All Chapters of Kebangkitan Sang Naga Emas: Chapter 121 - Chapter 130
217 Chapters
Episode 121. Blood Moon (2)
Pangeran Yuasa kembali menaiki Thunderstorms dan terbang kembali ke tempat pemeliharaan binatang tunggangan.“Rosaline!” teriak Pangeran Yuasa saat tidak melihat gadis itu di bawah pohon besar tempat terakhir mereka bertemu.Matanya memindai keberadaan gadis berambut merah itu, rasa cemas mulai menyelimuti dirinya.“Rosaline!” teriak Pangeran Yuasa berlari ke sana kemari mencari gadis itu.“Di mana dia?” batin Pangeran Yuasa yang mencemaskan gadis itu juga terpengaruh kunang-kunang karena sebelum dia datang kunang-kunang tersebut juga berada di wilayah pemeliharaan binatang tunggangan.“Pangeran?” Suara lembut gadis yang sedang dicarinya membuat sang pangeran menoleh dan berlari ke arahnya.“Rosaline!” seru Pangeran Yuasa memeluk tubuh ramping yang jauh lebih kecil dari dirinya.“Pangeran,” balas lirih Rosaline merasa malu berada dalam pelukan seorang pria muda yang telah merebut hatinya.“Ah, maaf.” Pangeran Yuasa melepaskan Rosaline dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Tadi
Read more
Episode 122. Blood Moon (3)
Rosaline berlari dengan kencang menuju ke tempat Xavier berada. Pria yang mengendalikannya ini menyeringai saat Rosaline sudah berada di hadapannya dalam waktu singkat.“Luar biasa, kau bisa menemukanku dengan cepat.” Xavier tidak menyangka jika Rosaline akan secepat ini mendatanginya.“Kau belum cukup kuat untuk mengendalikanku.” Rosaline memanfaatkan kesempatan ini untuk mencoba keberuntungannya, mengalahkan Xavier dan terbebas darinya atau mengakhiri hidup jika kalah.“Apa kau pikir dengan menantangku maka aku akan melepaskanmu?”Xavier menyeringai, saat ini dia juga ingin mencoba mengadu kekuatannya dengan Red Ruby yang terkenal memiliki kekuatan kristal terkuat.Beberapa anak buah Xavier sudah siap menyergap gadis ini tapi pria berambut hitam panjang ini memberikan kode untuk tetap diam di tempat.“Hari ini aku akan mengalahkanmu atau mati!” seru Rosaline memanggil kedua belati yang berupa senjata perhiasan. Anting di kanan dan kiri telinganya bersinar d
Read more
Episode 123. Blood Moon (4)
"Rafael hentikan!"Teriakan Sawatari yang terdengar memohon diabaikan oleh pria yang merupakan adik dari suaminya."Maaf Sawatari, aku tidak bisa berhenti sekarang," balas Rafael tetap berdiri dengan memegang segel di tangannya."Cepatlah, bulan semakin gelap!" teriak Yuichi yang terlihat menahan sakit dan berusaha terlihat kuat dihadapan Sawatari.Gerhana bulan sudah hampir mencapai puncaknya dan saat bulan tertutup sempurna kontaminasi akan menyebar sangat cepat."Segel!" teriak Rafael meletakkan segel di telapak tangan Yuichi. Warna gelap akibat kontaminasi seperti dihisap oleh segel tersebut. Perlahan-lahan warna kulit di tangan Yuichi mulai normal kembali dan saat sampai di pergelangan tangan, Rafael menghentikannya."Maaf,"Rafael jatuh ke lantai dan segel yang terpasang belum sepenuhnya selesai."Rafael!" teriak Yuichi meraih kepala adiknya dan menepuk-nepuk pipinya. Dia tak kunjung bereaksi."Sa
Read more
Episode 124. Blood Moon (5)
