Lahat ng Kabanata ng SamRann: Kabanata 31 - Kabanata 33
33 Kabanata
Bab 31 virus mungkin?
  "Hai, Baby." Awan yang baru saja datang, langsung menyapa Mey. Kehadiran Awan tak kalah Mengejutkan dari Rann dan Samudra, di tambah lagi dengan seseorang di belakangnya. "Eh, sayang ... tumben banget kamu nyamperin aku disini? " ujar Mey seraya meraih tangan Awan agar duduk. Mey merasa ada yang aneh pada pacarnya itu. Bagaimana tidak, karena selama setahun pacaran, Awan sangat sulit untuk di ajak ke kantin. Ada saja ribuan alasan untuk menolak, terutama dengan banyaknya pandang mata yang menatapnya risih. Tapi jangan salah, karena setelah penolakan itu, Awan akan menggantinya dengan kencan romantis. "Lo bawa siapa, Wan?" tanya Anna yang merasa tak asing dengan orang di belakang Awan. "Sohib," jawab Awan singkat tanpa berniat memperpanjang. "Beb, kemarin malam kamu di telpon ngomong apa sih
Magbasa pa
Bab 32 ikan dan piano
   Uap bakso masih nengepul menandakan betapa panasnya makanan tersebut. Kini Rann dan Samudra tengah duduk di sebuah kedai dengan semangkuk bakso yang membuat perut tambah konser. "Gue kira, lo anak kafean atau restoran mahal," ujar Samudra yang masih mengaduk baksonya, menunggu sedikit lebih dingin agar bisa di makan. "Enak aja, emang tampang gue anak orang kaya yang kayak gitu apa?" elak Rann tak terima. Rann menatap tajam ke arah Samudra. "Ya, kan. Gue cuma mengira," ujar Samudra lagi. "Kelihatan, ya?" Rann refleks menegakan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Samudra. Samudra sedikit terkejut dengan kelakuan cewek di depannya. Cewek yang waktu pertama bertemu terlihat begitu dingin, cuek. Tapi kini dengan cepat keduanya akrab. Dalam waktu makan siang ini keduanya saling berbincang tentang banyak hal. Mulai dari p
Magbasa pa
Bab 33 surat Devano
   "Assalamualaikum." Terdengar salam dari lantai bawah, dan tak lama setelah itu terdengar percakapan beberapa orang. Rann yang penasaran pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi. "Kak, siapa di bawah?" tanya Rann saat berpapasan dengan David di tangga, rupanya David juga penasaran. "Kayaknya, Mama, Papa." "Sayang ...," teriak Nia saat melihat keduanya menuruni tangga. "Mama ..,." pekik Rann seraya mengbambur kedalam pelukannya, tak lupa pula mencium takdim punggung tangan kedua orang tuanya. "Oleh-olehnya mana??" tanya Rann dengan nada manjanya. "Kamu ini," ucap Krishna yang gemas dengan putrinya. Untuk kesekian kalinya Krishna bisa melihat tingkah manja putrinya itu setelah kejadian beberapa waktu lalu. Nia mengeluarkan semua bar
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status