All Chapters of SamRann: Chapter 11 - Chapter 20
33 Chapters
Bab 11 Kenyataan
Dan semua tentang Rey itu hanya sekedar kenangan dimasa lalu yang kini ku ingat kembali.... Rannia Krishna._______________ Rann melirik arlojinya, kedua matanya melebar saat melihatnya. Waktu istirahat tinggal 5 menit. Dengan cepat dia berdiri menarik tangan Alika dan bergegas kembali ke kelas. Beberapa bulan berlalu, setelah Rey pergi jauh tanpa kabar apapun. Rann berusaha berdiri tegak kembali, melangkah meraih cita-cita yang telah di rajut sejak lama. Bersama 8 sahabat karibnya yang selalu setia menemani. Kali ini Rann bukan hanya aktif di ekskul musik tapi Rann juga telah bergabung di kepengurusan OSIS, dan ya, di kelas XI ini ada sedikit perbedaan. Dimana Rann hanya satu kelas dengan Tiara dan Alika tanpa Viona. Dikelas Xl ini Rann mulai sering unjuk diri. Dia mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Tak jarang, untuk mengisi waktu luangnya Rann berlatih basket deng
Read more
Bab 12 Guru baru
 Ada guru baru, muridnya pun baru lama-lama gue juga ganti pacar baru ah .... Rannia Krishna.________________    Pagi yang cerah, seperti biasanya Rann berangkat tepat waktu, dan seperti biasanya pula kondisi sekolah masih lumayan sepi. Hanya ada penjaga dan beberapa anak yang piket harian. Rann berjalan melewati koridor. Sampai di kelas hanya ada Alika yang sedang duduk di bangkunya menghadap buku bahasa yang lumayan tebal. Maklumlah, anak rajin yang selalu paralel satu sejak SD. "Jend ... jangan terlalu rajin, nanti botak tu pala," ledek Rann saat berjalan memasuki kelas yang di sambut dengan senyuman manis Alika. Jenderal. Rann biasa memanggil Alika dengan sebutan jenderal sementara Alika balas dengan menyebut Rann Professor.  Hari ini jam pelajaran pertama matematika. Rann dan Alika masih fokus pada papan tulis saat bel berbuny
Read more
Bab 13 kabar murid baru
 Pelajaran berakhir dan semua siswa bergegas keluar kelas. "Tia, lo mau ke ruang musik?" "Iya, emangnya kenapa Rann?" Tiara masih sibuk membereskan buku-bukunya. "Bareng yah," ucap Rann yang sudah siap keluar kelas. "Oh ya Al, lo seperti biasanya kan pulang bareng Inay?" tanya Rann saat melihat Alika yang masih duduk dengan tenang. Alika memang sering keluar kelas paling terakhir karena tidak mau berdesakan dengan yang lain. "Tenang saja, kalau kalian mau pergi, pergi aja duluan, gue nanti aja nunggu agak tenang." "Ok." Rann menarik tangan Tiara keluar kelas. Keduanya berjalan diantara para siswa. Berjalan riang dengan sedikit dendangan kecil, satu bait yang terus diulang-ulang. "Rann, Rann. Kalau cinta bilang aja kali." Tiara mendengus mendengar sahabatnya menyanyikan bait itu, bait yang dulu di nyanyikan Rey secara berulang
Read more
Bab 14 perasaan Alika
  "Vi, masih marah ?" tanya Rann saat keduanya berjalan dikoridor pagi itu. "Gak. Gue gak marah, emangnya kenapa harus marah?" jawab Viona dengan wajah polosnya, tetapi dia masih saja berjalan tanpa mempedulikan Rann. "Ya udah kalo Lo gak marah. Nanti pulang bareng ya, gue mau ngomong penting," ucap Rann dengan nada sedikit tinggi. Bisa di bilang teriak sih karena Viona masih tetap berjalan tanpa merespon ucapan Rann yang masih berdiri mematung memandang punggung Viona yang semakin jauh. Lagi-lagi Rann harus bersiap mendengarkan celotehan teman-temannya karena hari ini ada jam pelajaran si guru terlalu tampan. Dan seperti biasanya, seusai pelajaran akan ada obrolan membosankan tentang sang guru. Rann berusaha fokus pada pelajaran, namun dia tetap saja tidak bisa. Konsenterasinya terpecahkan oleh pesona si tampan yang sedang menerangkan di depan. Apalagi posisi duduknya ada d
Read more
Bab 15 Rumit
  Pelajaran berakhir, bel berbunyi dan seperti biasanya, kelas yang tenang jadi seperti kapal pecah karena kelakuan Ivan cs.  Rann mengambil ponselnya berharap ada notifikasi pesan dari Viona. Dan benar saja, ada satu pesan masuk dari Viona dan Rann dengan segera membukanya. "Gue tunggu lo di parkiran, jangan kecewain gue Rann."  Rann membacanya dengan seksama, takut salah baca jadi fatal nantinya. Rasanya aneh kalau teman akrab jadi canggung hanya gara-gara cowok. ya, setidaknya itulah yang di rasakan Rann saat ini. "Al, Tia, gue duluan ya. Ada janji sama Viona," ucap Rann seraya berjalan keluar kelas diantara kerumunan siswa yang hendak pulang. Rann berjalan di koridor, dengan jalan yang setengah berlari karena takut membuat Viona menunggu sampai langkahnya terhenti saat terdengar alunan lagu yang sangat familiar buat Ran
