Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 161 - Bab 170
1822 Bab
8. Bagian 14
Pagi baru saja datang menjelang, sinar kuning keemasan sudah terlihat memancar diufuk timur, tapi belum ada tanda-tanda akan munculnya sang mentari dipagi buta itu. Kabut masih terlihat tebal disana sini, embun pagipun masih terlihat segar diantara dedaunan pohon. Diantaranya lebatnya sebuah hutan, sesosok bayangan biru berkelebat cepat melewati jalan setapak dihutan tersebut, bila melihat sosok wajahnya, bayangan biru itu tak lain adalah Bintang adanya. Bintang menghentikan gerak lesatannya saat tiba didepan sebuah gubuk yang sudah terlihat begitu tua dan rapuh. “Kreaaakkk”. belum lagi Bintang ingin melangkah, pintu gubuk terlihat terbuka, dan ; “Suri”. ucap Bintang mengenali sosok gadis cantik yang baru saja muncul dari dalam pintu gubuk. “Kang Bintang”. ucap Suri dengan wajah ceria melihat kemunculan Bintang. “Dimana mereka Suri”. “Didalam kang, kang Arya dan kang Bayu sedang mencoba untuk menyembuhkan luka dalam pemuda itu”. ucap S
Baca selengkapnya
8. Bagian 15
Lalu Arya dan Bayupun segera pergi meninggalkan gubuk itu untuk mencari makanan buat mereka.   ***   Matahari sudah mulai naik kepermukaan, sementara itu didalam gubuk tua yang terdapat ditepian sebuah hutan, dimana didalamnya Bintang, Suri dan Yudho berada saat ini. Wajah Suri terlihat cemas dan khawatir, hal ini disebabkan karena kepergian Arya dan Bayu untuk mencari makanan sudah cukup lama dan sampai sekarang belum juga kembali. “Mungkin sebaiknya kita cari mereka”. ucap Yudho lagi. Tapi sebelum semuanya beranjak bangkit dari tempatnya, tiba - tiba ; “Siapapun yang ada didalam pondok cepat keluar!!”. sebuah suara keras menggelegar terdengar dari luar gubuk, hal ini tentu saja sangat mengejutkan Suri dan Yudho sendiri, sementara Bintang tidak terlalu terkejut karena Bintang memang sudah dapat merasakan kalau gubuk tempat mereka bersembunyi itu sudah dikepung oleh puluhan orang. “Ayo kita keluar”. ucap Binta
Baca selengkapnya
8. Bagian 16
Terlihat sosok Bintang dan keempat temannya yang lain digiring memasuki sebuah ruangan penjara bawah tanah dan Bintang cukup terkejut saat melihat ternyata ditempat itu ada belasan orang pula yang ikut ditahan dan Bintang dapat menduga kalau mereka adalah orang-orang persilatan karena hal ini dapat terlihat jelas dari pakaian yang mereka kenakan. Langkah mereka terhenti disebuah kerangkeng dan Bintang terkejut saat melihat sosok yang berada didalam kerangkeng tersebut, sosok seorang gadis yang selama ini memang tengah dicari-cari oleh Bintang, sosok gadis bertopeng perak yang terlihat tengah tenggelam dialam tapa bratanya. “Kreaakkkk”. suara kerangkeng yang terbuka, membuat kedua mata gadis bertopeng perak yang tak lain adalah Dewi Topeng Perak itu terbuka dan terlihat sosok Suri dijebloskan bersamanya, tapi yang menarik perhatian Dewi Topeng Perak adalah sesosok pemuda yang juga menjadi tahanan, sosok pemuda itu tentu tak lain adalah Bintang. Bintang hanya melempark
Baca selengkapnya
8. Bagian 17
