All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 141 - Chapter 150
1822 Chapters
7. Bagian 18
“Baiklah ketua, kalau begitu kami mohon diri dulu”. ucap kelimanya lagi seraya menjura hormat dan segera pergi meninggalkan tempat itu, sepeninggalan kelima anak buahnya, si Jarum Beracun tampak berbalik menatap kearah sosok Dewi Topeng Perak yang masih berdiri kaku. Dengan tatapan tajam, terlihat kedua mata si Jarum Beracun menatapi sekujur tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya dan terlihat beberapa kali si Jarum Beracun harus meneguk air ludahnya sendiri melihat keindahan tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya. “Aa...apa yang akan kau lakukan manusia bejat ?”. ucap Dewi Topeng Perak lagi. “He he he...! .kau sendiri yang mengatakan kalau aku adalah manusia bejat, jadi jangan salahkan aku kalau aku berbuat kurang ajar padamu.”. ucap si Jarum Beracun lagi seraya mengelilingi tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya. “Benar-benar tubuh yang sempurna, sudah lama sekali aku tidak merasakan kehangatan seorang wanita......dan sepertinya
Read more
7. Bagian 19
“Ayo keluar ! jangan seperti pengecut”. teriak si Jarum Beracun kesal, tapi ; “Brusshhh.”. sebuah suara keras terdengar dari dalam gubuk tua itu hingga mengejutkan si Jarum Beracun yang segera berlari masuk kedalam gubuk tua tersebut. Dan wajah si Jarum Beracun semakin berubah saat tidak lagi menemukan sosok Dewi Topeng Perak ditempat peraduan itu, bahkan kini si Jarum Beracun dapat melihat atap gubuk tersebut terlihat berlobang besar, sepertinya orang yang telah menyelamatkan Dewi Topeng Perak melewati atap tersebut untuk membawa Dewi Topeng Perak pergi. Si Jarum Beracun hanya bisa memaki kesal tiada kepalang, dan kemarahannya ditumpahnya pada seluruh isi perabotan yang ada didalam gubuk tersebut, bagaimana tidak marah, bayangan kenikmatan yang akan segera diraihnya dari tubuh indah Dewi Topeng Perak kini pupus sudah. Sementara itu tak jauh dari gubuk tersebut, sesosok bayangan biru melesat cepat menerobos kepekatan malam, sementara itu dipundaknya terlihat
Read more
7. Bagian 20
Disebuah tempat yang tersembunyi, terlihat sesosok tubuh yang tengah mengawasi keadaan didalam benteng tersebut, kedua matanya terlihat mengawasi disetiap sudut benteng tersebut, tidak ada yang terlepas dari pengawasannya. “Hem.....jumlah mereka ternyata begitu besar, pantas saja sangat sulit untuk dihancurkan”. ucap sosok yang tengah bersembunyi tersebut. “Tapi dimana si Jarum Beracun itu, sejak tadi aku tidak melihatnya”. ucap sosok itu lagi saat tidak menemukan orang yang tengah dicarinya. Hingga akhirnya kedua matanya membesar saat melihat satu sosok tubuh yang terlihat baru saja memasuki bangunan besar tersebut. “Jarum Beracun”. ucap sosok itu lagi saat mengenali sosok lelaki tua yang telah memasuki bangunan tersebut. Sesaat kemudian terlihat sosok itu kembali memperhatikan keadaan disekitarnya. “Penjagaan ditempat ini sungguh ketat sekali, tidak mungkin aku bisa masuk kedalam bangunan itu tanpa diketahui”. ucap sosok bersembunyi itu lagi. Cukup
Read more
7. Bagian 21