Agni melompat menghindari serangan Rosaline. Gadis Red Ruby yang seharusnya berada perintahnya justru menyerang dirinya."Keterlaluan, Xavier, dia memanfaatkan gadis tak bersalah demi rencananya," batin Agni geram. Dia tidak bisa menyerang Rosaline karena hal itu akan melukai gadis ini. Yang bisa dia lakukan hanya terus menghindari serangannya.Rosaline memegang erat kedua belatinya. Dia memainkan keduanya dengan anggun layaknya menari dengan senjata mematikan. Tak hanya satu atau dua goresan, Agni menderita beberapa luka di tangan dan kakinya akibat serangan Rosaline.Kedua belati gadis itu menyerang bergantian, kanan dan kiri. Tubuhnya memutar untuk menambah kekuatan serangannya. Sementara Agni, dia menahan serangan itu dengan tombaknya. "Tuan Agni, maaf," batin Rosaline yang tak bisa mengendalikan tubuhnya untuk berhenti menyerang kepala akademi ini. Dia terus menyerang hingga pria ini kelelahan."Rosaline, apa kau tidak bisa melawannya?" bisik Agni dan pandangan mata gadis itu me
Read more
Episode 125. Selamat Tinggal, Pangeran
Tubuh Rosaline bergerak menuruti perintah pemilik tato kupu-kupu. Dia berjalan menuju ke arah Pangeran Yuasa yang sudah kehilangan banyak darah.“Keterlaluan kau Xavier!” teriak Alma menghadang Rosaline.Wanita berambut ungu itu menghalangi langkah Rosaline.Sementara itu, Xavier mengepalkan tangannya dengan kesal, rencananya gagal. Dia menyuruh anak buahnya untuk mundur.“Tapi, Tuan, saat ini pasukan kita sudah di atas angin, kita pasti bisa menerobos masuk akademi!" bantah anak buah Xavier.“Mundur, bulan sudah kembali, mereka tidak lagi sekuat saat gerhana, hanya tinggal menunggu waktu untuk dikalahkan.”Xavier kembali melihat Rosaline dan Alma yang sedang bertarung dengan sengit. “Red Ruby sangat kuat, dia sudah mengalahkan Agni dan sekarang bertarung imbang melawan Alma. Aku menginginkan gadis ini menjadi milikku, bawahanku yang bisa diandalkan." Xavier menyeringai dia mendekati Pangeran Yuasa yang sudah tidak berdaya.“Maaf kan aku, tapi darahm
Read more
Episode 126. Bimbang
“Pelan sedikit!” Alma berteriak merasakan sakit dan perih dari obat yang diberikan Rafael. Pria ini memang tidak bisa lembut sama seperti sebelum mereka berpisah.“Kalau kau menunduk seperti itu, bisa-bisa salah memberikan obat,” sindir Alma yang melihat Rafael mengoleskan obat dengan menundukkan pandangannya.“Aku menghormatimu dan tidak ingin melihat tubuhmu. Harusnya kau berterima kasih,” balas Rafael, dia bingung bagaimana mengobati Alma yang terluka di bagian perut atas mendekati bagian menonjol yang sangat sensitif bagi semua wanita jika tersentuh. Dia tidak mau mendapat tamparan karena dianggap melecehkan wanita.“Mana mungkin aku seperti itu, kau saja tidak pernah mau melihatku saat kita bersama,” balas Alma. Dia mengambil perban dan melakukannya sendiri. Sementara Rafael membelakangi Alma supaya tidak melihat tubuh wanita yang pernah mengisi hari-harinya.“Keponakanmu jauh lebih jujur darimu, lihatlah dia begitu terpukul karena gadis itu. Tidak ada lagi yang
Read more
Episode 127. Dia yang Terlupakan
Yuasa bangun di salah satu kamar rumah sakit akademi. Rainsword dan Recca memperhatikan dirinya yang baru saja bangun dan langsung mendekat.“Bagaimana? Ada yang sakit?” Recca memperhatikan Yuasa yang tiba-tiba sudah banjir air mata.“Yuasa, apa sakit? Kupanggilkan ….”“Tidak perlu, Recca!Aaku tidak sakit sama sekali. Sepertinya paman Rafael yang membawaku ke sini.” Sela Yuasa sebelum Recca melengkapi kalimatnya.“Lalu kenapa?” Recca menunjuk ke arah sudut mata Yuasa yang kini sudah disekanya.Yuasa hanya diam, dia tidak mengatakan apapun. “Aku bahkan tidak tahu kenapa aku menangis, kenapa hatiku terasa sakit tapi aku tidak tahu alasannya,” batin Yuasa. “Semua kekacauan sudah mulai diatasi tetapi sepertinya banyak korban dan banyak pula yang terluka. Mereka juga sudah pergi, rasanya satu malam seperti setahun,” ucap Recca dia menatap Yuasa lalu duduk di sebelahnya. “Ayahku juga baik-baik saja, maksudku dia terluka tapi tidak masalah, dia akan sembu
