All Chapters of Annoying Marriage: Chapter 141 - Chapter 150
164 Chapters
BAB 141
"Positif!"Desis Karina lirih. Sebenarnya dia tidak terlalu terkejut, bukankah tadi dokter Retno sudah memberitahunya? Dari tiga buah testpack, Karina hanya menggunakan satu. Untuk apa dipakai semua? Toh semua sudah sangat jelas. Karina mendesah, dengan lunglai dia melangkah keluar dari kamar mandi. Dokter Retno berbaik hati menyuruhnya istirahat hari ini. Dia hanya diminta visiting beberapa pasien yang akan dokter Hanif tindak besok pagi. Benar kata Heni tadi, besok akan ada banyak bayi lahir dan mereka akan jadi saksi bagaimana para bayi itu kemudian harus menjalani kehidupan di dunia tipu-tipu ini. Karina meraih ponselnya, mencoba menghubungi sang suami. Biasanya di jam-jam seperti ini, Yudha tengah bersiap masuk ke dalam OK. Jadi sebelum dia masuk dan berperang di dalam, lebih baik Karina temui dan hendak sampaikan dulu kabar ini. Karina menempelkan ponsel di telinga. Berharap Yudha segera mengangkat panggilannya dan mengatakan di mana posi
Read more
BAB 142
"Ka-kamu hamil, Sayang?"Karina mengangguk pelan, hal yang sontak membuat Yudha kembali meraih tubuh itu ke dalam pelukannya. Air mata Yudha menitik. Ia terlampau bahagia sampai menitikkan air mata. Sementara sang istri, bisa Yudha dengar isak tangis Karina kembali pecah."Koasku gimana, Mas? Jujur aku belum siap."Sebuah rintihan yang membuat hati Yudha mencelos. Bukankah sejak awal Karina sudah mengatakan hal itu? Mengatakan bahwa ia sama sekali belum siap untuk hamil buah cinta mereka? Yudha merasakan hatinya pedih. Ia mempererat pelukan itu sambil menjatuhkan kecupan berkali-kali di puncak kepala Karina."Mas ngerti, Mas minta maaf nggak hati-hati." desis Yudha dengan penuh rasa penyesalan.Ingatan Yudha memutar memori saat dimana mereka saling memadu kasih. Kapan hal ini terjadi? Maksudnya, di momen yang mana hingga kemudian sperma Yudha bisa tumpah dan membuahi sel telur Karina?Yudha ingat betul bahwa mereka selalu menghit
Read more
BAB 143
Karina melangkah turun dari taksi online yang dia tumpangi dari rumah sakit. Ia sangat bersyukur diizinkan pulang oleh Retno setelah dia memergoki Karina kembali sesegukan menangis. Tidak hanya diizinkan pulang, Karina dibebastugaskan hari ini. Sungguh Karina selalu dipertemukan residen dan senior yang begitu baik hati. Apakah efek karena dia istri dokter spesialis di rumah sakit itu? Entah, karina tidak tahu! Karina menghela napas panjang. Dia tidak pulang, tidak kembali ke rumah setelah dari rumah sakit. Yang dia tuju sekarang adalah toko buku! Dia perlu membeli beberapa buku, novel atau apapun itu untuk sekedar menenangkan dirinya. Karina melangkah masuk. Ia hampir sampai di lantai tempat di mana deretan buku berjejer di masing-masing rak ketika di depan meja besar berisi novel, nampak gadis yang begitu dia kenal tengah berdiri di sana dengan tas dalam gendongannya. "Dinda?" Panggil Karina dengan senyum lebar. Gadis dengan seragam
Read more
BAB 144
