All Chapters of Kebangkitan Sang Naga Emas: Chapter 101 - Chapter 110
217 Chapters
Episode 101. Ingatan yang Hilang
Yuasa bangun dengan kepala berdenyut, rasanya sakit jadi dia memutuskan untuk tetap berbaring hingga rasa sakit itu hilang.“Yuasa, kau itu aneh, kenapa tidak kau sembuhkan sendiri sakitmu," saran Aurum.“Benar juga,” balas  Yuasa.Setelah rasa sakit itu hilang, Yuasa duduk dan melihat ke seluruh kamarnya.“Kenapa aku merasa ada yang kurang?” gumam Yuasa.Dia melihat ada sebuah kotak kecil di nakas dekat tempat tidurnya.“Apa ini?” Yuasa membuka kotak itu. Di dalam kotak terdapat sebuah liontin.“Kenapa ada di sini?”Pangeran Yuasa
Read more
Episode 102. Kencan
Mereka berdua duduk di bawah pohon yang rindang. Tidak ada kata apapun yang terucap dari keduanya. Pangeran Yuasa merasa canggung dengan suasana di taman, apalagi melihat sekeliling mereka yang rata-rata sedang bermesraan atau bercanda dengan pasangannya. “Apa pangeran sedang mengajakku kencan,” batin Rosaline yang jantungnya berdegup sangat kencang sementara mulutnya tertutup rapat, bahkan matanya tak berani melihat ke arah pemuda berambut keemasan di sebelahnya. “Apa yang kupikirkan kemarin? Aku bahkan tidak ingat dan sekarang suasana jadi canggung,” pikir Pangeran Yuasa yang berusaha mencari cara supaya suasana tidak terus seperti saat ini. Setengah jam mereka diam tanpa kata hanya melihat taman bunga di depan mereka. “Rosaline,” panggil lirih Pangeran Yuasa. Dia masih bingung harus bicara apa. “Ya,” jawab cepat Rosaline menoleh ke arah Pangeran Yuasa. Sepasang mata biru yang indah, wajah yang rupawan dan rambut keemasan yang diikat rapi menampilkan kesan tampan dan elegan. Pa
Read more
Episode 103. Serangan
Rainsword menghabiskan minumannya dengan sekali teguk.“Ayo kejar Yuasa, aku khawatir dia tersesat,” ajak Rainsword yang tahu kebiasaan buruk pangeran cantik bermata biru itu.“Tenang saja,” jawab Recca tak ingin terlalu cepat menghabiskan makanan yang merupakan buatan Rosaline.“Apanya yang tenang, dia pergi terburu-buru seperti itu, ayo Recca!”Rainsword menarik Recca, tetapi pemuda itu enggan beranjak dari tempatnya. Setelah selesai mengunyah dan menelan makanannya akhirnya pemuda berambut jingga itu beranjak dari tempat duduknya.Recca berjalan perlahan dia memberikan kode pada pengawal yang berdiri di depan asrama pangeran.“Kemana Pangeran Yuasa?” kode dari Recca dengan menggunakan jari tangannya.“Dia di taman,” jawab pengawal itu dengan kode pula.“Rain, jangan buru-buru, santai saja,” ucap Recca saat tahu Yuasa berada di akademi. Tidak ada hal yang perlu ditakutkan jika masih berada di dalam akademi, mereka yang berasal dari dunia bawah tidak akan bisa masuk.“Kau tahu dia di
Read more
Episode 104. Melapor
Matahari mulai menunjukkan keengganannya berada di atas awan, dia mulai kembali ke peraduan dengan warna jingga yang indah. “Sudah sore, cepat sekali waktu berlalu,” ucap Rosaline yang melihat semburat jingga dari sang surya. Dia sudah memberikan pesan kepada pengawal lain untuk membawa semua pengawal yang telah dia lumpuhkan untuk dirawat. Kemudian mengintrogasinya untuk mendapatkan kebenaran. “Kau benar, cepat sekali. Kuantar ke asramamu,” tawar Pangeran Yuasa tapi gadis berambut merah itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, saya yang harus mengantarkan Pangeran ke asrama,” tolak Rosaline dengan senyum manis menghiasi bibirnya. “Tapi, bukankah seorang pria yang seharusnya mengantarkan wanita,” bantah Pangeran Yuasa. Namun, sekali lagi gadis dengan mata delima itu menggelengkan kepalanya. “Ya, jika saya seorang putri, tetapi saya hanyalah pengawal. Mengantarkan Pangeran justru menjadi tugas saya di sini,” sanggah Rosaline yang tidak
