Semua Bab Pemuda yang tidak terduga: Bab 111 - Bab 120
154 Bab
BAB 111
Makan malam Hendrik menghidangkan makan sederhana saja, karena sesudah makan dia mau membuat janji dengan Wilson bersaudara, dan setelah makan Elisa yang merapikan meja makan. Hendrik berjalan ke kamarnya dan Amanda menghentikannya… “Hendrik, saya lihat sejak pulang dari tugas kamu selama sebulan dan sejak kalian menjadi suami istri sah secara hukum dan …., kamu makin sering membuat Elisa melakukan pekerjaan rumah.” Kata Amanda tidak senang. “Sudahlah bu, saya yang mau, sudah jangan mengganggu Hendrik, Hendrik sedang berusaha membuat Wilson Bersaudara membantu dia untuk bicara dengan Tuan Muda Snowander, agar kita bisa membeli rumah yang ada di atas gunung, ibu mau tidak, punya rumah itu?” Tanya Elisa santai. “Mau banget,” Jerit Amanda “ Nanti saya dapat tempat juga
Baca selengkapnya
BAB 112
Keesokan harinya, sesudah sarapan yang dimasak oleh Hendrik,  untuk masak masih dilakukan Hendrik, karena selama ini hanya masakan Hendrik yang terasa enak dan nikmat, hanya bahan bahan masakannya sudah di beli oleh para pelayan. “Elisa, ayah dan ibu, hari ini saya mau pergi dengan Wilson Bersaudara untuk membeli rumah itu dari Tuan Muda Snowander. Dan ibu, saya pesan sekali lagi, masalah rumah jangan sampai bocor ke keluarga NIcken, jika hal itu terjadi, dengan berat hati, ibu dan ayah tetap tinggal disini dan tidak bisa mengikuti saya dan Elisa tinggal di istana itu, itu pesan dari Tuan Muda Snowander.” Kata Hendrik , kembali memberitahukan mertuanya. Tapi Hendrik yakin, Amanda pasti akan menceritakan hal itu dengan bangganya. “Elisa, saya berangkat dulu, hari ini kamu ke kantor bukan? Buatlah janji dengan Maureen.” Kata Hendrik.
Baca selengkapnya
BAB 113
Mendengar semua itu, Hendrik hanya bisa tersenyum. “John dan Hans, kalian urus dokumennya, cantumkan untuk operasionalnya saya serahkan kepada kalian berdua untuk memantau kelangsungan bisnis perumahan ini dan manajer nya tetap dia, kamu , siapa nama kamu?” Tanya Hendrik kepada manajer. “Saya Simon Lee.” kata manajer. “Baiklah, urus saja urusan kalian, saya mau lihat keadaan kantor di luar, saya tunggu di lobby, setelah selesai, datangi saya.” Kata Hendrik keluar dari ruang VVIP itu ditemani satpam. “Kamu, siapa nama kamu?” Kata Hendrik. “Saya Andrew Tan, “ Kata satpam. “Baiklah, setiap saya datang kemari, kamu harus kawal saya, karena saya tidak mau dan malas berurusan deng
Baca selengkapnya
BAB 114
Hendrik berjalan sambil memperhatikan keadaan kantor satpam ini,... “Hebat, cara pengaturannya dan kantin menempati hampir separuh lantai ini, tentu ada fungsi kedua nya selain untuk kantin.” Kata Hendrik setelah memperhatikan semua itu.” “Yang hebat yang mengatur atau   kamu?” Tanya William. “Siapa yang mengatur ini, Mei Ling atau Raja Muda?” Tanya Hendrik. “Menurut kamu siapa?” William balik bertanya. “Tunggu, pemilik properti yang asli siapa? Dan mengapa dia menurunkan semua ini ke Raja muda.” Tanya Hendrik. “Pemilik properti ini adalah manusia di dunia ini dia bernama Sebastian Nicken dan dia tidak memiliki keturunan dan ketika ada orang yang mau meracuninya, dia di
Baca selengkapnya
BAB 115
“Bagaimana dengan kamu? Sudah menikah?” Tanya Huandi. “Dasar kerjanya cuma di dapur, tidak pernah dengar ya, pecundang miskin yang ditemukan dekat tong sampah, pengemis yang hanya makan dari sisa makanan, bukankah rumor itu sudah tersebar luas disebarkan oleh keluarga Nicken untuk menghancurkan nama istri saya dengan menjelekkan diri saya.” Kata Hendrik tersenyum. “Oh, masih betah jadi pecundang?” Tanya Huandi sambil tersenyum nakal. “Betah, kalau didampingi istri cantik dan sekarang saya juga sudah tidak jadi pecundang, sekarang saya adalah Hendrik Snowander, siapa yang tidak kenal nama saya? Tapi sayang tidak ada yang tahu orangnya yang mana.” kata Hendrik tersenyum misterius. “Masa istrimu tidak tahu?” Kata Huandi. “T
Baca selengkapnya
BAB 116