Sebelumnya semuanya memberi tanggapan, salah seorang teman mereka yang bertugas mengawasi didepan datang dengan tergopoh-gopoh. “Ada penjaga”. ucapnya lagi setengah berbisik, tapi hal ini dengan cepat membuat pertemuan itu bubar, semuanya kembali ketempatnya masing-masing dengan berbagai keadaan, ada yang pura-pura tidur, tapi ada juga yang tengah melakukan tapa brata, Bintang sendiri tampak langsung menyandarkan dirinya ketembok kerangkeng tersebut, Bintang mencoba untuk berpura-pura tidur. Dan benar saja tak beberapa lama kemudian seorang penjaga terlihat datang mendekati kerangkeng tempat dimana mereka berada dan sekali lagi benar saja, penjaga itu terlihat berhenti didepan kerangkeng mereka. “Bintang ! Bintang !!”. tapi sangat mengejutkan sekali karena tiba-tiba saja penjaga itu justru memanggil nama Bintang dengan setengah berbisik, hal ini dengan serta merta membuat wajah-wajah para pendekar yang didalam kerangkeng langsung terangkat dan menatap kearah
Baca selengkapnya
8. Bagian 18
“Terima kasih Sawungpati, terima kasih.”. ucap Bintang “Seorang sahabat tak perlu mengucapkan hal itu Bintang” Sawungpati hanya tersenyum tipis. Bintang membalasnya pula dengan senyuman. “Eh....oh ya Sawungpati, jika semua begal ditanah jawa ini sudah datang berkumpul, apakah kau dapat mengira-ngira berapa kekuatan yang mereka miliki saat ini ?”. tanya Bayu lagi cepat saat melihat Sawungpati akan pergi meninggalkan tempat itu. “Kalau perhitunganku tidak salah, mungkin bisa mencapai 900 atau 1000an orang”. ucap Sawung lagi hingga kembali membuat perubahan diwajah-wajah para pendekar yang ada ditempat itu. Akhirnya Sawungpatipun segera meninggalkan tempat itu, sementara itu setelah kepergian Sawungpati, Bintangpun berbalik. “Kisanak-kisanak semua, sebaiknya kalian tetap berada disini sampai Sawungpati berhasil mendapatkan obat penawar untuk kalian”. ucap Bintang lagi. “La...lalu kau sendiri mau kemana Bintang ?” tanya Bayu lagi.
Baca selengkapnya
8. Bagian 19
Sementara itu ke-8 penunggang kuda tersebut terus memacu kuda mereka dengan cepat seakan-akan mereka seperti dikejar setan, tapi begitu mereka keluar dari hutan tersebut, sosok yang berada paling depan tiba-tiba saja mengangkat satu tangannya seraya menghentikan langkah lari kudanya, ke-7 orang yang berada dibelakangnya ikut menghentikan lari kuda mereka. Dan salah satu dari ke-7 tersebut terlihat mendekati sosok yang berada paling depan. “Ada apa ketua ?”. terdengar suaranya menyebut sosok yang berada paling depan tersebut dengan sebutan ketua. “Kita beristirahat dulu sebentar ditempat ini, disana ada sebuah sungai kecil, secara bergantian suruh mereka memberi minum kuda mereka setelah itu kita lanjutkan kembali perjalanan kita..”. ucap sosok yang disebut ketua tersebut. “Baik ketua”. ucap sosok itu lagi seraya menjura hormat  seraya kembali menuju keteman-temannya yang lain. Tak seberapa lama kemudian beberapa diantara mereka terlihat mengarahkan kuda
Baca selengkapnya
8. Bagian 20
“Ayo kita lanjutkan perjalanan kita!!”. ucapnya lagi memberi perintah kepada para anak buahnya. “Baik ketua”. Kedelapannya terlihat segera menaiki punggung kuda mereka. Dan ; “Hiekkk”. alangkah terkejutnya mereka saat mereka ingin menggebah kuda mereka, kuda mereka hanya meringkik perlahan tanpa sedikitpun melangkahkan kakinya. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan mereka, bahkan berkali-kali dicoba tetap saja mereka tak dapat membuat kuda mereka melangkah. Sang ketua begal rupanya cukup jeli untuk melihat keanehan yang terjadi. “Aa...apa yang terjadi dengan kuda kita ketua....?”. “Sepertinya kita tidak berada sendiri ditempat ini bangar, waspadalah....”. ucap sang ketua lagi seraya melirik keadaan disekitarnya, ke-7 anak buahnyapun ikut melakukan hal yang sama, tapi karena saat itu keadaan malam begitu gelap, hingga sulit bagi mereka untuk melihat keadaan disekitar tempat mereka berada. “Bangar, apa mungkin seorang manusia yang melakukan semua ini, m
