All Chapters of Someone Like You: Chapter 81 - Chapter 90
121 Chapters
Chapter 79
Seperti memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan ayahnya seorang Savana juga benar-benar tidak bisa tenang. Ia sangat khawatir dengan kondisi sang ayah. "Perasaan aku akhir-akhir ini semakin enggak enak kenapa ya? Aku jadi khawatir sama Papah apalagi udah lama Papah juga enggak datang jenguk aku kesini." Savana bergumam dalam hatinya.Selama ini Savana memang sangat dekat dengan sang ayah bahkan disaat ia diperlakukan dengan kurang baik oleh Maura dan juga Mama Maia maka Papah Rangga akan sigap membela dan memenangkannya. Berada diposisi saat ini membuat Savana merasa menjadi anak yang tidak berguna karena hanya bisa menyusahkan ayahnya saja meskipun ia sendiri berusaha untuk tidak bersedih atas semua yang menimpanya namun ia masih saja tetap kepikiran."Lima tahun disini memang enggak bakalan mudah dan akupun enggak tahu aku akan bisa melewatinya atau tidak apalagi dengan kondisi aku yang saat ini sedang hamil," batinnya.Savana juga terus berpikir bagaimana nasib anaknya kelak
Read more
Chapter 80
Mama Maia berjalan dengan detak jantung yang tidak beraturan, ia menyusuri lantai koordior Rumah Sakit dengan perasaan tidak tenang. "Nanti kalau aku pulang aku harus bilang apa sama Papah?" batinya merasa sangat gugup.Ia terus mencari cara dan juga alasan karena ia takut kalau dia jujur sakit yang suaminya rasakan akan bertambah parah. Ia berjalan dengan penuh kekhawatiran sedangkan Maura sudah lebih dulu masuk kedalam mobil karena tadi ia sempat dibantu oleh suster sementara itu Mama Maia harus sedikit terlambat masuk kedalam mobil karena harus mengurus beberapa biaya administrasi.Didalam mobil Maura terus melamun namun kali ini ia bukan memikirkan kehamilannyayang keguguran melainkan ia kepikiran dengan Aksa. "Gue jadi inget Aksa kemarin dia datang enggak ya ke kafe tempat kita janjian," gumamnya pelan.Saat kemarin memang Maura tampak sangat terpukul karena harus kehilangan bayi yang ada didalam perutnya namun saat ini ia jauh lebih lega dan tenang karena ia berfikir itu artinya
Read more
Chapter 81
Mama Maia berjongkok didepan Papah Rangga yang tengah tertidur. "Maafin aku ya Pah," batinya sambil memandangi wajah tampan suaminya itu.Entah kenapa ia merasa sangat bersalah ketika menatap wajah suaminya, sudah cukup banyak permasalahan besar yang ia rahasiakan dari suaminya. Ia takut jika suatu saat semuanya akan terbongkar, ia tidak tahu harus berkata apa. "Mah, kamu dari mana aja?"Mama Maia langsung tertunduk mendengar suara berat Papah Rangga, matanya terbuka perlahan dan Mama Maia meolotot kaget."Aku harus bilang apa sama Papah?" batin Mama Maia yang panik namun berusaha untuk tetap tenang."E-eee aku minta maaf sebelumnya karena aku pergi gak bilang-bilang sama kamu Pah," ucap Mama Maia mencoba untuk menjelaskan dengan perlahan."E-Pah, kondisi kamu kok malah tambah parah kaya gini sih? Kamu tambah pucet banget, obat yang kemarin enggak kamu makan ya?" tanya Mama Maia yang langsung mengalihkan pembicaraan."Kita ke Dokter ya Pah ya, aku enggak mau kenapa-kenapa," lanjutnya
Read more
Chapter 82
