All Chapters of Awas, Bos Jatuh Cinta!: Chapter 81 - Chapter 90
1747 Chapters
Bab 81
Howard terdiam selama beberapa detik sebelum berkata, "Oke."Sharon memasuki kamar dengan cemas dan melihat putranya terbaring di ranjang rumah sakit. Tangannya yang terbakar telah diperban dan ia belum tahu seberapa parah lukanya.“Dokter, dia…” Begitu Sharon membuka mulutnya, dokter langsung berkata, “Cederanya serius. Untung cepat ke sini. Kalau terlambat mungkin tangannya harus diamputasi. ”Mendengar itu, Sharon hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya dan sedikit goyah. Simon mengulurkan tangannya untuk menahannya.Hanya seorang ibu yang bisa mengerti betapa sakitnya hatinya saat ini!Mau tak mau ia melotot ke Sally dan matanya mendidih karena marah.Dokter melanjutkan, “Sekarang lukanya sudah dirawat ya dan dia harus tinggal di rumah sakit untuk observasi. Selama kami pantau dengan hati-hati, cederanya akan sembuh dengan baik.” "Terima kasih dokter." Sharon mencengkeram lengan Simon dengan erat. Ia merasa sangat lemah sekarang.Setelah itu, dokter menjelaskan beberapa hal yang h
Read more
Bab 82
Melihat wajah putranya penuh dengan air mata, Sharon menahan keinginan untuk menghapusnya untuknya. Douglas sangat mencintai cucunya ini; mungkin ia satu-satunya orang yang bisa menghukum Sally saat ini.Benar saja, ketika Douglas mendengar kata-kata Sebastian, ia mengerutkan kening dalam-dalam, matanya yang tua tapi agung beralih ke Sally dan suaranya sedalam lonceng kuno saat ia menggeram, "Apa kamu yang sakitin Sebastian?"Douglas merasa tidak enak badan hari ini jadi ia beristirahat di kamar tanpa bermain dengan Sebastian. Jika pengurus rumah tidak memberi tahunya cucunya menderita luka bakar, ia tidak akan mengetahui hal ini.Sally merasa sangat bingung ditatap seperti itu oleh Douglas. Pada titik ini, apalagi yang bisa ia lakukan?Ia menggertakkan giginya, bertemu dengan tatapan menyelidik Douglas dan memasang tampang sangat sedih. “Nggak. Kek. Aku baru aja kehilangan anak. Aku nggak bisa merasakan apa-apa selain rasa kasih sayang untuk setiap anak yang saya lihat sekarang. Gima
Read more
Bab 83
"Jangan khawatir. Kalau ada kakek, kamu pasti akan dapat keadilan.” Douglas menepuk pundak Sebastian.Simon memutar nomor telepon pengawas CCTV di rumahnya.Sally tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Darahnya seakan berhenti mengalir dari wajahnya, membuat kulitnya pucat pasi. Ia merasa takut dan bingung. Ia telah memastikan untuk memeriksa pada waktu itu bahwa tidak ada pengawasan di ruang tamu. Ia menyakiti Sebastian dengan sangat berani, tanpa menyangka…Howard bisa merasakan ketakutan dan keraguannya mulai muncul di hatinya. Mungkinkah istrinya benar-benar melakukannya?Beberapa pemikiran melintas di benaknya sebelum ia membuat keputusan. Terlepas dari apa ia benar-benar melakukannya atau tidak, ia harus melindunginya. Kalau sampai ada masalah serius, ia akan terseret juga.“Sally, kenapa kamu pucat? Apa kamu sakit lagi? Kamu mau pulang untuk istirahat dulu?” Howard ingin membawanya pergi.Douglas segera menyalak, “Berhenti! Tidak ada yang pergi sampai semuanya jelas! ”"Kak
Read more
Bab 84
