All Chapters of The Dark Life: Chapter 11 - Chapter 20
68 Chapters
Petemuan Tak Terduga
Setelah meeting dengan staf rahasia di ruang bawah tanah Kayla melangkah menuju ke ruang meeting umum yang ada di lantai dua puluh, Kayla mengumpul kan semua karyawan penting di perusahaan ayahnya. Kayla ingin semua perincian keuangan perusahaan dan semua tender harus di laporkan kepadanya. Tapi tanpa sepengetahuan ibu, karna Kayla ingin mengerti masalah apa saja yang ada di perusahaan tersebut entah itu keuntungan atau pun kerugian, baru saja delapan jam ada di perusahaan Kayla sudah merasakan capek yang luar biasa terlihat jelas wajah Kayla sangat lesu dan lelah. Pak Joko menghampiri Kayla menanyakan keadaannya belum sempat berbicara Kayla telah menjelaskan keadaan dirinya saat ini. “Pak Joko pulang saja! Kayla mau jalan-jalan sebentar di sekitar perusahaan,” perintah Kayla yang masih duduk santai di kursi. “Saya temani ya, Non! Takutnya nanti ada yang mau berbuat jahat kepada Nona.” Pak Joko berdiri di samping Kayla. “Pak Joko tenang saja,
Read more
Interview Aneh
Hari yang melelahkan bagi Kayla tapi sebaliknya bagi Tasya, menurutnya hari ini sangat menyenangkan karena dia mendapat bodyguard yang tampan dan pintar, Joy sangat tegas dan patuh apa pun yang di perintahkan Tasya selalu di laksanakan tanpa ragu. “Makasih ya, Kak atas perhatianmu,” ucap Tasya merangkul bahu Kayla. “Perhatian apa maksudmu?” Kayla melirik kearah Tasya. “Itu loh Kak, Bodyguard yang bernama Joy....” Tasya memeluk lengan Kayla. “Iya, ada apa dengannya?” Kayla memicingkan mata. “Kakak ini bikin kesal saja!” Tasya melepas pelukan lengan Kayla dengan sedikit kasar. “Jangan membuat ulah Sya! Hari ini aku capek sekali,” Kayla melangkah melewati anak tangga. “Kakak sangat menjengkelkan dan sangat amat membosankan!” Suara Tasya menggema di ruang tamu. “Apa sih mau mu? aku enggak mengerti!” Kayla berteriak dari lantai dua. “Lupakan saja!” katanya seraya mengibaskan tangan kir
Read more
Suara Misterius
‘Cih, bilang aja kalau kau takut aku mencuri barang-barangmu. Kau pikir Aku ini orang rendahan yang tergiur dengan perabotan murahanmu itu!’ gerutu Kayla dalam hati dan matanya terbelalak ketika melihat guci antik yang terletak di sebelah anak tangga. ‘Astaga guci itu bernilai ratusan juta.’ Kayla kembali berkata-kata dalam hatinya. “Kamu lihat apa Kay?” Bram berbalik badan menatap Kayla. “Hah, t-tidak aku tidak melihat apa-apa!” jawabnya gugup. “Cepat ke sini! Ini ruang kerjamu, besok kamu mulai bekerja denganku dan sekarang kamu boleh pergi dari sini,” Bram menunjuk kearah pintu utama. “Apa maksudmu? Mana ada interviu macam gini!” Protes Kayla sambil berjalan keluar.  Bram memberi Isyarat bahwa gadis itu harus segera pergi dari rumahnya, beruntungnya Pak Budi masih menunggu di luar. *** Jarak dari rumah Kayla ke rumah Bram sangat jauh jadi ia memutuskan berangkat lebih awal, setelah sampai di
Read more
Keraguan
