Semua Bab Sang Miliarder yang Tersembunyi: Bab 51 - Bab 60
171 Bab
51. Rayuan Palsu
David yang sangat syok melihat Almyra tiba-tiba ada di hadapannya sambil memandang galak ke arahnya dan wanita itu pun langsung saja melepaskan dirinya dari kedua wanita panggilan itu. David segera memungut kemeja dan celananya yang tergeletak di lantai. "Baby, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya David dengan bodohnya. Almyra mendecih. "Kenapa kau menanyakan pertanyaan yang tak perlu kau tanyakan?" ucap Almyra sinis. David dengan segera memakai bajunya dan cepat-cepat menghampiri wanita cantik itu. Bara langsung mengusir wanita-wanita itu dari sana dan memakai pakaiannya sendiri. Stefan yang mendengar keributan itu pun hanya menyandarkan dirinya di pintu sambil meminum VN12 dengan santainya. Pria satu itu tak terlibat dalam masalah ini dan tak ingin juga ikut campur dalam pertengkaran antar sepasang kekasih. "Baby, dengarkan aku dulu! Ini tidak seperti yang kau bayangkan," ucap David sambil mencoba meraih tangan Almyra yang la
Baca selengkapnya
52. Pembunuhan
Almyra tersenyum senang karena ternyata David mau memberikan sahamnya walaupun hanya lima persen saja. Dia tak permasalahkan hal itu karena setidaknya dia sudah bisa membuat David menuruti kemauannya. Saat ini David yang berada di dalam kantor itu pun sedang sakit kepala karena telah membuat keputusan yang besar dengan memberikan kekasihnya itu saham. Dia tak tahu apa yang akan terjadi kepadanya jika ibunya sampai tahu soal ini. "Misky, bagaimana semuanya?" tanya David yang ingin mengalihkan pikirannya dari soal saham itu. "Semuanya sudah siap, Tuan. Sekarang hanya tinggal menunggu aba-aba dari Anda," jawab Misky. David tersenyum lebar. "Lakukan sekarang!" ucap David sambil tersenyum mengerikan. *** Valentino terpaksa harus menemui Detektif Ferisha terlebih dahulu sebelum dia pulang ke apartemen miliknya. "Apakah semuanya sudah lengkap?" tanya Valentino. "Sudah, berkasnya hampir terkumpul semuanya. Kita tinggal
Baca selengkapnya
53. Pemakaman
Valentino melepas kepergian sahabatnya itu dengan hati retak. Dia sangat merasa bersalah pada Agusta yang sekarang ini sudah terkubur. Dia melihat keluarga Agusta yang menangisi kepergian anaknya. Hal itu tentu berat bagi mereka karena ditinggalkan oleh anak semata wayang mereka tanpa pesan. Banyaknya pelayat yang hadir di pemakaman membuat hatinya semakin terluka karena ketidakadilan yang telah diterima oleh Agusta. Pria itu meninggal karena telah membantu dirinya. Valentino masih tak ingin pergi dari pemakaman itu walaupun sudah banyak orang-orang yang memintanya untuk kembali. Semua orang di kantornya mengira jika dia sedang patah hati karena ditinggal oleh kekasihnya. "Dit, saya tahu ini itu berat bagi kamu, tapi kau tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan," ucap Diana yang sangat memahami jika Aditya sangat kehilangan sosok kekasih hatinya itu. Valentino tak memberi respon apapun dan malah tetap memandang makam Agusta yang masih basah
Baca selengkapnya
54. Saksi Hidup