Read more
Eoisode 128. Taruhan
Rafael sudah berada di depan gerbang akademi saat Yuasa keluar. Dia ditemani oleh Rainsword dan Recca."Duluan!" seru Yuasa berlari ke arah Rafael sambil melambaikan tangan ke arah kedua temannya yang membalas lambaian tangannya juga."Paman!" panggil Yuasa kepada pria jangkung dengan tubuh kekar berotot yang terlihat jelas dengan baju tanpa lengannya. Sebuah jubah hitam yang tergantung rapi di lengannya membuat pria itu terlihat garang. Tidak ada seorangpun yang berani mendekati pria ini."Kau ingin kembali ke istana atau ke rumahku?" tanya Rafael."Ke tempat Paman saja," jawab Yuasa. Baru satu langkah mereka meninggalkan gerbang akademi, Yuasa berhenti dan menoleh ke belakang."Ada apa?" tanya Rafael melihat Yuasa yang urung melangkah."Tidak ada," jawab Yuasa kembali melangkah. Namun, dalam hatinya dia merasa ada yang kurang. Seseorang yang seharusnya berada bersama dengan mereka."Kau pasti mencari sosok Rosaline, sepertinya dia benar," batin Rafael.Pria berambut hitam ini terin
Read more
Episode 129. Bertemu Teman Lama
Alma berjalan tanpa arah di kota Onyx. Dia hanya ingin menghilangkan rasa sedih dalam hatinya. Berjalan tanpa tujuan sekadar menghalau pikirannya dari Rafael. "Eh, pembukaan toko baru!?" Alma tertarik dengan sebuah toko yang baru saja dibuka. Keramaian akibat pembukaan toko pun belum terurai. Para pembeli mendapatkan voucher untuk pembelian pertama dengan harga khusus. Alma yang juga berdiri di depan toko ikut mendapatkan voucher tersebut. "Toko perhiasan," ucap Alma membaca bagian atas dari voucher tersebut kemudian dia meraba sakunya. "Sial aku bahkan tidak membawa dompet, gara-gara Rafael aku jadi setengah linglung," gerutu Alma. Alma sama seperti para wanita lainnya, dia menyukai perhiasan. Kakinya melangkah meskipun dia tahu tidak akan bisa membeli satupun barang di toko itu."Kenapa tidak gratis saja!" teriak Alma dalam hati. Matanya dimanjakan dengan perhiasan berbagai bentuk yang berkilau. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" sapa seorang pria dengan setelan rapi dan senyum m
Read more
Episode 130. Penangkap Mimpi
Rafael pulang ke rumahnya dengan kotak yang dia bawa dari tempat Alma. Dia langsung berjalan menuju ke kamar Yuasa tanpa peduli kedua anak kembar yang memperhatikan langkahnya. Keduanya mengikutinya dari belakang.“Benda apa itu?” Rasa penasaran Yui muncul saat melihat sebuah benda yang digantung dekat dengan tempat tidur kakaknya.“Ini penangkap mimpi, katanya kau tidak akan bermimpi buruk jika meletakkan penangkap mimpi di dekat tempat tidurmu,” jawab Rafael menjelaskan dan tersenyum melihat penangkap mimpi yang sudah terpasang dengan baik.“Aku mau satu, Paman!” rengek Yui. Dia sering bermimpi dan hal itu mengganggu tidurnya.“Nanti saja, tidak mudah mendapatkan benda ini,” balas Rafael dan gadis kecil itu menggembungkan pipinya lalu merajuk. Rafael hanya bisa menghela napas melihat tingkah Yui.“Light, di mana Yuasa?” tanya Rafael menoleh ke arah pemuda yang sedang memperhatikan penangkap mimpi yang dipasang Rafael.“Ada di balkon, dia bersama Fury,” jawab Light menyentuh penangka
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status