“Hyyattt........wuuttt.....wuuttt”. sosok Dewi Topeng Perak melesat dengan jurus Pedang Anginnya, serangan yang dilancarkan oleh Dewi Topeng Perak terlihat begitu dasyat hingga menimbulkan kibaran angin yang cukup hebat mengiringi serangannya. Dihadapannya sosok Iblis Kapak Merah tampak masih berdiri tegar ditempatnya, pakaian yang dikenakannya terlihat berkibar-kibar karena terkena sambaran angin serangan Dewi Topeng Perak, tapi lagi-lagi Dewi Topeng Perak dibuat terkejut saat melihat sosok Iblis Kapak Merah tidak terlihat sedikitpun akan menghindari serangannya, apalagi menangkisnya karena saat itu Iblis Kapak Merah tidak memegang senjata apapun ditangannya. Aneh, mungkin itulah yang ada dibenak Dewi Topeng Perak saat ini, karena bagaimana tidak, saat serangannya sudah sedemikian dekatnya, sosok Iblis Kapak Merah tidak melakukan gerakan apa-apa dan sudah terlambat bagi Dewi Topeng Perak untuk menarik serangannya hingga ; “Traggg....traggg......akkhhhh” tapi apa yan
Read more
7. Bagian 22
Kepulan asap tampak memenuhi tempat itu hingga tak lama kemudian kepulan asap itupun sirna dan terlihat kini sosok Iblis Kapak Merah masih berdiri tegar ditempatnya, hanya saja terlihat sekujur tubuh Iblis Kapak Merah terlihat gosong, bahkan pakaian yang dikenakannya terlihat telah robek terbakar akibat pukulan dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tadi, walau masih terlihat bugar, tapi terlihat rembesan darah keluar dari mulut Iblis Kapak Merah, rupanya pukulan yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak cukup membuatnya terluka. Walau tidak terlalu parah. Sementara itu semua pengikutnya terlihat masih terpana melihat kejadian yang baru saja mereka saksikan, baru kali ini mereka melihat betapa kesaktian Iblis Kapak Merah sebagai ketua besar dari Gerombolan Kapak Merah benar-benar sangat luar biasa hebatnya, hingga pukulan yang sedemikian dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tidak berarti apa-apa padanya. Dan Iblis Kapak Merah terlihat segera memerintahkan untuk segera m
Read more
7. Bagian 23
“Bersabarlah Arya, gusti shang Hiang whidi pasti akan membantu kita untuk menghancurkan mereka.”. ucap pemuda yang satunya lagi terlihat dengan bijak menasehatinya. “Maafkan aku Bayu, hatiku benar-benar telah terbakar dendam oleh keparat itu, aku takkan bisa hidup tenang sebelum membalas kematian saudara-saudara seperguruanku..... kalau saja saat itu aku ada disana......mungkin hal ini tidak akan terjadi.!!”. ucap pemuda yang disebut Arya itu lagi. “Yah aku mengerti perasaanmu Arya, semua ini bukan karena kesalahanmu tapi semua ini sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, tidak ada seorangpun yang dapat mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh sang pencipta.....yang penting sekarang kau harus menenangkan dirimu dulu, setelah itu baru kita susun kembali rencana kita.”. ucap pemuda yang dipanggil dengan sebutan Bayu itu lagi tersenyum. Pemuda yang bernama Arya terlihat balas tersenyum mendengar nasehat dari sahabat dekatnya itu. “Terima kasih Bayu, aku tidak
Read more
7. Bagian 24
“Utsss.......setttt....setttt......settttt.”. untung saja aji Tatar Netra sudah mendarah daging disemua panca indra ditubuh Bintang, hingga saat lima anak panah yang tengah melesat cepat kearahnya dari arah sebelah kananya dapat dirasakan Bintang dengan cepat, tanpa berpaling Bintang yakin saat itu ada bahaya yang tengah mengincarnya, maka dengan cepat Bintang bergerak menghindar keluar dari tempat persembunyiannya. Tapi baru saja Bintang menjejakkan kakinya kembali ketanah. “Set....sett...hey....huppp.”. kembali Bintang dikejutkan saat lima anak panah kembali memburunya, hingga mau tak mau Bintang kembali mengenjot tubuhnya untuk menghindari serangan kelima anak panah tersebut. Saat masih berada diudara, Bintang kembali dikejutkan saat melihat sosok yang telah menyerangnya adalah sosok pemuda yang sejak malam tadi telah diikutinya, bahkan kini Bintang kembali dikejutkan saat melihat pemuda yang diketahui Bintang bernama Arya itu tampak kembali meraih anak panahnya dan kali