"Aku rasa itu urusan kamu," ucap Aryan yang malah mengacuhkan Misky. Aryan berbalik namun Misky menahan lengan pria yang berusia beberapa tahun lebih muda darinya itu. Dia lalu mendekatkan kepalanya kesamping kepala Aryan. "Kau jangan membahayakan dirimu sendiri apalagi membahayakan ibu kamu yang masih bekerja di keluarga Araya. Aku tahu kau adalah orang yang pintar jadi kau bisa memilih kepada pihak mana kau setia. Jangan sampai kau salah melangkah dan membuat dirimu celaka," ucap Misky. Aryan dengan kasar melepaskan diri dari Misky. "Lebih baik kau yang harus lebih berhati-hati ketika memilih bos. Pihak yang salah selalu kalah dalam sebuah permainan. Dan asal kau tahu saja, yang benar pasti akan menang," ucap Aryan dengan wajah dinginnya. Misky membiarkan pemuda itu pergi begitu saja karena dia masih menghormati ibu dari Aryan yang selama ini baik sekali kepada dirinya. Dia sangat menyayangkan jika anak dari Sriani ini malah menjadi
Baca selengkapnya
55. Vila Saturnus
Almyra sudah yakin jika dirinya akan bekerja sama dengan Aditya Putra. Dia tahu jika pria culun yang selama ini sering dihina itu adalah pria yang baik jadi dia bisa mempercayai sepenuhnya. Hanya saja dia belum bisa membeberkan alasannya kenapa dia bisa begitu membenci David Araya. Dia belum ingin menceritakan tentang apapun kepada Aditya. Saat Almyra sedang berjalan kembali menuju unit apartemennya, dia berpapasan dengan Misky, anak buah David yang entah kenapa selalu ada di mana-mana. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Almyra kaget. "Seharusnya saya yang bertanya kepada Nona, apa yang Nona lakukan di belakang gedung tadi? Anda tahu kan jika sampai Tuan David tahu, Anda bisa terkena masalah," ucap Misky. Almyra menoleh dengan tatapan kesalnya. "Kenapa? Kau ingin melaporkan diriku pada pria sialan itu? Silahkan," ucap Almyra sambil berlalu dari pria yang kini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Almyra yang menjauh. Misky ti
Baca selengkapnya
56. Tabrak Lari
Valentino saat ini masih sedang minum-minum di dalam apartemennya dan tak ingin diganggu oleh siapapun. Dia masih meratapi kepergian sahabatnya yang tragis. Dan dia juga masih belum bisa memaafkan dirinya atas kesalahan itu. Bagaimana bisa dia hidup dengan tenang jika sahabatnya itu selalu membayang bayangi dirinya setiap saat? Berkali-kali dia menyalahkan dirinya sendiri atas meninggalnya Agusta Irawan tapi tetap saja hatinya tak pernah lepas dari rasa bersalah. "Tuan Muda, ada tamu yang menunggu Anda di ruang tamu," ucap Ruslan. Valentino menoleh dan memberikan tatapan dinginnya pada Ruslan. "Bukannya aku sudah bilang kepada kamu juga aku nggak mau diganggu sedikitpun. Suruh pergi!" titah Valentino. "Tapi, Tuan. Ini Nona Almyra yang ingin bertemu dengan Anda," ucap Ruslan hati-hati. Valentino langsung menoleh ke arah orang kepercayaannya itu. Dia tahu betul jika Ruslan hanya menjalankan tugasnya, maka dia pun mencoba untuk menghilang
Baca selengkapnya
57. Ancaman Valentino
Valentino yang kini setengah mabuk mengambil ponselnya yang menggunakan nomer Inggris dan mulai mencari nomer David yang telah dia simpan dengan nama "Si Bangsat".Dia menelepon saudara tirinya itu. Dia hanya menunggu selama beberapa detik sebelum panggilannya diangkat. Valentino menggunakan sapu tangan untuk menyamarkan suara aslinya."Halo, saudara tiri," sapa Valentino.David terdiam beberapa saat karena terlalu terkejut dia menerima telepon asing yang ternyata adalah orang yang selama ini sedang dicari-cari oleh dirinya."Valentino?" ucap David masih belum percaya jika dia ditelepon langsung."Hm. Memangnya kau pikir siapa lagi saudara tiri kamu selain aku? Apakah kau sudah lupa bagaimana suaraku? Ah, tentu saja kau lupa. Kita sudah tidak bertemu selama beberapa tahun," ucap Valentino.David menegang di seberang sana."Tak perlu berbasa-basi. Apa tujuan kamu menelepon aku?" tanya David yang terlihat tidak sabar.Valentino t