Saat ini Akasa baru saja selesai berbincang dengan Maura lewat telepon, ia menanyakan kepada Maura kenapa baru bisa di hubungi dan Maura mengatakan jika kemarin ia sedang tidak enak badan dan harus periksa ke rumah sakit, ia juga mengatakan kepada Aksa jika saat dia di Rumah Sakit ia lupa membawa handphonenya.Aksa yang polos atau pura-pura polos percaya saja dengan apa yang diucapkan Maura. Ia dan Maura akan menjadwalkan lagi pertemuan mereka esok hari di kafe langganan mereka. "Dari kemarin enggak bisa dihubungi ternyata dia sakit," gumam Aksa pelan sambil menatap kearah layar handphonenya yang terlihat nama kontak Maura.Setelah itu ia langsung kembali membuka layar laptopnya, sebelum menelpon Maura ia memang baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan kantornya karena saat ini ia sudah kembali aktif lagi bekerja di kantor.Aksa memilih untuk kembali lagi bekerja di kantor perusahannya karena ia juga ingin segera melupakan permasalahannya dengan Savana hingga akhirnya sampai saat in
Read more
Chapter 83
"Jika dengan menyakitiku membuatmu merasa bahagia maka lakukanlah karena aku berharap dari setiap tetes air mata yang keluar itu akan mampu melebur setiap rasaku padamu meski hanya sedikit demi sedikit dan menggantikannya dengan rasa sakit yang akan bisa membuat aku membencimu," batin Savana.Hari demi hari ia lewati dengan sangat ikhlas dengan dada yang lapang meskipun banyak orang yang tahu itu tidaklah mudah. Ia hanya berharap jika semuanya bisa cepat terungkap, banyak hal yang haru ia kejar setelah bisa keluar dari penjara namun sepertinya ia juga merasa masih sangat terpukul dengan semua yang sudah terjadi meskipun ia sudah mencoba untuk ikhlas."Aku haru mengembalikan kepercayaan orang-orang terdekatku terutama Papah," batin Savana.Savana menggerjabkan matanya untuk menyesuaikan pandangannya yang terasa kabur, kepalanya terasa sakit dan badannya terasa lemas tidak bertenaga.Usia kandungannya yang sudah memasuki usia delapan bulan membuat ia sedikit kesusahan untuk bergerak kes
Read more
Chapter 84
"Lo yang sabar ya Mbak, jangan pikir yang macem-macem karena Papah sama Mama masih ada gue, seenggaknya gue bisa untuk menjaga Papah yang lagi sakit," ucap Maura didepan Savana."Lo juga jangan banyak pikiran lagian nanti kasihan sama bayi yang ada dalam perut lo," ucap Maura."Maura, aku mohon sama kamu suapaya jaga Papah sampai Papah bener-bener sembuh," ucap Savana yang terus mengusap air matanya karena tidak berhenti-henti keluar, ia juga berpesan kepada Maura agar selalu merawat Papah Rangga yang sedang sakit meskipun Savana masih merasa ragu Maura mau merawat Papah Rangga."Iya Mbak, lo jangan khawatir.""Gue juga enggak mau lo ngerasain apa yang gue rada karena gue juga baru aja mengalami keguguran," ucap Maura yang lagi-lagi membuat Savana merasa shock."Kamu keguguran?""Iya Mbak gue keguguran dan gue baru aja sembuh dari trauma yang luar biasa, gue enggak mau Mbak lo harus mengalami apa yang gue alami karena banyak pikiran," jelas Maura."Astaga, Mbak turut prihatin ya Maura
Read more
Chapter 85
Setelah selesai menjenguk Savana, Maura langsung bergegas mendatangi kediaman Aksa namun ternyata disana saat ini rumah itu sedang kosong hanya ada pembantu rumah tangga mereka dan bahkan pembantu rumah tangga mereka tidak tahu menahu kemana perginya para tuan rumahannya itu pergi. Maura mencoba untuk menghubungi Aksa lewat telepon namun hasilnya nihil karena sejak tadi memang Aksa tidak mengangkat telepon darinya."Aksa sama kedua orangtuanya lagi pergi kemana ya? Apalagi ke kantor? Ah masa mereka pergi ke kantor? Kalaupun Aksa pergi ke kantor biasanya Mama sama Papahnya ada di rumah tapi kok ini kosong dan anehnya ART di rumahnya aja enggak tahu mereka pergi kemana," batin Maura sambil duduk dikursi mobilnya.Sementara itu Aksa dan orangtuanya saat ini baru saja pulang dari tempat liburan andalan mereka, awalnya Aksa mengira jika pergi liburan bersama dengan orang-orang yang dicintainya yaitu Papah Vino dan Mama Devi akan membuat hatinya jauh lebih tenang dan bisa melupakan semua pe
