Semua Bab Salah Sebut Nama Panggilan: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
Kemarahan Papa Heru
Heru tak akan memaafkan mama jika terjadi sesuatu pada Sarah." ucap Heru terbata. Mama Ratih terdiam, ia terduduk mematung. Mama Ratih menghela nafasnya, ia bangkit dari duduknya mencoba tenang dan menghampiri anaknya. "Jika terjadi apa-apa dengan Sarah kamu tak akan memaafkan mama, iya?" tanya Mama Ratih menekan Heru. "Iya, mama sudah keterlaluan. Sarah mencari Heru, dia bersusah payah untuk itu setelah ke sini mama malah menyerangnya, tidak bisa kah mama tenang dan bertanya dengan baik maksudnya apa?" tutur Heru. Mama mendelik ke arah Heru dan menyunggingkan bibirnya, anak dan ibu itu tengah bersitegang. "Mama gak pernah peduli apa maksud dia, sekalipun dia berniat baik bagi mama dia tetap salah, paham kamu?"  "Ma, jangan egois. Aku..." "Egois? Mama kamu bilang egois? Heru,
Baca selengkapnya
Persimpangan Jalan
Akhirnya pengadilan mengabulkan permintaan gugatan cerai Nirmala terhadap Heru, tak ada alasan apapun yang memberatkan Nirmala agar tak dikabulkan permohonannya itu. Dari semua bukti yang ada dan beberapa saksi yang dihadirkan akhirnya membuatkan pak jaksa mengabulkan permintaan Nirmala. Kini Nirmala sudah terbebas dari Heru, dia akan menata hidupnya dengan baik tanpa kehadiran lelaki itu. Hanya kurang dari lima tahun perjalanan rumah tangganya berakhir, kapal telah karam karena nahkoda berpindah kapal, Nirmala tak sanggup jika harus berjalan tertatih mengendarai kapal sementara majloda pun sudah tak mau mengendarai kapalnya lagi. "Selamat, permohonanmu dikabulkan. Meski kita sudah bukan suami istri tapi kita tetap orang tua untuk Kania." Heru menerima semua keputusan itu dengan baik, ia menghampiri perempuan yang telah resmi jadi mantan istrinya.  "Tidak perlu khawatir Kan
Baca selengkapnya
Sosok Baru
“Kamu yakin bisa membuat Nirmala kembali lagi sama kamu? Kok mama ragu,” ucap Mama Ratih.“Yakin ma, percaya sama Heru. Nirmala itu cinta banget sama Heru, dia pasti bisa melihat perjuangan Heru buat kembali lagi sama dia.”“Ya kalau mama sih seneng kamu bisa kembali lagi sama Nirmala.”“Doakan Heru selalu, Heru akan kembali bawa Nirmala di tengah-tengah keluarga kita.”Heru terlihat begitu yakin jika dirinya bisa membuat Nirmala kembali padanya, Heru pamit pada mamanya. Hari ini dia nampak bahagia, dia akan menghabiskan hati ini bersama Nirmala dan Kania, putri kesayangannya.Rasa tak sabar memenuhi ruang hati Heru, dia melajukan kendaraan dikecapatan normal kadang kecepatan tinggi jika jalanan sepi. Tak lupa ia mampir ke toko manan untuk membeli beberapa mainan untuk Kania, hati Heru berbunga-bunga ia nampak sangat bahagia. Perceraiannya kemarin seakan tak ia hiraukan.
Baca selengkapnya
Babak Baru Dimulai
Kegagalan menjalin hubungan rumah tangga, mempertahankan semuanya membuat Nirmala trauma dan tam mudah untuk kembali menjalin hubungan itu. Saat ini dia hanya ingin membersamai Kania, menjadi temannya, menjalani peran menjadi seorang ibu dan ayah bagi Kania. Kehadiran Anto sungguh membuatnya dilema apalagi Kania sudah sangat begitu akrab. "Sudah kalau kakak boleh saran diterima saja kehadiran Anto," ucap Kak Nilam. "Betul nak, sudah saatnya kamu membuka hati dan memulai lembaran baru. Apa kamu masih mengharapkam Heru?" tanya ibu. Nirmala terdiam, entahlah apa yang hatiku inginkan. Ini sungguh menyesakan jiwa. Ketakutan akan dikhianati lagi selalu hadir dalam diri Nirmala. "Aku hanya takut kak," ucap Nirmala. "Kakak paham, tapi kakak yakin sama Anto. Kakak mengenalnya sejak zaman se
Baca selengkapnya
Kejutan Untuk Heru
"Kania bolehkah om jadi ayah Kania?” tanya Anto pada Kania. Seketika Nirmala menegakan kepalanya, terkejut bukan kepalang mendengar ucapan Anto pada Kania, dia meminta langsung hal itu pada putri kecilnya. Nirmala melihat Anto tengah meliriknya lalu memandang gadis kecil di hadapannya kembali, sedangkan Kania masih belum memberikan jawabannya. Seketika suasana saat itu menjadi sepi, ketiganya terdiam. "Kalau om jadi ayah Kania, berarti Om nanti tinggal sama Kania?" tanya Kania dengan polosnya. "Iya dong, Om nanti tinggal sama Kania. Kita akan main bersama, baca buku bersama pokoknya melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama," "Hore, asyik. Tapi janji ya Om kalau udah jadi ayah Kania nggak boleh bohong dan gak boleh ninggalin Kania begitu aja, janji?"  Kania mengacungkan kelingkingnya mengajak Anto untuk mengaitkan kelin
