresinya dan berkata dengan sedikit jijik, “Kenapa, terlalu dikit untuk kamu? Saya kasih tau ya, hanya ini yang bisa saya kasih kepada kamu. Jangan berharap kamu bisa peras lebih banyak uang dari Zachary.”Sharon bertemu pan
Read more
Bab 117
Mungkin kata-kata Sharon masuk akal baginya. Ekspresi Penelope terlihat rumit, emosi di matanya berubah berulang kali.Anak? Ia tidak akan pernah memiliki anak sendiri seumur hidup ini. Simon adalah putra yang dibesarkannya seorang diri!Sharon berjalan keluar dari kantor Penelope dan langsung menuju lift. Begitu masuk, ia akhirnya membiarkan membuat punggungnya yang dari tadi tegak agar sedikit rileks dan menarik napas dalam-dalam. Itu sangat mencekiknya. Ia khawatir Penelope akan kehilangan kesabaran dan mengusirnya dari perusahaan.Tidak lama setelah Sharon kembali ke departemen desain, ia melihat Howard muncul dengan sebuah kotak kardus besar di tangannya. Kotak itu penuh dengan barang-barangnya. Sepertinya ia secara resmi pindah ke logistik sekarang.Pemandangan itu membuat suasana hati Sharon yang buruk jadi membaik karena suatu alasan. Ia harus memberi Simon pujian untuk itu. Ia memindahkan Howard ke departemen logistic jadi ia dapat belajar lebih lanjut tentang cara kerja perus
Read more
Bab 118
Kaki Sharon tiba-tiba berhenti. "Apa katamu? Ada kejadian apa??"Riley bilang ia ada di rumah sakit dan meminta Sharon untuk datang.Sharon sangat khawatir jadi ia buru-buru mengambil cuti dan berlari ke rumah sakit.Pada saat ia tiba di sana, Riley sudah muncul dari UGD dan sekarang terbaring di ranjang rumah sakit.“Gimana kondisi kamu, Riley? Kok bisa kecelakaan?" Saat Sharon memasuki kamar rumah sakit, ia melihat kaki kanan Riley terbungkus plester. Ia pasti terluka cukup parah.Riley terlihat sangat marah. “Aku bener bener gak beruntung hari ini!”Ia menumpahkan isi amarahnya pada Sharon. Tadi saat sedang melakukan pengiriman ke kliennya, padahal sudah mengemudi di jalan yang benar tapi ada sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi tepat ke arahnya saat ia berbelok di tikungan.Akibatnya, kaki kanannya patah dan hampir kehilangan nyawanya.Jantung Sharon berdetak kencang ketika ia mendengar cerita Riley dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Apa ... Dia nabrak kam
Read more
Bab 119
Menurut Sharon, perilaku pria tadi itu tidak masuk akal. Ia duduk di sisi tempat tidur dan berkata, “Oke, oke. Kamu kan masih sakit, jadi tenang aja ya. Kalau marah marah terus nggak akan bikin pulih.”"Shar, aku ngak mau tinggal di rumah sakit," kata Riley, menarik tangannya dengan menyedihkan."Kalo lukanya begini, mau ga mau sih.""Kalau begitu, bisa nggak kamu jenguk aku tiap hari?" Riley menatapnya dengan sedih.Sharon memikirkannya. Lagi pula, tidak ada yang lebih baik untuk ia lakukan di kantor dan Riley terluka parah. Ia tidak bisa memaksa dirinya untuk mengatakan tidak. “Ok, aku bakal datang jenguk kapanpun aku punya waktu.”Ekspresi Riley berubah dalam sekejap. "Betul? Janji ya? Jangan lupa bawa putra baptisku kalau jenguk ke sini.”Sharon tahu ekspresi sedih Riley tadi cuma akting, tapi... Ia tenggelam dalam pikirannya sejenak. Ia bahkan tidak bisa bertemu putranya sekarang, apalagi membawanya ke sini.Ia tidak kasih tahu Riley bahwa ia telah diusir oleh keluarga Zachary, j
Read more
Bab 120
Douglas terlalu tua untuk ini, tetapi anak laki-laki itu adalah cucu tertuanya. Itu adalah tugasnya untuk mencintai anak itu!“Oke, oke, duduk saja di sana dan jangan bergerak. Aku akan telepon ayah kamu sekarang dan minta dia pulang.” Douglas tidak bisa memikirkan hal lain. Bahkan meski dia kemarin ia sepakat untuk mengusir Sharon tapi sekarang yang satu satunya ia inginkan adalah agar wanita itu segera pulang."Yang bener kek? Apa kakek bener mau izinin ibu pulang?” Bocah itu berhenti menangis dan menatap lelaki tua itu dengan sungguh-sungguh dari atas pohon."Iya dong! Kapan aku pernah bohong padamu? Jadi turun sekarang, ya?” Jantung Douglas tidak bisa berhenti berdebar ketika dia melihat bocah itu duduk di pohon yang begitu tinggi. Bagaimana jika sesuatu terjadi dan dia jatuh? Oh, Tuhan!"Nggak! Saya hanya akan turun ketika saya lihat Ibu! Aku ingin ibu pulang!” Sebastian tidak begitu mudah dibodohi.Douglas khawatir dia akan jatuh jika dia terus memukul-mukul, jadi dia buru-buru s
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
175
DMCA.com Protection Status