Read more
8. Gerombolan Kapak Merah
Sinar kuning keemasan terlihat memancar keluar diufuk timur, sinarnya terasa begitu hangat membelai kulit, bias-bias empun masih terlihat dihelai-helai daun, kicauan burung terdengar merdu diantara dahan dan ranting-ranting pohon-pohon yang tumbuh liar disebuah huta, seakan ikut menyambut gembira akan datangnya pagi yang cerah itu. Tapi suasana indah itu ternyata tidak terlihat pada tiga sosok tubuh yang berdiri saling berhadapan, terlihat jelas ketegangan dan tatapan yang penuh kecurigaan diantara mereka. Yang berada paling barat adalah sosok seorang pemuda yang berparas tampan, pemuda itu tampak mengenakan pakaian serba hitam, hanya wajah saja yang masih terlihat, sorot matanya tajam seperti mata seekor burung rajawali, melihat sosok penampilannya, jelas pemuda ini bukanlah orang biasa, melainkan seorang pendekar. Tapi tidak terlihat sebuah senjatapun yang ada ditubuhnya. Sebagaimana pada kisah sebelumnya (Dewi Topeng Perak), kita ketahui pemuda ini disebut Bayu oleh sahab
Read more
8. Bagian 2
“Sabar dulu kisanak, aku sungguh-sungguh berada dipihak kalian”. ucap Bintang mencoba memberitahukan maksudnya. “Huh!! siapa yang bisa menjamin kalau ternyata kau adalah mata-mata Gerombolan Kapak Merah ha!!”. ucap Arya dengan tegas. “Aku...aku”. kali ini justru Bintang tak tahu harus menjawab apa, karena Bintang memiliki tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya tadi. “Arya, tunggu!!”. sebelum Arya melepaskan anak panahnya, Bayu dengan cepat mencegahnya. “Jangan halangi aku Bayu, siapa saja yang menjadi pengikut Gerombolan Kapak Merah harus mati ditanganku”. ucap Arya lagi. “Ya aku tahu hal itu Arya, tapi bagaimana jika kita salah dan justru dia memang benar-benar berada dipihak kita”. ucap Bayu lagi hingga membuat Arya terdiam, apa yang diucapkan oleh Bayu barusan memang amat dibenarkan. Bayu yang memang terlihat lebih matang dalam berfikir dan bertindak terlihat maju kedepan beberapa langkah kehadapan Bintang. “Maafkan sahabat
Read more
8. Bagian 3
“Aku juga tidak tahu Bayu, tapi aku menemukannya hanyut disungai.”. ucap Arya lagi seraya menurunkan sosok gadis yang berada didalam pondongannya tersebut. Bintang terlihat langsung memeriksa urat nadi gadis tersebut. “Dia masih hidup tapi denyut nadinya amat lemah Bintang”. ucap Arya lagi cepat, tapi Bintang terlihat masih memeriksa keadaan denyut nadi gadis tersebut.  Dan Arya sedikit terkejut melihat perubahan diwajah Bintang. “Aa...ada apa Bintang ?”. ucap Arya dengan gugupnya, entah kenapa Arya terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan gadis tersebut. “Sepertinya ada racun yang mengidap didalam tubuhnya”. ucap Bintang lagi hingga semakin mengejutkan Arya. “Rr....racun”. “Ya racun, sepertinya dia terkena pukulan beracun oleh seseorang”. ucap Bintang lagi dan entah kenapa saat itu pandangan Bintang justru terarah pada bagian punggung sang gadis yang saat itu karena dalam keadaan basah, jadi dibalik pakaian yang kini telah basah itu, Bint
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
183
DMCA.com Protection Status