All Chapters of The Dark Life: Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
Kebohongan
Kayla dan Rey menikmati sarapan mereka tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka suasana yang canggung membuat mereka membisu seribu bahasa, saat Kayla hendak mengawali percakapan telepon genggam Rey berdering dengan cepat Rey meraihnya dan meninggalkan meja makan untuk menjawab panggilan tersebut, samar-samar Kayla mendengar obrolan serius Rey dengan seseorang di seberang telepon. “Awasi semuanya dan jangan membahayakan dirimu sendiri!”Rey mengakhiri percakapannya di telepon dan kembali lagi ke meja makan. “Siapa yang telepon Rey?” tanya Kayla seraya menatap pemuda yang duduk di hadapannya. “Kau tak perlu tahu itu siapa! cepat sembuh dan kembali bekerja lagi!” tuturnya pelan namun tajam, Kayla melirik Rey sambil mengernyitkan dahinya. “Dasar pria aneh sebentar baik sebentar jahat, punya hati apa enggak sih?” gerutu Kayla lirih sembari menyeruput jus apel. “Apa yang kau gumamkan?” Liriknya. “Aku tidak berbicara apa-a
Read more
Hilangnya Kayla
Suara bel darurat berbunyi, pelayan tukang kebun dan penjaga berkumpul di aula menghadap Rey dengan sigap dan tegap, Rey duduk di sebuah kursi dan memberi informasi wajah datarnya memiliki daya tarik yang cukup kuat dan gayanya yang cool membuat jatuh hati pelayan muda yang bekerja di sana. “Beberapa hari ke depan saya tidak ada di rumah! Saya mohon jagalah Kayla dengan baik dan jaga keamanan rumah ini jangan sampai ada masalah apa pun. Kalau sudah mengerti dan tak ada pertanyaan kalian bisa kembali bekerja...” Rey berbicara dengan tegas, jelas dan padat.“Baik Tuan Muda,” jawab mereka serempak.Semua orang meninggalkan aula dan kembali bekerja seperti biasa sedangkan Rey menunggu Bram sembari membaca berita di Gawainya, selang beberapa menit kemudian Bram datang dengan gaya yang khas.“Apa kau telah siap Tuan Muda tampan?” sapa Bram.“Sudah 10 menit aku menunggumu di sini! ke mana saja kau?” liri
Read more
Suara Yang Tak Asing
“Jangan sentuh dia!!” Cegah Bram.“Kenapa?” Tanya Agen 57.“Gadis itu memiliki penyakit kulit yang menular,” ujarnya dengan cepat.  Agen 57 menatap ragu wajah Kayla dan mengurungkan niatnya, melihat hal itu Bram tersenyum tipis karna berhasil membodohi Agen 57. Dua jam telah berlalu Kayla masih belum sadarkan diri dari pingsannya, karna rasa penasarannya yang terlalu besar Bram melontarkan pertanyaan kepada Agen 57.“Kenapa wanita itu tak kunjung siuman?” Tanyanya lirih.“Dia tidak akan siuman sampai lusa!” Jelas Agen 57.Bram menatap Hendra dan Agen 57 dengan mata yang membulat sempurna sambil berkata, “Apa yang kau berikan padanya? sehingga dia tak akan bangun.”“Entah apa yang di buat oleh rekan rahasia Kami, hannya dia yang tahu racikan bius itu,” bisiknya pelan.Hendra terus menatap Kayla yang terduduk lemah, pandangan matanya tertuju
Read more
Orang Terkasih
Kayla duduk menghadap jendela dia melihat sekelompok burung yang terbang ke sana ke mari mencari makanan, terlintas di pikiran Kayla tentang hidupnya selama ini yang terbilang enak dan nyaman kebutuhannya selalu terpenuhi tanpa bersusah payah mencari uang.“Selama ini aku hanya mengandalkan mereka tanpa berusaha sendiri,” gumamnya lirih.“Maaf, Nona Muda tadi bicara apa? saya tidak mendengar secara jelas!” Nuri menghampiri Kayla.“Aku tidak berbicara apa pun, mungkin kamu salah dengar,” Kayla tersenyum manis sambil mengikat rambutnya.Tiba-tiba ia teringat kejadian kemarin malam saat dia di bebaskan dari penyekapan, Kayla pun mengingat-ingat suara yang ia anggap tidak asing di telinganya. Masih berpikir keras di mana dia mendengar suara pria yang telah menyelamatkannya, hampir satu jam Kayla bengong dan hanyut dalam pikirannya sendiri.Dengan suara yang lantang dia berkata, “Aku ingat sekarang! di mana aku
Read more
Mengharukan
Kayla terus berlari menuju jalan keluar taman dan Rey hanya membuntuti di belakang Kayla karna dia tidak tahu siapa yang akan di temui Kayla saat ini, sesampainya di sana Kayla celingukan mencari ke sana kemari keberadaan orang misterius terebut.“Sebarnya kamu mencari s-siapa, Kay?” Terdengar suara nafas Rey ngos-ngosan.“Orang yang membatuku kemarin!” Jawab Kayla sembari menatap sekeliling.“Coba kau telepon dan tanyakan di mana dia berada,” seru Rey dengan tangan menepuk bahu Kayla.Kayla mengikuti saran dari Rey, dia mencoba menghubungi orang itu tetapi tidak ada jawaban, Kayla terus mencoba tanpa putus asa sambil berjalan menelusuri taman sampai akhirnya Kayla menyadari nada dering handphone yang tak jauh darinya berdiri.“Apa iya orang yang terbaring di kursi itu?” Tanya Kayla pada dirinya sendiri.Kayla mendekati orang yang mengenakan jaket hitam tersebut, sambil terus menghubungi nomor