"Cukup! Bahkan sekarang kamu masih mau menyangkal. Kayaknya saya terlalu baik ke kamu waktu izinkan kamu tinggal di rumah, tapi kamu malah sakiti cucu saya. Ia hanya seorang anak kecil. Kok bisa kamu lakukan ini ke Sebastian? Kamu benar-benar wanita paling kejam!” Douglas sangat mencintai Sebastian. Melihatnya dibakar, amarahnya tak terkendali.“Saya pikir Sharon sepenuhnya nggak salah atas jatuhnya Kamu dari tangga. Kamu yang bermasalah. Kemasi tasmu segera dan keluar dari rumah!” Douglas mengeluarkan perintah pengusiran tanpa ragu-ragu.Pikiran Sally menjadi kosong sesaat, pupil matanya tiba-tiba berkontraksi dan ia dengan cepat sadar, “Nggak, kakek, aku salah. Aku akui kesalahanku. Aku seharusnya nggak menyakiti Sebastian sesukaku,” teriaknya dengan getir dan memohon.Dengan wajah dingin, Douglas berkata kepada pelayan rumah tangga yang baru saja membawa dokter, “Beri tahu pelayan di rumah untuk kemasi barang-barangnya dan buang ke depan pintu!”"Kakek!" Howard akhirnya tidak tahan
Read more
Bab 85
Sharon terkejut atas jawaban itu dan mengangguk. Ya, Simon juga bertanggung jawab. Sesibuk apa pun dia, jika anak itu jatuh sakit, dia tidak bisa mengabaikannya.Ia mengambil handuk untuk menyeka keringat putranya dan selalu memperhatikan suhu tubuhnya.Sebastian terbangun, membuka matanya dan melihat bahwa ayah dan ibu ada di sana dan dia merasa sangat lega.“Sebastian, gimana yang kamu rasakan? Ada yang nggak nyaman?” Sharon masih tidak tenang.Sebastian mengangguk. "Ya kurang nyaman sedikit bu." "Tangan kamu sakit nggak?" "Yang tangan aku bisa tahan bu, tapi... perut aku keroncongan dan aku tidak tahan." Kecemasan Sharon mereda seketika setelah mendengar ini. Si kecil ternyata lapar.“Aku sudah meminta koki di rumah untuk masakin bubur untuk kamu. Kamu hanya bisa makan sedikit ya untuk saat ini. Kalau luka kamu sudah sembuh dan kamu nggak demam lagi, dia akan menyiapkan makanan enak enak, oke? ”Sebastian cemberut. Ia ingin makan daging sekarang, semua jenis daging yang enak, te
Read more
Bab 86
Simon menginap di rumah sakit semalaman. Meskipun ia tidak bisa membantu banyak, lebih baik melakukannya daripada membiarkan Sharon merawat anak itu sendirian.Ia meminta Franky untuk mengirimkan dokumen yang harus diperiksa sehingga ia bisa bekerja di kamar sementara Sharon merawat anak itu.Seperti yang dikatakan Sebastian, Sharon menjaganya sepanjang malam. Ia menyeka keringatnya, mengganti handuknya, dan menguji suhu tubuhnya berulang kali karena takut anaknya akan demam lagi.Sebastian meminum obatnya di malam hari dan tertidur lelap. Sharon berbalik untuk melihat pria yang sedang sibuk melihat dokumen yang duduknya tidak jauh darinya.Ia bangkit dan berjalan ke arah suaminya. “Istirahat aja. Kamu akan sibuk dengan pekerjaan di kantor besok.” katanya lembut. Ini kan kamar premium. Ada extra bed dan sofa jadi dia bisa istirahat kalau lelah.Simon mengangkat kepalanya untuk mengecek Sharon. Rambutnya sedikit berantakan karena sibuk mengurus Sebastian. Cahaya lembut kamar memancarkan
Read more
Bab 87
Simon tidak terlihat di ruangan itu. Saat Sharon bertanya-tanya ke mana Simon pergi, seorang perawat datang untuk menyajikan sarapan bergizi mereka.“Kamu sudah bangun? Presiden Zachary menyiapkan sarapan ini untuk kalian berdua. Dia bilang ke saya untuk kasih tahu kamu ia pergi ke kantor,” kata perawat muda itu dengan ekspresi kekaguman di wajahnya.Sharon tercengang. Apa ia pergi kerja pagi-pagi sekali?Rasa hangat bergemuruh di hatinya saat ia menatap sarapan yang nampak bergizi di hadapannya.Sharon terus merawat putranya di rumah sakit sampai anaknya boleh pulang. Ketika ia kembali ke rumah keluarga Zachary, luka di tangannya sebagian besar sudah pulih. Ia merasa jauh lebih lega.Karena ada orang yang menjaga Sebastian di rumah keluarga Zachary, ia bisa pergi kerja tanpa khawatir.Begitu Sharon kembali ke kantor, rekan-rekannya menyebutkan ada direktur desain baru di departemen desain. Rupanya, ia adalah seorang pemuda tampan.Sharon tersenyum mendengar berita itu tanpa memasukkan