Baca selengkapnya
58. Bosan Menjadi Aditya
Valentino yang telah muak dengan identitasnya sebagai Aditya Putra kini memutuskan untuk resign dari AL Group. Dia berpikir jika saat ini identitasnya itu sudah tidak terlalu berguna lagi. "Apakah Anda sudah yakin, Tuan?" tanya Ruslan yang sekarang sedang menyiapkan persiapan Tuannya itu untuk pergi ke kantor. Valentino mengangguk. "Di sana sudah tidak ada lagi Agusta. Aku tidak bisa di sana sendirian karena tidak mungkin untuk menyelidikinya tanpa Agusta di sana. Aku pikir aku bisa membuat David lebih percaya pada Calvin," ucap Valentino. Ruslan mengangguk paham. Pria itu sebenarnya merasa jika Tuannya itu belum pulih dari rasa kehilangannya atas meninggalnya sang sahabat. Namun mau tidak mau pria muda itu harus membuat dirinya lebih tegar karena dia tidak bisa terus-menerus meratapi kematian sahabatnya itu. Langkahnya tidak boleh terhenti meskipun sekarang dia sudah kehilangan sosok yang telah membantunya selama ini. Ruslan sesungguhnya pun
Baca selengkapnya
59. Almyra Peka
Valentino masih berpamitan kepada beberapa orang yang cukup baik terhadapnya. Diana dan Levi yang selalu menghina dirinya pun kini menemuinya saat dia sudah mengemasi barang-barangnya. "Kau benar-benar harus pergi dari sini ya culun?" tanya Diana yang tiba-tiba saja bergerak mendekati Valentino dan membantunya memasukkan barang-barangnya. Valentino cukup kaget atas apa yang dilakukan oleh teman kerjanya yang sering sekali merendahkan dirinya itu. "Iya. Saya sudah menyampaikan surat pengunduran diri saya terhadap Pak Alfredo," kata Valentino. Levi yang ikutan mendekat itu menatap si culun dengan perasaan tak tega. "Aku tahu kau pasti masih sangat sedih atas kepergian Pak Agusta, tapi asal kau tahu sebenarnya kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik daripada Pak Agusta," ucap Levi dengan santainya. Valentino hanya tersenyum masam mendengar perkataan Levi yang baginya sangat menggelikan itu. "Aku tak berniat mencari pengg
Baca selengkapnya
60. Sahabat Sejati
Valentino yang sudah sampai di apartemen miliknya itu kini membiarkan dirinya istirahat di kamarnya. Pria itu memilih untuk menghabiskan waktunya sampai makan malam tiba di kamarnya saja. Di sana dia hanya memeriksa beberapa dokumen yang berkaitan dengan bukti-bukti tentang pembunuhan terhadap ayahnya dan juga pembunuhan terhadap Agusta. Sampai detik ini Valentino belum membuka bukti yang telah diberikan oleh Almyra. Dia masih belum sanggup untuk memutar video yang merekam semua kejadian yang telah menimpa Agusta saat itu. Dia hanya menyimpannya saja sebagai bukti yang akan dia gunakan nantinya. "Tuan Muda, apakah Anda tidak ingin makan malam?" tanya Ruslan yang sangat mencemaskan Tuan Mudanya itu yang sudah beberapa hari belum ingin makan. Ruslan tentu tidak bisa memaksa orang dewasa seperti Tuan Muda yaitu hanya untuk memikirkan soal makanan. Bahkan sekarang pun ibunya, Hera Miller yang berkali-kali mencoba menghubungi putranya tersebut tida
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status