Read more
Bab 16 Jingga
Hidup butuh sedikit perubahan yang menantang Bell. Kak David____________           Mungkin sekarang Rann harus terbiasa dengan David. Terbiasa untuk diantar David yang hanya sampai  gerbang bukannya parkiran. Terbiasa dengan David yang akan merapikan rambutnya yang berantakan. Dan terbiasa dengan Pandangan aneh para siswa yang melihatnya. Setidaknya itulah sedikit kebiasaan Rann setelah kehadiran David di sekitarnya. David adalah anak dari kakaknya Krishna, ayahnya Rann. David datang dari Solo untuk melanjutkan pendidikannya. Karena Rann dan David sudah dekat sejak kecil, jadi untuk tinggal satu rumah rasanya bukan masalah yang cukup besar. Rann berjalan ke area sekolah. Berjalan diantara para siswa yang sudah ramai memasuki area parkiran. Seperti biasanya, David selalu tiba di saat sekolah sudah mulai ramai. Karenanya, R
Read more
Bab 17 Farel or Viral
Rann berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin, Rann melihat teman-temannya duduk seperti biasa. "Dari mana aja lo Rann?" tanya safna saat melihat Rann mendekat. "Mmm." Rann hanya bergumam, bingung harus jawab apa. Karena tidak mungkin kalau dia menjawab telah mencari pelantun misterius itu, yang ada nanti dia di bilang konyol lagi. Rann duduk tepat di sebelah Alika, dan sekejap merasakan kenyamanan. Tiba-tiba seseorang menyapanya. "Hai Rann." sapa orang itu.  "Lo!" Rann terkejut melihat siapa yang menyapanya. "Lo ngapain disini?" pertanyaan Rann membuat teman-temannya saling bertukar pandang keheranan. "Rann, lo kenal Siapa dia?" tanya safna keheranan. "Oh ya, guys kenalin, gue Farel, eh Viral aja deh biar keren." Tanpa di tanya, Viral memperkenalkan diri.  "Gue boleh gabung
Read more
Bab 18 Bertemu lagi
Rann meninggalkan ruang OSIS, berjalan menuju rooftop sekolah. Rann bermaksud hendak menenangkan fikiran sejenak. Istirahat dari semua peristiwa yang terjadi sepanjang hari ini. Rann duduk di sebuah kursi, pandangannya menyapu bersih segala yang ada di depannya. Sejenak dia merasa hidup sedang berpihak pada dirinya. Udara alam yang segar dengan hangat menemani kesendiriannya, perlahan otaknya Mulai berkelana, memori tentang Rey datang  menghampiri. Terlintas rasa penasaran tentang pelantun lagu misterius itu. Otaknya terus saja berkelana memikirkan hal itu, hingga akhirnya seseorang mengejutkannya. "Cewek gak baik duduk sendirian disini, di jam sekarang," ucap seseorang yang berada di belakang Rann. Rann yang terkejut pun menoleh. Matanya melebar saat melihat siapa yang dibelakangnya. "Lo!" Pekik Rann dan dia langsung berdiri. "Lo!" ucap orang itu yang j
Read more
Bab 19 Kenalan
 Makannya Rann, say hallo dong biar gak asing... Samudra Alvian.__________________ Samudra berjalan keluar kelas setelah selesai memasukan alat tulisnya ke dalam tas. Rasanya di ingin cepat sampai di ruang musik untuk menemui seseorang yang seharusnya dia temui kemarin siang. Akibat orang itu menghadiri rapat OSIS jadi Samudra tidak bisa menemuinya. Entah mengapa, mendengar kepribadiannya yang di ceritakan oleg Khan dan Tiara membuat Samudra ingin bertemu langsung dengannya. "Sam. Buru-buru amat lo, mau kemana?" tanya Rafly saat melihat Samudra dengan terburu-buru berjalan keluar kelas. "Mau ketemu seseorang, udah di tunggu, duluan ya," jawab Samudra, dan dengan segera berjalan meninggalkan ruang kelas.            Samudra berjalan menyusuri koridor. Pandangannya menangkap sesosok yang dia kenal tengah berjalan di depan sa
Read more
Bab 20 Kak Dafa
 "Kak gak ikut masuk nih??" tanya Rann pada David. Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah apotek. Rann meminta David untuk mengantarnya ke apotek sebelum pulang.  Rann ingin membeli obat karena akhir-akhir ini kepalanya sering di dera rasa pusing dan darah sering keluar dari hidungnya. "Gak ah malas, kakak tungu disini aja," ucap David yang memilih untuk tetap di motornya bermain ponsel. "Ya udah deh," ucap Rann seraya berjalan memasuki apotek "Untung di tolak. Kalau kak David beneran ikut, kan, gawat. Lagian, niat nawarinnya juga cuma basa basi doang," Rann mengelus dada seraya berucap syukur karena David tidak turut masuk. Rann memasuki apotek dengan tergesa-gesa, takut jika nantinya David berubah pikiran. "Maaf mas, bisa tolong buatkan resep obat ini?" ucap Rann pada salah satu apoteker yang ada disana. "Kak
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status