Read more
Bab 88
Howard menyeringai mengejek. “Kamu ga paham? Paman itu ga ada komentar apapun soal pernikahannya jadi kamu seharusnya segera cerai sama dia. Kamu mungkin bentar lagi dikeluarkan dari keluarga Zachary, ”katanya.Howard berhenti dan menatap Sharon dari atas ke bawah dengan tatapan menyedihkan. “Itulah kenapa lebih baik kalau kamu nggak jatuh cinta pada pamanku. Kalau nggak kamu akan hancur,” katanya.Sharon merenungkannya. Apa maksudnya Douglas akan menghalangi pernikahan mereka?“Kamu nggak perlu khawatir tentang kami. Setidaknya untuk saat ini, Direktur Zachary tidak menentang hubungan kami," kata Sharon dingin.“Yang menyebut kakek siapa? Kamu nggak kenal sama orang yang saya maksud. Ia jauh lebih kuat dari kakek. Paman saya nggak akan berani menentang kata-katanya, ”katanya.Sharon mengerutkan kening. Siapa lagi yang bisa ditakuti Simon?"Oh? Maksud kamu siapa?”“Nggak sabar ketemu ya? Jangan khawatir, saya pastikan kamu akan bisa ketemu dia secepat mungkin. Dialah yang memegang semu
Read more
Bab 89
Itu keputusan yang tidak baik, kan? Gimana kalau karyawan lain tau?Meski demikian, Simon tidak peduli. Melihat kerutan di wajahnya, Simon berkata, "Kamu denger kan apa yang aku bilang tadi?" Apa ini sebuah perintah?Sharon meliriknya dengan sembunyi-sembunyi. Apa Simon tidak terlalu memaksakan?Meskipun berpikir begitu, Sharon mengangguk tanda setuju. "Iya oke," ujarnya“Benar…” katanya. Ia sebenarnya sedang memikirkan tentang Howard datang ke Central Corporation untuk kerja di sana, apa ini semua diatur Simon?Simon bisa merasakan tatapannya padanya. “Kalau ada yang mau ditanya langsung bilang aja. Jangan diam-diam ngelirik gitu," katanya.Sharon merasa sedikit canggung. Ia tidak diam-diam meliriknya!“Aku mau nanya sama kamu. Apa kamu yang buat Howard ambil posisi direktur departemen desain?” Sharon bertanya.Alis gelap Simon merajut menjadi sebuah kerutan. “Howard? Dia kerja di Central Corporation?” Ia bertanya.Dari ekspresinya, sepertinya Simon tidak tahu tentang itu.Sharon meng
Read more
Bab 90
“Paman, ini makanannya dimasakin koki rumah ya? baunya enak sekali.. paman ga keberatan kalau saya minta risottonya, kan? ” Ia bertanya sebelum melanjutkan untuk duduk."Pulang saja ke rumah kalau kamu pengen makanan rumah," kata Simon dingin. Ia langsung menolaknya.Howard berhenti di tengah-tengah duduk. “baiklah, aku nggak mau ganggu kalian berdua kok. Nanti takeaway aja, aku kan makan sendirian,”gerutunya.Ia melotot ke arah Sharon dengan halus sebelum pergi. Namun Sharon bahkan tidak melirik Howard sedikit pun. Ia masih menikmati makan siangnya dengan suaminya.Ia menahan amarah yang membara di hatinya dan berbalik untuk pergi dengan cepat. Saat ia menutup pintu kantornya, senyum di wajahnya langsung menghilang.Awalnya, Sharon sangat nafsu sekali untuk makan hidangan itu. Namun, setelah Howard datang, entah bagaimana ia seperti tidak ingin makan lagi. Ia meletakkan garpu dan sendoknya setelah makan sedikit. “Aku kenyang. Kamu lanjutkan saja ya, pelan pelan aja,” katanya.Simon me
Read more
PREV
1
...
7891011
...
175
DMCA.com Protection Status