Bram yang baru selesai meeting meraih handphone-nya di saku celana dan menatap layar yang gelap tanpa cahaya.  “Sial, handphone ini mati. Jam berapa ini?” Pemuda itu mengerutkan dahinya.  Bram melangkah cepat dari ruang meeting menuju ke lantai bawah, sesampainya di lobi Bram di panggil oleh Rini asisten pribadinya.    “Pak Bram, tunggu sebentar!” Teriak Rini dari kejauhan.   “Ada apa memanggilku?” Bram menoleh ke belakang    “Ini Pak ada telepon dari bos besar!” Rini menyodorkan handphone-nya.   “Ada apa?” tanyanya singkat.   “Maksudmu Kayla?” Tampak kepanikan di wajah Bram.    “Jangan kebanyakan bicara atau dia akan....” Jawaban dari ujung panggilan.   “Aku pulang sekarang!” sahut Bram seraya mengembalikan handphone Rini.  Bram segara masuk ke mobil dan kakinya menginjak
Read more
Petunjuk Baru
“Kami juga tidak mengerti, secara tiba-tiba saja mereka kejang dan memuntahkan darah segar!” ungkap Derry secara detail.  “Urus jenazah mereka dengan beres dan jangan meninggalkan jejak sedikit pun!” bisik Bram dari sambungan telepon. Dokter dan perawat hanya menatap aneh tingkah pasien yang mereka rawat, Roni melirik tajam kearah dokter beserta perawat yang sedang mengobati luka Bram, seketika mereka berdua memalingkan pandangannya dan bergegas menyelesaikan jahitan luka Bram.   “Roni antar aku pulang ke rumah. Setelah itu kau pergi ke apartemenku tidurlah di sana!” perintah Bram.  “Baik Tuan!” Roni membungkukkan badannya.  Mobil pun melaju menuju rumah yang jauh dari kebisingan lalu lintas kota, setelah sampai di rumah, Bram menuju lantai atas dia masuk kesalah satu kamar yang terletak di pojok kanan. Tak lama kemudian Bram keluar dan dia turun menuju ruang kerja Kayla, pemuda itu memilih tidur di
Read more
Tindakan Awal
“Maafkan saya, Non!” ucapnya lirih. Roni keluar dan membukakan pintu, Kayla mengajak Roni mampir ke rumahnya tapi bodyguard Bram itu menolak karna dia harus menjemput Bram di kantor. “Kenapa tadi tidak sekalian saja?” Kayla menyilangkan tangan di dada. “Tuan Bram harus mengunjungi proyek, Lagi pula jalannya berlawanan!” ucapnya dengan wajah yang datar tanpa ekspresi. “Ya sudah, buruan jemput dia. Nanti kamu kena semprot!” Kayla melangkah ke dalam rumah, langkah kaki yang tak seimbang membuatnya menyenggol furnitur yang terletak di meja sebelah tangga, ketika ia memasuki kamar Kayla merebahkan badannya di ranjang karna merasa haus Kayla keluar kamar dan berteriak memanggil asisten rumah tangganya. “Bik Inah, tolong buatkan orange jus!” pekik Kayla di depan pintu kamar, teriakkannya tersebut tidak dapat respons dari Bik Inah mau pun orang lain yang bekerja di rumahnya. “Ke mana perginya Bik Inah?” “Bib
Read more
Orang Yang Selama ini di cari
Gadis penuh energik itu melanjutkan perjalanannya menuju kantor dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada orang kepercayaan ya, saat dia fokus mengemudikan mobilnya ia teringat akan ibu dan adiknya yang berlibur bersama Boy. “Astaga! bagaimana dengan ibu dan Tasya?” Kayla meraih telepon genggamnya di tas dan segera menelepon Erlina yang berada di luar kota. “Angkat Bu, Kayla ingin memastikan ke adan kalian berdua....” Masih sibuk menghubungi Erlina seraya memperhatikan jalan. ‘Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan....’ terdengar suara operator yang bicara. “Kurang ajar kau, Boy! Akan kupastikan kau membayar semua tindakanmu ini!” Kayla mengepalkan kedua tangannya. Kayla juga meyakini peristiwa yang menimpa ayahnya itu ada campur tangan Boy dan yang mengirim Irma untuk menyelakai Tasya waktu itu juga perbuatannya, saat Kayla mendengarkan suara Boy di recorder begitu besar kebencian Boy terhadap a