Baca selengkapnya
Ancaman Heru
Nirmala merasa puas telah mempermalukan Heru di depan keluarga besarnya dan keluarga besar Anto, ia seakan tak peduli dengan pandangan keluarga Anto padanya yang pasti satu hal mereka akan paham dengan tujuanku memperkenalkan Heru kepada mereka. Cincin telah melingkar di jari manis Nirmala, setelah acara selesai, Nirmala bersandar pada ranjangnya, ia mengamati jari manisnya yang telah tetsemat kembali cincin putih bermatakan berlian itu sungguh sangat cantik. Angannya berjalan menrlusuri lorong waktu yang telah terlewati, hingga saat ini ia tak menyangka pertemuannya dengan Anto akan berujung pada hari bahagia ini.***"Nilam, Nilam." Nirmala mengangkat kepalanya mendengar suara itu, seketika lelaki yang ikut jongkok mengimbangi dia yang terduduk lemas terkejut melihat wajahku, dia sepertinya salah orang. "Maaf aku kira temanku, maaf."  Nir
Baca selengkapnya
Tamu Tak Diundang
Nirmala menenangkan putrinya, ia berusaha sebisa mungkin menghilangkan rasa takut yang mulai bersarang karena Heru yang terus menerua mempengaruhi Kania soal Anto yang jika sudah menikahinya.  Kemarahan Nirmala semakin memuncak ketika ia mendengar sendiri Heru mempengaruhi Kania tentang Anto dan pernikahan aku dengan Anto. Maka dia memutuskan untuk menelepon itu.  [Maksud kamu apa ngomong seperti itu pada Kania?] Nirmala mengirim pesan pada Heru, ia tak habis pikir kenapa Heru melakukan itu, Kania masih kecil usianya baru lima tahun tapi dia sudah cukup mengerti tentang apa yang dia lihat dan dengar. Heru malah membuat Kania bingung.  Sejak bertemu, sikap Anto pada Kania tak pernah menunjukan sikap jahat atau tak suka, justru sebaliknya Anto senantiasa memberikan perhatian-perhatian kecil untuk Kania. Lama Nirmala menunggu
Baca selengkapnya
Kania Hilang
Sarah? Kamu kenal orang ini?" tanya Anto pada Nirmala. "Iya mas, dia..." Nirmala menghentikan kalimatnya, Nirmala merasa bukan waktu yang tepat membicarakan hal ini pada Anto.  "Maaf mas, saya bukan Sarah."  Seketika Heru meradang dan menarik perempuan itu menjauh dari keramaian, Anto berusaha mencegah namun Nirmala menahannya.  Acara resepsi pernikahan Nirmala menjadi kacau, sungguh jauh dari apa yang dia harapkan semua karena Heru. Heru membuat suasana menjadi tak karuan, Nirmala tak terima dengan semua ini.  Rasa lelah mendera Nirmala, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, rangkaian peristiwa tadi sungguh membuat kepalanya berat, ia memejamkam mata hingga tak sadar Anto sudah menghampirinya. Tangan lembut Anto yang mengusap tangan Nirmala membuat Nirmala terkejut. 
Baca selengkapnya
Balasan Telak Untuk Heru
[Laporkan saja, aku ini papanya mana mungkin ada papa menculik anaknya sendiri. Paling kamu dianggap gila. Hahaha] Mata Nirmala memanas membaca pesan itu, dikepalnya ponsel itu sekuat mungkin, Anto tak henti-hentinya menenangkan Nirmala.  Nirmala terus menangis memikirkan keadaan Kania, meski ia tahu Kania bersama papa kandungnya namun Kania sudah lama tak pernah menghabiskan waktu lama dengan papanya. Mama Ratih pun datang ke rumah Nirmala, ada rasa bersalah dalam dirirnya karena kegaduhan ini terjadi karena Heru-anaknya. "Mama sudah meminta dia kembali. Katanya sore ini dia akan pulang. Kamu tenang saja ya," ucap Mama Ratih. Mendengar hal itu Nirmala, Anto dan ibu pun ikut merasa lega. Anak kecil itu tak tahu apa-apa tapi dia harus merasakan hal ini atas kekecewaan oranh tuanya. "Maafkan Heru, ini bentu
Baca selengkapnya
Awal Kebahagian
"Mama... Mama..."Nirmala terperanjat mendengar Kania menyebut namanya, ia meraih tangan anaknya yang terbaring lemah.  "Iya sayang, ini mama. Mana yang sakit bilang sama mama nak." Dengan suara parau Nirmala mencoba menahan air matanya agar tak tumpah, baru kali ini ia melihat Kania begitu lemah, matanya menunjukan kesedihan dan ketakutan yang mendalam. "Papa jahat ma, papa kurung Kania." Pecah sudah air mata Nirmala mendengar ucapan anaknya, dadanya bergumuruh sesak tak terperi, terbayang betapa menderitanya Kania selama dibawa Heru. Lelaki itu sepertinya memang sudah gila, ia membawa anaknya lalu mengabaikannya. Anto yang baru saja menerima telepon, bergegas menghampiri begitu melihat Nirmala terisak dan Kania sudah sadar. "Kania," panggil Anto memeluk tubuh Kania. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status