Dengan marah. Angeline meninggalkan suaminya, seorang pecundang juga yang hanya senang memasak, biarpun sebagai pewaris tunggal dinasti keluarganya, tapi hanya senang menjadi Chef saja. Tidak berbobot dan sekarang malah bergaul dengan pecundang yang lain.POV ANGELINE SMITH Sungguh kemarahan yang susah ditahan oleh saya, dengan cepat saya memasuki kantor saya dan menutup pintu dan tirai jendela untuk berbicara dengan kakak, kalau bisa dengan ayah, biar ayah memarahi menantu kesayangannya.Ya, saya menikah atas perjodohan ayah dengan teman bisnisnya dan setelah kami menikah, ayah Huandi meninggal dunia akibat serangan jantung dan bisnisnya, Huandi serahkan kepada ayah dan kakak yang mengurus dengan Huandi masih sebagai pemegang saham terbesar tujuh puluh persen, setelah lima belas persen diserahkan kepada ayah
Baca selengkapnya
BAB 117
Kejutan apa yang akan dilakukan pada acara ini. Huandi dengan antusias bertanya:”  apa kejutannya?” “Coba kamu suruh kepala staf semuanya duduk dan para pegawai dan pelayan yang melayani berdiri di posisinya seperti semula dan katakan ada yang mau dikatakan oleh pemilik properti ini yang baru, tapi setelah mereka mengetahuinya mereka tidak boleh memberitahukan kepada semua karyawan yang ada di kantor ini yang tidak hadir sekarang dan juga tidak boleh membocorkan ke siapapun .” kata Hendrik tersenyum senang. Huandi dan Angeline melotot tapi tidak dapat membantah dan Angeline kedepan menghampiri Wilson Bersaudara dan manajer, mendengar itu Wilson Bersaudara berjalan menghampiri Hendrik untuk nanti mengawalnya kedepan dan manajer mendampingi Angeline. Sebelum Angel
Baca selengkapnya
BAB 118
“John, buatkan janji dengan dokter kandungan yang bagus, saya mau bawa Elisa memeriksa kandungannya.” kata Hendrik setelah sampai di rumah dan mau turun dari mobil. Hendrik melihat ke rumah bangunan lantai dua yang dibangun dengan kayu dan sebagian di tembok, sungguh sederhana rumah yang ditempati mereka selama tiga tahun ini. “Hmmm, ternyata Mei Ling tidak mau lahir jadi anak miskin ya, mau nya jadi anak orang kaya, sungguh manja kamu Mei Ling.” Desah Hendrik sambil tersenyum masam. Pintu terbuka, Elisa berdiri di depan pintu menatap Hendrik bingung. “Kenapa tidak masuk ke rumah?, padahal dari tadi sudah sampai, sedang apa kamu di luar, Hendrik?” Tanya Elisa ingin tahu. “Saya sedang melihat rumah sederhana yang diberika
Baca selengkapnya
BAB 119
Setelah selesai makan malam , mereka pulang dengan membawa beberapa masakan untuk ayah dan ibu Elisa. Pintu utama baru terbuka sudah terdengar omelan Amanda:” kemana saja kalian? Kenapa tidak makan di rumah?” Tanpa berkata apapun, Elisa membelikan masakan itu. “Makanlah selagi panas.” Kata Hendrik sambil masuk ke kamarnya dan Elisa mengikuti dari belakang. Setelah pintu kamar tidur ditutup dan dikunci oleh Elisa, sekali lagi Mei Ling keluar dari badan ibunya dan menari nari di sekeliling kamar itu. Melihat itu, Hendrik membiarkan dan berkata:” Besok kamu yang buka tabir sihir itu ya, jika kamu tidak membukanya, ayah tidak akan tinggal disana, nakal kamu, ayah sebagai Hendrik tidak memiliki kemampuan seperti itu.’
Baca selengkapnya
BAB 120
Keesokan harinya , setelah sarapan yang disiapkan oleh Hendrik, Elisa dan Hendrik dengan John serta Small yang jadi sopir mereka. Mereka pergi ke Istana Puncak Gunung Berlian dan tanpa mampir ke kantor pemasaran.Sesampainya disana, mobil diparkir agak jauh dan Hendrik turun sendiri.“Jangan menghampiri Istana sebelum saya panggil.” kata Hendrik.Hendrik berjalan menghampiri Istana , sebelum tujuh langkah dari pintu gerbang utama Istana, Hendrik berhenti dan memperhatikan dengan lebih seksama keadaan tabir sihir itu dan dia mencoba mencari kunci pintu itu dan setelah memperhatikan dengan seksama, Hendrik masih tidak dapat melihat dengan jelas, lalu dia memejamkan mata dan memanggil kekuatan putra mahkota Cin Wen Pai , setelah merasa kekuatan itu memasuki badan kasar Hendrik, maka Hendrik membuka matanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status