Read more
Kebahagiaan
Setelah sampai di depan Rumah Sakit Harapan Indah Erlina turun dari mobil dan berlari tergesa-gesa menuju ruang VIP tempat Nenek di rawat, Kayla melihat sikap ibunya yang sangat khawatir membuat hatinya merasa sangat bersalah dengan perilakunya terhadap wanita tua itu.Erlina meraih gagang pintu dan membukanya perlahan, jantungnya berdetak tak karuan dan suara napasnya yang memburu membuat wanita tua itu turun dari tempat tidurnya. “Kamu baik-baik saja bukan?” tanya Nenek seraya memegang bahu Erlina. “S-saya baik-baik saja....” Jawab Erlina terbata-bata. “Sini duduk dulu, dan minum air ini!” Nenek menyodorkan gelas yang berisi air putih. “Terima kasih....” Erlina meneguk air yang di berikan padanya, netra Erlina melirik wajah Nenek. Kayla dan Tasya berjalan santai karena mereka ingin memberi kelonggaran waktu buat ibu dan nenek berbincang tanpa terganggu. “Sebaiknya, kita duduk di sini dulu Sya!” Kayla membantu adiknya duduk.
Read more
Ilfiel
Setelah mengakhiri percakapannya bersama Fery, Kayla berjalan dengan anggun sembari memainkan telepon genggamnya, sesampainya di koridor rumah sakit Kayla melihat asisten pribadi Bram yang sedang berlari kencang. “Bukannya itu asisten, Bram? Kenapa dia berlari secepat itu?” Kayla mengelus dagunya. “Ngapain juga aku memikirkan dia ....” Kayla mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan langkah kakinya menuju mobil yang terparkir di depan rumah sakit, di tengah perjalanan Jery melapor tentang keadaan rumah yang telah aman dan perusahaan yang telah kembali stabil, mendengar hal itu Kayla memerintahkan Jery merekrut karyawan baru untuk mengisi staf rahasia yang kosong saat ini. “Tolong menepi sebentar!” Kayla menepuk bahu Jeky. “Ada apa Non?” Jeky menoleh ke belakang. “Kamu tunggu saja di sini dan jangan keluar!” Kayla membuka pintu mobil menghampiri asisten pribadi Bram yang duduk lesu di pinggir jalan. “Maaf, apa betul Anda asisten Bram
Read more
Tuduhan Tak Mendasar
Kayla mengacungkan tongkat baseboll kearah pria itu namun pria yang berdiri di hadapannya itu tak bergeming sedikit pun dia tetap melangkah maju mendekati Kayla.Daaack!Pukulan dahsyat mendarat di kepala pria itu, alhasil pria tersebut jatuh pingsan seketika setelah berhasil melumpuhkan orang yang ia anggap sebagai pencuri Kayla mondar-mandir mencari tali untuk mengikat pria itu agar tak kabur dari sana.“Sebaiknya Aku menelepon Bram agar dia tahu ada seorang pencuri yang masuk ke rumahnya,” Kayla meraih telepon genggamnya di atas meja.“Halo Bram di rumahmu ada pencuri yang menerobos masuk, Kamu cepat pulang!” Kayla sibuk membuka semua laci yang ada di dapur.“Apa... Pencuri? Bagaimana bisa...?” Bram terperanjat mendengar ucapan Kayla.“Aku juga bingung... Bagaimana dia bisa masuk ke sini?” Kayla melirik ke arah pria tadi.“Kamu hati-hati dan jangan berbuat sembarangan, Ok!&rdquo
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status