"Yud!"Yudha yang baru saja melangkah keluar dari ruang nomor 3 itu sontak menoleh. Ia bahkan masih dengan gown dan perintilan lainnya ketika lelaki dengan snelli lengan panjang itu sontak membantunya melepaskan gown dengan wajah tampak begitu panik. "Udah kelar, kan, Yud?" Tanya sosok itu sambil melemparkan gown itu ke atas meja. Hal yang sebenarnya sangat tidak boleh dilakukan kalau tidak ingin para perawat OK mengamuk tempat mereka di buat berantakan. "Kalau aku udah keluar begini tentu kau tahu apa artinya, kan, Suf?" Yudha tersenyum, melepas handscoon yang ia kenakan. "Bagus! Buruan ke IGD, Yud!"Yudha menoleh, padahal ia belum mengambil napas untuk sekedar melepaskan penat dan stress yang dia rasakan dan sekarang sja sudah harus kembali menerima pasien? Hebat sekali! "Kasus apa?" Tanya Yudha dengan alis berkerut. "Istrimu di IGD, Yud! Lagi ditangani dokter Anwar!"Bagai disambar petir, Yudha langsung
Read more
BAB 145
"Apa? Papa selingkuh?" Tampak Rizal terkejut kuar biasa. "Siapa yang bilang kalau Papa selingkuh, Din?"Dinda terisak hebat, ia menampik tangan Tasya yang hendak meraihnya dalam pelukan. Ia memundurkan langkah, malah mendekat di sisi Yudha, menjauhi kedua orang tuanya. "Mama bilang kalau kalian bercerai karena Papa selingkuh sama staf administrasi rumah sakit sampai punya anak!" Disela-sela isak tangis, Dinda mencoba menjelaskan, menjawab pertanyaan ayahnya seperti apa yang selama ini dia dengar dari Tasya. "APA?" Rizal memekik, ditatapnya Tasya dengan tatapan penuh emosi. "Jadi begini? Aku tutup aib kamu di depan anak-anak dan sekarang kau malah memfitnah aku, Sya?" Suara Rizal bergetar hebat. Bisa Yudha lihat wajahnya memerah. "Sekarang, coba bilang di depanku kalau aku yang selingkuh! BILANG!"Tasya memucat, bulir-bulir keringat nampak membasahi wajahnya. Wajah yang Yudha tahu betul menggambarkan kepanikan yang teramat sangat. Bukankah Yudha
Read more
BAB 146
Dinda tercengang. Dia tidak salah dengar, kan? Mamanya pernah pacaran dengan suami Karina? Yang benar saja! Karina tersenyum dan mengangguk, seolah paham dengan keraguan dan kebingungan Dinda mendengar fakta barusan. Gadis itu menyeka sisa-sisa air matanya. Terlihat jelas dia macam orang linglung. Kalau dipikir-pikir, kasihan sekali Dinda ini. Dia masih dua belas tahun, tapi harus menerima drama pelik yang terjadi di keluarganya. Belum lagi sikap otoriter Tasya yang setengah memaksa Dinda untuk jadi seperti apa yang Tasya mau. "Kenapa Kakak nggak bilang sejak dulu?" Akhirnya Dinda bersuara. "Kakak baru tahu kalau kamu anak dokter Tasya kan baru aja ini, Din. Jadi sebelumnya mana Kakak tahu kalau kamu ternyata anak dokter Tasya, mantan pacar suami Kakak." Senyum Karina merekah, mencoba mencairkan canggung yang kini menyergap Dinda. "Kakak nggak marah? Nggak kesel sama Dinda?"Mata Karina membulat, sedetik kemudian tawa Karina pecah. Ia
Read more
BAB 147
“Eh ... kamu, Yud? Sini masuk!”Yudha tersenyum, melangkah masuk ke dalam ruangan obsgyn nge-hits di I*stagram itu. Dia nampak tengah sibuk menatap layar ponsel. Benda yang langsung dia letakkan ketika Yudha muncul dari balik pintu.“Gimana? Karina baik-baik saja, bukan?” tanya Anwar lebih dulu sebelum Yudha buka suara.“Itu yang hendak aku tanyakan kepadamu. Istri dan calon anakku benar baik-baik saja, kan, War?” Yudha nampak serius menatap sejawatnya itu. Tentu dia sangat mengkhawatiran dua orang yang begitu dia cintai di dalam hidup Yudha ini.Anwar tersenyum, “Apakah kamu berpikir bahwa aku membohongimu, Yud?”Kontan Yudha menggeleng. Dia tidak bermaksud untuk meragukan Anwar, atau menuduhnya berbohong. Bukan itu maksud Yudha! Ia hanya ingin memastikan bahwa apapun yang tadi terjadi pada Karina, itu tidak akan berdampak apa-apa baik bagi Karina maupun kandungannya.“Bukan begitu, aku