Read more
Episode 105. Serangan di Perpustakaan
Yuasa bersama dengan semua siswa di kelas hari ini mengunjungi perpustakaan. Mereka mendapatkan tugas untuk membuat laporan tentang satu makhluk mitologi. Semua siswa sibuk dengan pekerjaannya masing-masing termasuk dengan Yuasa. “Aku benci tugas seperti ini,” gerutu Recca. Pemuda berambut jingga yang mengenakan seragam warna putih ini membuka buku referensi dengan malas. “Cepat kerjakan, kalau tidak kita akan di sini sampai sore,” imbuh Rainsword. “Aku tidak mengerti apa bagusnya membuat laporan,” cibir Recca meniup rambutnya yang lolos ke depan matanya. “Aku penasaran dengan hydra, aku mau cari referensi lain,” ucap Yuasa berdiri dan membawa sebuah buku yang berisi makhluk-makhluk mitologi termasuk hydra. “Hydra, apa itu?” tanya Rainsword. “Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana kau ke sini tanpa tahu semua makhluk fantasi dalam cerita dongeng manusia,” balas Recca menyodorkan buku yang bergambar seekor ular besar berkepala sembilan. “Apa ini hydra?” Rainsword teringat akan
Read more
Episode 106. Terluka
Pria tua yang merupakan petugas perpustakaan tidak terlihat lagi guratan kulit yang mengendur, dia menjadi pria perkasa dan kuat. Bukan hanya fisiknya saja yang terlihat kuat tapi juga kemampuannya meningkat tajam.“Aurum, pinjamkan kekuatanmu,” pinta Yuasa kepada sang naga dalam dirinya.Naga itu geram tapi menolak keinginan pemilik tubuhnya.“Aurum!” teriak Yuasa atas penolakan naga tersebut.Yuasa mundur beberapa langkah, dia berharap kabur dari tempat ini. Baginya tidak peduli tindakan kabur adalah tindakan pengecut, tapi menghadapi musuh yang sudah jelas jauh lebih kuat dan harus mempertaruhkan nyawa bukanlah pilihan.“Terima kasih banyak, Pangeran. Ternyata memang benar kemampuan darahmu luar biasa,” ucap pria yang kini tak terlihat lagi uban di rambutnya. Dia membersihkan sisa-sisa darah yang menempel pada pedang kayu yang ada di tangannya. “Rasanya manis, pantas saja mereka mati-matian mengejarmu,” lanjutnya.“Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, jadi tidak perlu berta
Read more
Episode 107. Penjahat yang Kabur
“Setidaknya masih hidup meskipun terluka parah,” gumam pria itu membungkuk untuk membawa Yuasa ke tempat tuannya. “Jangan sentuh dia!”  Suara seorang wanita terdengar, pria itu berhenti dan menoleh melihat ke arah sumber suara. Wanita berjalan bagaikan berlari dan menyerang ke arah petugas perpustakaan. “Banyak sekali pengganggu,” gerutu pria itu menangkis serangannya. Gerakan wanita itu sangat cepat yang membuat pria itu terperanjat dan kewalahan menghadapi serangannya. “Red Ruby,” gumamnya memperhatikan postur tubuh wanita yang menyerangnya, rambut merah dan mata delima khas dari klan yang mayoritas merupakan kristal merah. para petarung dengan kemampuan tingkat tinggi.  Wanita dengan rambut merah ini cukup k