Baca selengkapnya
8. Bagian 21
Sementara itu disebuah tempat dimana sejauh mata memandang hanya bebatuan yang terlihat menghampar, hanya satu dua pohon yang terlihat tumbuh ditempat itu. Disalah satu bagian ditempat itu terlihat sebuah goa berukuran kecil. “Uhhh...” sebuah erangan kecil terdalam dari dalam goa tersebut dan bila kita melihat kedalamnya, ternyata erangan kecil itu keluar dari mulut seorang laki-laki paroh baya yang tampak terbaring dibebatuan yang ada didalam goa tersebut. Walau wajahnya sudah mencerminkan usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi raut wajah lelaki paroh baya itu masih memperlihatkan kewibawaan yang luar biasa, sebuah mahkota yang tersampir dikepalanya membuktikan kalau lelaki paroh baya itu memang berasal dari keluarga kerajaan. Sesaat kedua mata lelaki itu terlihat menatapi keadaan disekitarnya, dia merasa asing dengan tempatnya saat ini, sesaat dicobanya untuk mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya, hingga sesaat kemudian wajahnya berubah. Seiring dengan it
Baca selengkapnya
8. Bagian 22
“Uhhh”. sebuah erangan halus terdengar dari dalam sebuah goa kecil yang ada dibukit bebatuan, erangan yang ternyata berasal dari seorang laki-laki yang bila melihat perawakannya, lelaki itu tak lain adalah Gusti Prabu Jagat Kencana adanya. Dan sepertinya dia baru saja terbangun dari tidurnya yang lelap, begitu menyadari keberadaan dirinya, lelaki paroh baya yang memiliki wajah yang begitu memancarkan aura kewibawaan ini terlihat langsung mengepalkan kedua tangannya dan sesaat wajahnya tersenyum. “Tenagaku sudah pulih sepenuhnya”. ucapnya seakan berkata pada dirinya sendiri, dan sesaat kemudian wajah lelaki itu mulai terangkat. Dan wajah lelaki ini tampak berubah saat menyadari kalau saat ini hanya dia seorang yang berada ditempat itu. “Dimana pemuda itu ? apakah dia sudah pergi”. ucap lelaki itu perlahan. “Ah kalau dia pergi alangkah bersalahnya aku yang belum sempat mengucapkan terima kasih kepadanya dan ah, namanyapun aku belum tahu”. ucap lelaki ini lagi t
Baca selengkapnya
8. Bagian 23
“Apakah benar kau yang bergelar Ksatria Pengembara seperti yang kudengar selama ini Bintang ?”. kali ini Bintang tersenyum saat mendengar pertanyaan Gusti Prabu Jagat Kencana, kini Bintang mengerti kenapa Gusti Prabu Jagat Kencana menatapnya seperrti itu. “Begitulah orang-orang menyebut hamba Gusti”. ucap Bintang lagi seraya mengangkat bahunya. “Benar-benar sulit dipercaya ?”. ucap Gusti Prabu Jagat Kencana lagi hingga mengejutkan Bintang. “Aa...apanya yang sulit dipercaya gusti ?”. tanya Bintang tak mengerti. “Oh, maaf kalau aku membuatmu bingung Bintang, aku hanya terkejut bisa bertemu dengan seorang pendekar besar yang namanya begitu dipuja dan selalu menjadi pembicaraan setiap orang ditataran tanah jawa ini”. ucap Gusti Prabu Jagat Kencana lagi. “Ah, gusti prabu terlalu melebih-lebihkan” “Tidak Bintang, selama ini aku selalu mengikuti sepak terjangmu dalam memberantas keangkara murkaan didunia persilatan, tapi aku sungguh tidak men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
183
DMCA.com Protection Status