Semua Bab DINAR: Bab 21 - Bab 30
91 Bab
Bab 21
Mereka kembali kesuasana acara lagi dan duduk dengan canggung disebelah kakek yang masih berbincang, tentu sudah mulai larut dan makan malam pun sudah selesai, ini saatnya mereka pulang, tapi tiba-tiba maria menghampiri justin ayahnya itu, "ayah...tidakkah ayah akan memperkenalkanku dengan tuan muda ini" ucapnya manja "ah, ya tentu, tuan muda dinar ini anakku maria" "halo maria salam kenal" ucapnya dingin, itu membuat raccel senang karena dinar tidak terlalu memperdulikan maria, meski maria sangat cantik tetapi dinar tampak tidak tertarik kepadanya. "apa kalian sudah akan pulang? maukah aku antar melihat-lihat dulu disekitar villa?" pungkasnya, "tidak, terimakasih" jawab dinar dengan cepat, raccel berusaha menahan tawanya akan jawaban dinar, dan tentu membuat maria kesal. "dinar, pergilah melihat-lihat sebentar, kakek juga masih ada yang ingin dibicarakan dengan tuan justin dulu" ucap kakek menyela, agar dinar tidak bersikap dingin kes
Baca selengkapnya
Bab 22
Raccel dengan cepat dibawa perawat diruanngan gawat darurat, mereka menangani dan memeriksa raccel dengan baik, selama pemeriksaan berlangsung kakek tampak sangat cemas dan berjalan mondar mandir."kakek, duduklah dulu, raccel pasti baik-sbaik saja" ucap dinar mulai menenangkan kakek"tidak , bagaimana aku bisa tenang dia begitu karena aku lalai menjaganya" ucap kakek"maafkan aku kek, akulah yang lalai menjaganya" ucap dinar tertunduk, dalam kecemasan salah satu dokter menghampiri mereka,"bagaimana keadaan cucuku dokter?" tanya kakek"dia tidak apa-apa tuan, tapi kami heran kenapa ada beberapa sisik ini dikakinya" ujar dokter menjelaskan, sambil memberikan beberapa buah sisik berwarna merah keemasan."kami menemukan ini menancap kuat dikakinya, dan kami berusaha mencabutnya" lanjut dokter itu menjelaskan.kakek terhenyak seketika, dia sangat frustasi dan menangis, dinar berusaha menenangkan kakek dan baru kali itu dia melihat kakek
Baca selengkapnya
Bab 23
Kakek kembali kerumah bersama edward, begitu tampak khawatir diwajah kakek begitu juga dengan edward berusaha menahan kecemasannya pada gadis yang dicintainya itu. kakek yang tampak lelah memasuki rumah dan langsung memasuki kamarnya, sambil dia duduk disatu kursi malas yang biasa diduduki kakek"huuftt....aku sudah lalai, maafkan aku" ucap kakek sambil menghembuskan nafas beratnya, sangat jelas tampak penyesalan diwajahnya, entah kenapa dia begitu sangat bersalah, tentu banyak rahasia yang diketahuinya yang selama ini dia sembunyikan,"Raccel sebaiknya sudah mengetahui ini, aku akan menceritakannya nanti setelah dia pulang" ujar kakek sambil memejamkan matanya, tidak tau apa maksud dari omongan kakek itu, dia berusaha tidur karena dia kurang istirahat hari ini.Dirumah sakit dinar memandangi raccel yang tertidur, sungguh dia juga telah menyimpan rasa pada raccel sejak lama, tapi dia malah mencintai lunar lagi diluar sana, dia berfikir betapa brengseknya dia, te
Baca selengkapnya
Bab 24