Read more
Episode 108. Melewati Gerbang Dimensi
Rainsword berada di dunia yang asing baginya. Tempat ini memiliki kualitas udara yang sangat buruk. Dia berjalan di jalan setapak berbatu dan tanah hitam yang terasa dingin dengan kaki tanpa alas.“Tempat apa ini?” batin Rainsword memperhatikan setiap sudut tempat asing yang ada di hadapannya. Dia terus berjalan hingga menemukan sebuah puri tua dengan tanaman ivy yang merambat di dinding luarnya. Perlahan dia masuk ke dalam puri tersebut, tidak ada cahaya yang bisa membuat matanya melihat jelas ke dalam puri. Namun, saat kakinya melangkah masuk melewati daun pintu puri, semua penerangan menyala secara serempak sehingga tempat itu menjadi begitu terang.Rainsword memasuki puri yang belum pernah dilihatnya. Dia terus berjalan hingga masuk ke dalam aula di mana seseorang duduk di sebuah kursi besar layaknya singgasana. Sosok yang duduk di kursi tersebut terlihat sangat familiar.“Yuan,” gumam Rainsword.Mendengar namanya disebut, pemuda berambut hitam kelam itu membuka
Read more
Episode 109. Bertemu Yuan
Siapa yang menyangka selama ini dia sangat dekat dengan bangsa kristal, bahkan dalam dirinya mengalir darah bangsa tersebut."Ibunda," lirih Rainsword memperhatikan penampilan Permaisuri Erina yang tidak pernah dia sadari sebelumnya."Ya, aku seorang penjaga. Pilar-pilar ini dipindahkan karena tidak mungkin bagiku sebagai penjaga meninggalkan tempat ku. Dengan persetujuan Yang Mulia, pada akhirnya istana timur ditutup untuk umum. Hingga tersebar rumor hanya wanita saja yang boleh memasuki wilayah ini." Wanita dengan mata biru sapphire itu menatap Rainsword dengan tatapan sendu."Ibunda, aku…." Rainsword tidak bisa meneruskan kata-katanya, dia teringat banyak hal dan sejak dulu menyangkal keberadaan semua makhluk fantasi lalu kini dia adalah salah satunya. Rasanya sungguh aneh."Kekuatanmu bangkit, Tuan Agni sudah mengirimkan laporannya padaku," sambung Permaisuri Sawatari, dia terlihat tenang dengan perubahan itu."Ibunda," lirih Rainsword."Hal itu wajar, Rain. Yang Mulia juga pasti m
Read more
Episode 110. Kembali ke Akademi
Rainsword dan Yuasa sudah kembali ke istana timur. Mereka menunggu Permaisuri Erina mempersiapkan pemberangkatan mereka kembali ke akademi."Kakak tidak tinggal lebih lama?" Yuan menarik tangan kakaknya dan merajuk. "Tidak bisa Yuan, kami harus kembali," balas Rainsword. Melihat wajah kecewa yang tergambar jelas di wajah adiknya membuat Rainsword tidak tega. Sama seperti hari itu saat pertama kali meninggalkan Yuan, Rainsword sangat berat melepaskan adiknya ini."Hei, tunjukkan Marina," ucap Rainsword yang membuat adik manisnya itu tersenyum."Kakak sungguh ingin melihat Marina? Kakak mau melihat undine milikku?" Yuan terlihat bersemangat saat kakaknya mengakui keberadaan mereka.Satu anggukan cukup membuat Yuan senang dan segera bersiap melakukan pemanggilan.Yuan berdiri menjauh dari Yuasa dan Rainsword, dia seperti mengucapkan sesuatu dan mengangkat tangannya hingga sebuah lingkaran sihir muncul di depannya.Sebuah lingkaran sihir berwarna biru l
Read more
PREV
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status