Read more
Kedok
“Dasar manusia tak punya hati seenak jidatnya kalau berkata, dia pikir aku ini manusia macam apa menuduh orang tanpa bukti?” Gerutu Kayla sembari mondar-mandir di ruang gym.Hatinya masih sangat jengkel dengan ucapan Rey tadi dan mulut Kayla sibuk mengoceh dengan lancar dan jelas tanpa takut mencaci maki Rey, salah satu pelayan yang jatuh hati kepada Rey mendengar ucapan Kayla yang kasar membuatnya kesal dan menghampiri Kayla.“Tolong jaga mulut Nona, jangan sampai tangan ini merobeknya!!” Tangannya saling mencengkeram satu sama lain.“Apa maksud perkataanmu tadi?” Tanya Kayla kepada pelayan itu.“Nona jangan seenaknya mencaci maki Tuan Mudaku! dia itu adalah lelaki sempurna bagi Kami (maksudnya sempurna bagi pelayan wanita).” Jelasnya dengan mata melotot.“Terserah kamu saja, yang jelas bagiku dia tak seistimewa itu!” Mengibaskan rambutnya dan pergi.“Dasar nenek sihir sialan
Read more
Penyesalan
“Aku hanya asal bicara saja,” sahut Rey cepat.Kayla terdiam sambil menatap keluar jendela, sesekali Rey memperhatikan Kayla yang duduk di belakang tampak wajah Kayla yang sangat kesal, melihat ekspresi Kayla, Rey menghela nafas panjang dan membuangnya secara perlahan dia mencoba merelaksasikan otak dan badannya.“Kenapa kau membuatku terlihat bodoh tadi?” Tanya Kayla sambil mendekatkan wajahnya di bahu Rey.“Tindakanku yang mana membuatmu seperti itu?” Rey menatap Kayla dari spion tengah.“Aaah, sudah lupakan saja!” Ujarnya pelan.“Dasar gadis aneh,” gerutu Rey.Sesampainya di depan pintu gerbang rumahnya, Rey membunyikan klakson terus-menerus namun gerbang itu tak terbuka sedikit pun. Rey kembali membunyikan klakson sampai akhirnya Pak Gede keluar, Pak Gede adalah security senior di rumah Rey.“Kenapa lama sekali membukakan pintu untukku?” Rey berdiri tegak di h
Read more
Kondisi Ayah
“Kamu temani Ibu di sini! aku mau keluar sebentar,”  meletakan kepala Tasya di bantal.“Jangan lama-lama Kak, Tasya takut!” Ucapnya dan menatap Kayla dengan tatapan sendu.“Iya hanya sebentar, kamu jangan keluar dari sini ya!” Senyuman mereka di bibir Kayla, langkah kakinya terhenti saat mendengar pintu kamar ayahnya terbuka.“Hay, apa kabar?” Sapa Bram dan tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Kayla.“Sini kau! aku mau bikin perhitungan denganmu....” Kayla menendang kaki Bram dengan cukup keras.“Au... apa yang membuatmu semarah itu, Kay?” Bram meringis kesakitan dan tangannya mengelus kakinya.“Apa? kenapa kalian tega membodohiku? kau mau menjelaskan rencana gilamu dengan manusia aneh itu? atau aku akan memaksamu dengan caraku sendiri!” Kayla berdiri tegap di hadapan Bram.“Maksudmu Rey? Kami tidak memiliki rencana apapun,”
Read more
Kekhawatiran
“Apa itu mungkin?” Suara Kayla terdengar lirih. “Tentu saja, kamu jangan terlalu khawatir! aku yakin Ayahmu akan baik-baik saja jika rutin meminum obat dan istirahat yang cukup.” Indra merobek resep obat yang ia buat. “Beginilah sifat Kayla Antawiguna suka khawatir berlebihan!” Cibir Rey dengan nada datar. “Apa gunanya Pandai berbicara?” Ketus Kayla. “Pikirkan kesehatan Ayahmu saat ini jangan terlalu memikirkan balas dendam dulu!!” Protes Rey dan beranjak pergi menuju kamarnya. Kayla hanya terdiam termenung memikirkan kondisi ayahnya saat ini, dia juga bingung bagaimana cara menjelaskan kondisi ayah kepada ibu. “Sudah jangan terlalu pusing, coba tenangkan dirimu dulu! lihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah Ayah, Ibu dan Adikmu. Mereka sangat bahagia bisa bersatu kembali,” tutur Indra dengan lembut, dia mencoba menenangkan pikiran Kayla yang saat ini sedang kacau. “Aku bingung! bagaimana caraku memberitahu Ibu tentang
Read more
Rencana
Tok...! Tok...! Tok...!Bram mengetuk pintu.“Masuk aja pintunya tidak aku kunci,” ucap Kayla, Bram dan Rey masuk ke dalam dan menyapa Erlan dengan ramah.“Bagaimana keadaan Om saat ini?” Sapa Bram.“Ya masih seperti ini, apa kau anak Yoga, sahabatku?” Tanya Erlan.“Bukan Om! saya keponakannya dan dialah anak Om Yoga yang sebenarnya,” jelas Bram dan tangannya mendorong Rey ke depan.“Rupanya kamu telah dewasa, bagaimana kabarmu? Om minta maaf tidak bisa menyelamatkan Papa dan Mamamu!” Ujar Erlan, tampak matanya yang berkaca-kaca.“Sudahlah Om jangan merasa bersalah seperti itu, lagi pula itu sudah berlalu dan kedatangan saya ke sini mau berpamitan dan meminta doa dari Om.” Cakapnya lembut.“Kamu mau pergi ke mana?” Sahut Erlan.“Saya mau pergi keluar negeri besok siang untuk menumpas mereka semua,” tuturnya dengan suara datar.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status