Pagi itu kakek memerintahkan edward untuk menjenguk raccel dan dinar kerumah sakit, mungkin saja mereka sduah bisa pulang. kakek sendiri tidak bisa ikut menjemput karena dia merasa tidak enak badan hari ini. Dirumah sakit, raccel bersenda gurau dengan dinar, mereka sangat menikmati beberapa hari belakangan ini "raccel, sebiknya kita rahasiakan dulu hubungan kita ya" ucap dinar "ya, aku faham, kita akan ungkap pelan-pelan agar kakek mengerti"ucap raccel faham dan menyetujui itu "kita akan bicarakan ini nanti, jangan terburu-buru" lanjut dinar tersenyum agak sedikit lega "tok tok tok..." suara pintu diketuk pelan membuat dinar dan raccel menoleh "edward...kamu sudah datang" ucap raccel girang, dan tentu saja edward menyukainya yang seperti itu apalagi raccel sangat bersemangat melihatnya hari ini, edward tampak malu-malu mendengar raccel memanggilnya. "iya nona, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya edward sopan "aku sudah s
Baca selengkapnya
Bab 25
" kakek, bagaimana keadaan kakek hari ini?" ucap dinar sambil duduk disebelah kakek yang sedang bersantai didepan tv"aku baik-baik saja cucuku, dan jauh lebih baik dari biasanya, raccel bagaimana keadaannya?""dia sedang beristirahat dikamarnya kek, nanti aku akan melihatnya lagi kesana" ucap dinar sambil tersenyum"dinar, sebenarnya banyak yang ingin kakek sampaikn padamu, tentang raccel, apakah sebelumnya dia telah menceritakan sesuatu sebelumnya padamu?""hm...dia hanya bercerita dulu kakek menemukannya tergeletak ditepi pantai, dan ibunya tidak tau dimana, sejak itulah kakek mengangkatnya sebagai cucu, apakah itu benar kek?" "ya, ada benarnya, tetapi tepatnya kakek bukan menemukannya, tapi kakek sudah berjanji kepada ibunya akan menjaganya dengan sangat baik" ucap kakek dengan wajah menunduk"apa? berarti kakek mengenali ibunya? kenapa kakek tidak memberitahu raccel tentang ini?""belum saatnya dia tau dari mana asal usulny
Baca selengkapnya
Bab 26
dinar berlama-lama disana memperhatikan raccel dengan seksama, dia berfikir betapa miripnya dia dengan lunar, sampai dia berfikir apa lunar dan raccel bersaudara.  "hei, kamu sedang memikirkan apa?" ucap raccel tiba-tiba mengagetkan dinar "ah tidak, oh ya raccel aku ingin bertanya sesuatu apa boleh?" "ya tentu saja, silahkan apapun itu" jawab raccel tersenyum sangat manis "raccel apa kamu ingat wajah ibumu? atau darimana kamu berasal?" ucap dinar "aku tidak ingat sama sekali wajah ibuku apalagi darimana aku berasal, tapi kamu tau tidak saat aku memasukkan sebagian kakiku kelaut kaki ku serasa berdenyut seperti akan mengeluarkan sesuatu, aku rasa mungkin aku berasal dari laut" ucap raccel serius "oh ya? apa itu benar? kapan kau merasakan itu?" jawab dinar antusias "hahahahaa....haaa..." seketika suara tertawa raccel pecah seketika "kenapa kamu mudah sekali percaya dinar, kamu fikir aku ikan, atau putri duyung?" lanj
Baca selengkapnya
Bab 27
dikamarnya, dinar berbaring sambil bersandar ditempat tidurnya, melihat sisik yang menempel dikaki raccel beberapa hari yang lalu, sisik itu sangat indah, dan berkilau, tentu raccel tidak mengetahui itu, dinar akan mencari tau nanti jika dia berkunjung menemui lunar, menanyakan itu sisik apa dan dia begitu memikirkan lunar saat itu, sudah beberapa hari dia tidak menemui lunar, semoga saja lunar tidak marah padanya karena berhari-hari tampa kabar.  jujur, dinar sebenarnya sangat merasa bersalah mencintai dua wanita diam-diam, tapi dinar harus menjalani itu, karena dia sangat menyayangi raccel entah itu sebagai adik atau pacar, tapi dia juga tidak bisa melepaskan lunar, apalagi dia sangat tau lunar lah wwanita yang disakiti ayahnya dimasa lampau "lunar, maafkan aku, tapi aku janji tidak akan sama seperti ayahku" ucap dinar sambil terus membayangkan bertemu dengan lunar, dia meletakkan sisik itu disamping meja tempat tidurnya, dan menarik selimut untuk tidu