Read more
Chapter 86
Saat ini Maura terus tersenyum riang karena baru saja menggobrol dengan Aksa meskipun hanya lewat telepon. "Gue belum pernah sebahagia ini sebelumnya karena setelah sekian lama akhirnya gue bisa mengembalikan kepercayaan Aksa untuk bisa kembali lagi dekat dengan gue," kata Maura sambil duduk dikursi. Sambil melihat kearah cermin ia merasa bangga dengan dirinya sendiri karena ia merasa jika usahanya untuk mendapatkankan hati laki-laki yang sudah lama ia dambakannya itu akan segera terwujud. "Semuanya berjalan mulus sesuai rencana yang sudah gue susun sejak awal, ternyata Mbak Savana masuk penjara membuat banyak kebaikan dan keberuntungan yang menyelimuti gue," lanjutnya lagi sambil tersenyum menyeringai.Banyak teman-teman yang seumuran dengan dirinya yang mendekati dan mengatakan perasaannya pada dirinya namun entah kenapa hati Maura hanya menginginkan Aksa dan tampaknya hanya Aksa yang mampu mengendalikan Maura. Ya, nampaknya Maura hanya bisa menurut dan mendengarkan apa yang Aksa k
Read more
Chapter 87
Sebenarnya niat Mama Maia untuk mengambil semua tabungan dan juga barang-barang berharga milik Savana sudah ada sejak awal Savana masuk penjara tapi baru hari ini ia berani mengambil semuanya. Saat ini hanya ada Mama Maia seorang di kamar Savana, kamar yang begitu sangat menyejukkan, dimana saat Savana tinggal dikamar ini semuanya sangat terawat dan rapi suasananya juga terasa begitu sangat menenangkan hati dan juga pikiran orang-orang yang menghuninya.Sebenarnya Mama Maia juga tidak tega untuk mengambil semuanya tapi ia merasa jika biaya pengobatan Papah Rangga juga tidak semurah yang bayangkan meskipun tidak dibawa kw Rumah Sakit."Maafin Mama ya Savana karena harus mengambil semua barang-barang berharga milik kamu," batin Mama Maia sambil memegang beberapa logam mulia dan juga perhiasan milik Savana yang tersimpan rapi didalam kotak khusus yang sangat cantik.Tidak hanya itu ternyata tadi Maura juga berhasil membujuk Papah Rangga agar mau dibawa ke Rumah Sakit. "Banyak hutang-huta
Read more
Chapter 88
Setelah mengambil semua aset milik savana Mama Maia langsung membawa Papah Rangga untuk pergi berobat ke rumah sakit meskipun awalnya tidak mau namun suami yang sangat dicintai itu akhirnya pasrah setelah dipaksa oleh Maura anak kesayangannya.setelah sampai di rumah sakit Papah Rangga langsung segera di periksa oleh dokter dan juga petugas kesehatan yang ada di rumah sakit itu. Rumah Sakit Citra Medika, rumah sakit tempat dimana biasanya keluarga mereka pergi berobat."Akhirnya Papah mau juga dibawa ke rumah sakit," batin Mama Maia Setelah itu Maura dan juga Mama Maia berkontak mata mereka saling lirik-lirikan ketika melihat Papah Rangga Yang terbaring di atas ranjang rumah sakit Saat suaminya diperiksa oleh dokter Mama Maia langsung menarik tangan Maura dan mengajak Putri kesayangannya itu untuk keluar dari ruangan itu sepertinya mereka membicarakan sesuatu. Maura yang keheranan langsung mengerutkan keningnya sambil berkata kepada Mama maia. "Ada apaan sih mah pakai tarik-tarik ta
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status