Read more
BAB 148
"Lepas ih, Hen!"Brian menggerutu, ia mengusap telinganya yang memerah efek jeweran dari tangan Heni. Kurang ajar sekali Heni! Mana ada dalam sejarah, dokter umum dianiaya anak koas? Memang Heni ini lain daripada yang lain! "Lagian Mas, sih! Ngapain pakai nguping pembicaraan mereka?" Jujur Heni sebenarnya juga kepo tentang apa saja yang hendak mereka bicarakan. Dokter Tasya mantan dokter Yudha, tentu saja Heni begitu kepo dan penasaran. Terlebih para perawat sudah banyak yang taruhan bahwa dokter Yudha akan balikan dengan mantannya ini.Dan ternyata, baru Heni tahu bahwa sosok itu tengah berselisih paham dengan mantan suaminya. Sebuah perselisihan yang tadi dia dan Brian dengar dengan jelas di IGD. Ah, memang dasar perempuan nggak bener! Rasanya sekarang Heni tidak perlu takut lagi dokter Yudha berpaling dan meninggalkan Karina. Hanya lelaki gila yang mau kembali pada masa lalu yang track record-nya segila dokter Tasya ini! Dan Heni bisa pastikan bahwa dokter Yudha masih waras! Suam
Read more
BAB 149
"Jadi, apa yang hendak Anda bicarakan, Dok?" Yudha menatap lelaki itu. Ia nampak lebih tua dari terakhir Yudha bertemu dengan Rizal beberapa tahun yang lalu. Apakah stress memikirkan hatinya yang dicabik-cabik oleh sang istri? Ah ... Yudha lupa, bukan istri lagi, tapi sudah mantan istri. Rizal menghela napas panjang, wajahnya terangkat, menatap Yudha dengan saksama. Mata mereka bertemu, hingga di detik selanjutnya, Rizal mulai buka suara."Mengenai kejadian tadi, sungguh saya tidak pernah terpikirkan akan jadi seperti ini, Dokter." jelas suara itu lirih.Kejadian tadi? Tentu ini yang hendak Yudha pertanyakan, kenapa bisa terjadi?"Bisa Anda jelaskan, sebenarnya apa yang terjadi?"Rizal tersenyum, "Kelak, ketika ananda lahir dan Anda resmi menjadi bapak, Anda akan paham bagaimana rasanya. Anda akan mengerti, kenapa lantas saya melakukan semua ini." Rizal menghirup udara banyak-banyak. "Saya begitu rindu dengan anak-anak saya, Dokter. Sangat rindu karena selepas palu pengadilan diketuk
Read more
BAB 150
"Kita ngomong di luar ya, Sayang?" pinta Tasya lirih.Dinda nampak melirik Karina. Sebuah hal yang makin membuat hati Tasya makin pedih. Terlihat sangat bahwa Dinda ragu, padahal Tasya ini ibu kandungnya dan Tasya hanya ingin berbicara beberapa hal dengan anak kandungnya sendiri. Apakah ini sebuah kesalahan?"Bisa tunggu papa? Dinda udah janji sama papa buat tetap di sini sampai papa balik."Cless!Hati Tasya benar-benar sakit. Kini makin jelas terlihat jarak antara dia dan anak kandungnya sendiri. Sejak dulu Dinda memang seperti membuat sekat di antara mereka. Sebuah sekat yang berusaha Tasya runtuh kan ketika tiba di kota ini. Dan sekarang, semua itu sia-sia semua.Bisa Tasya lihat, Dinda begitu terluka dan tersakiti dengan fakta yang selama ini mati-matian Tasya sembunyikan dari Dinda dan Dinta. Hal yang sudah pasti akan menjauhkan Dinda dari Tasya."Oke, kita tunggu papamu balik." Tasya tersenyum getir, apakah setelah ini, Dinda masih mau menemui mamanya ini? Rizal memang berjanj
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status