Baca selengkapnya
Bab 28
Malam berlalu begitu cepat, dinar terbangun dan saat itu masih jam 5 subuh, dia bergegas mandi dan mengambil beberapa tangkai bunga mawar ditaman belakang, dia tidak sabar untuk bisa menemui lunar lagi setelah sekian lama, lunar pasti merasa sedih. setelah mengambil bunga dia pergi kedepan dan ternyata edward sudah bangun dan sibung mengelap mobil,"tuan, sudah bangun?" tanya edward sambil menunduk "iya, bisakah kamu mengantarku kepantai seperti biasanya?" jawab dinar lembut"tentu saja tuan, mari masuk" ucap edward membukakan pintu mobil untuk dinarmobil berangkat saat masih terlihat gelap, sebenarnya edward sangat bingung dan penasaran siapa yang ditemui dinar diluar sana, sampai dia selalu sembunyi-sembunyi dari semua orang dan edward yakin itu pasti seorang gadis, karena dinar selalu membawakannya bunga mawar yang indah.dinar memperhatikan edward yang dari tadi terdiam sambil sesekali memperhatikan lewat kaca tengah mobil,
Baca selengkapnya
Bab 29
Dinar berjalan kembali kekamarnya, tapi dia melihat sekeliling sangat sepi, kemana semua orang dikirnya dalam hati, dia melanjutkan jalannya dan terfikir untuk melihat raccel dikamarnya,"tok tok.." dinar mengetuk pintu kamar raccel dengan pelan"masuklah" ucap raccel dengan lantangdinar membuka pintu dan menutupnya kembali, dan berusaha memberikan senyum terbaiknya didepan raccel agar raccel tidak tau kalau hatinya sedang sedih karena tidak bisa bertemu dengan lunar."bagaimana keadaanmu?, apa kamu sudah makan?" tanya dinar sambil duduk disamping tempat tidur raccel"aku sudah jauh lebih baik dan juga sudah bisa berjalan, aku ingin kepantai bersamamu, aku sudah rindu pantai" ungkap raccel bersemangat "aku sudah makan, apa kamu sudah?" lanjutnya"ya kalau kamu sudah sehat sepenuhnya kita akn berjalan-jalan dipantai, aku belum makan nanti saja sebentar lagi" jawab dinar, karena sebenarnya selera makannya hilang hari ini."oh ya kamu d
Baca selengkapnya
Bab 30
Entah kebenaran apa sebenarnya yang dirahasiakan kakek, tapi melihat dinar dan raccel akrab dia merasa sangat tenang, saat ini dikamarnya kakek duduk memandangi keluar jendela melihat keakraban 2 cucunya, dia berharap saat waktu yang tepat untuk mengatakannya dia akan mengungkapkan seluruh bagian cerita yang dia tau, dan setelah itu dia bisa pergi dengan tenang.sedangkan disisi lain dinar dan raccel masih asik bersenda gurau, sambil tertawa satu sama lain,"dinar, maukah kamu memetik beberapa tangkai mawar untuk diletakkan beberapa dikamarku" ucapnya sambil memandangi dinar"tentu saja, aku akan ambilkan semuanya dika kamu mau lebih banyak" jawab dinar"haha...tidak perlu banyak-banyak nanti kamarku bisa penuh dengan mawar" ucapnya sambil terkekeh melihat dinar yang mulai mengambil beberapa tangkai mawarraccel merasa senang, karena akhirnya dia bisa sebahagia ini, meski dia agak sedikit aneh dengan tubuhnya sekarang, tapi dia tidak menhiraukannya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status