All Chapters of Annoying Marriage: Chapter 81 - Chapter 90
164 Chapters
BAB 81
Yudha menjatuhkan tubuhnya di sisi sang istri ketika permainan mereka kali ini usai. Kembali tubuhnya bersimbah peluh, napasnya tersengal dan tidak beraturan. Ia melirik istri mungilnya itu. Nampak kondisi Karina tidak jauh berbeda darinya. Rambut panjang sang istri nampak berantakan, membuat Yudha tersenyum bahagia karena sudah membuat Karina sampai se berantakan itu. "Mas please! Udah dulu, cukup buat hari ini!" Desis Karina di sela-sela napasnya yang belum teratur. Mendengar itu Yudha langsung mencebik, ia meraih pinggang Karina, memeluk tubuh bersimbah peluh itu lalu menjatuhkan kecupan di pipi Karina. "Kenapa udah? Kalau aku masih pengen?"Tangan Karina langsung mencubit lengan kekar yang memeluknya, membuat tawa Yudha lantas pecah. Tangan Yudha mempererat pelukannya, tidak peduli tubuh mereka begitu lengket dan panas. "Aku masih pengen, Rin!" Bisik Yudha begitu mesra. "NO ... NO!!" Karina berteriak, sebuah teriakan yan
Read more
BAB 82
Bunyi dering ponsel itu mengejutkan Karina, itu dering ponselnya! Dengan susah payah Karina membuka matanya. Mendapati dia sudah kembali terbaring di atas ranjang. Rambutnya masih setengah basah, tentu dia tidak lupa bagaimana Yudha dengan sangat bergairah mengajaknya bercinta di bawah shower tadi. Iya tadi ... Karina memekik ketika tahu jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 pagi! Astaga! Buru-buru Karina meraih ponselnya, kalau ini baru setengah lima pagi, lantas siapa yang menghubungi dia sepagi ini? Mamanya? Papanya atau siapa? Karina mendengus kesal ketika membaca nama Heni terpampang di layar. Apa lagi sih bocah satu ini? Karina membaringkan kembali tubuhnya ke atas ranjang. Rasanya seluruh persendian Karina seperti lepas. Tubuhnya masih begitu lemas dan pegal di beberapa bagian. Melawan om-om mesum itu memang benar-benar menguras energi dan kesabaran! "Yah, mati?" Karina mendecih ketika ia hendak mengangkat panggilan itu namun Heni lebih dulu mematikan panggila
Read more
BAB 83
"Beli di mana?" Karina mengaduk bubur dalam mangkok, sementara Yudha memijit kaki Karina. Dia tahu sang istri kelelahan memenuhi hasratnya kemarin. "Warung bubur yang sama saat kamu teriak-teriak katanya aku melucuti pakaianmu di mimpi." Tentu Yudha masih ingat betul momen itu. Momen yang membuat Yudha rasanya ingin menelan Karina hidup-hidup saat itu juga. Tawa Karina kontan pecah, ia terbahak mendengar jawaban sang suami. Masih ingat juga Yudha tentang hari itu. Saat di mana Karina masih begitu kesal dan membenci Yudha. "Masih ingat aja." komentar Karina sambil kembali menyuapkan bubur ke dalam mulut. Yudha mencubit jempol kaki Karina, membuat Karina berteriak kesakitan sambil tertawa. Tentu dia sendiri juga ingat momen itu. Satu dari banyak momen absurb yang mereka lewati sebelum kemudian mereka saling mesra seperti ini. "Tentulah masih ingat! Kau berteriak cukup keras, untung sepi kedainya, kalau tidak, bisa habis aku dikira aku
Read more
BAB 84
"Kenapa nggak kuliah di Jakarta? Koneksi mama sama papa tentu banyak dan mudah buat kamu masuk FK di sana, kan?" Yudha mengaduk Choco Caramel pesanannya. Kini pengantin baru itu tengah duduk di sebuah resto yang berada di jalan alternatif yang sering digunakan untuk perjalanan menuju kaki gunung Lawu. Ya ... Semenjak 'ospek' yang harus Yudha jalani demi surat izin menikahi wanita di depannya ini, Yudha jadi begitu menyukai gunung. Suasana dinginnya dan hamparan hijau yang terbentang di mana-mana. Karina mengelap mulutnya dengan tisu, meneguk Mojito Strawberry yang dia pilih kali ini. "Mama sama papa nggak kasih izin kuliah di Jakarta. Kalau mau beneran masuk FK dan jadi dokter, harus mau keluar dari zona mama dan papa praktek. Begitu pula Bangke berdua itu." Jawab Karina lalu kembali menyedot mojito miliknya. "Hush!" Yudha hampir saja tersedak. "Panggilannya diganti kenapa, Sayang?" Panggilan itu terdengar menggelikan di telinga Yudha, membuat
Read more
BAB 85
"Pulang?" Tanya Yudha ketika mereka melangkah keluar dari resto, agaknya setelah ini dia harus menyesuaikan style pakaian dengan sang istri, Karina nampak belia sekali dengan gaya berpakaiannya, sementara Yudha? Jangan ditanya! "Boleh. Langsung ke kost, ya? Ambil barang-barang aku?"Yudha hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Ternyata Karina tidak semenyebalkan yang selama ini terlihat olehnya. Apa karena Yudha tidak mengenalnya lebih jauh? Beda dengan sekarang, jangankan sikap dan sifat asli Karina, bagian dalam dari Karina pun Yudha sudah lihat dan cicipi semua. "Apa aja sih? Ngebet banget mau dibawa? Kost masih akhir bulan, kan, masa kontraknya?" Karina hendak membuka pintu mobil, namun Yudha lebih dulu melakukan hal itu untuk sang istri. Sebuah hal kecil yang mampu membuat Karina tertegun sesaat dan tersenyum simpul. Ia segera naik, membiarkan Yudha kembali menutup pintu mobil dan memakai seat belt-nya. Karina menatap lelaki yang kini melan
Read more
BAB 86
"Khas banget kamar cewek!"Sebuah komentar yang keluar dari mulut Yudha begitu dia masuk ke dalam kamar kost itu. Kamar yang selama ini jadi saksi betapa Karina berjuang cukup keras untuk bisa lulus dari Fakultas Kedokteran. "Kan yang tidur di sini cewek, emang harus gimana?" Karina menoleh, ia sudah mengepak barangnya dalam kardus, koper jadi mereka hanya tinggal membawanya ke bawah dan memasukkan ke dalam mobil. "Ya nggak sih, nggak ada masalah." Yudha tersenyum, langsung peka dengan membawa satu dus yang cukup besar itu dalam gendongannya. "Apa ini isinya?" Cukup berat sih, bagi Yudha. Tentu bagi Karina yang mungil kecil itu kardus ini akan terasa sangat berat. "Buku-buku aku, Mas. Semua di sana." Jawab Karina yang nampak masih meneliti sudur-sudut meja. Pantas! Yudha tidak lagi banyak berkata-kata, segera membawa kardus besar itu keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Dia sudah izin ibu kost kok. Ibu kost juga sudah
Read more
BAB 87
"Mas, aku takut!" Itu yang Karina ucapkan ketika ia merasakan betul milik suaminya sudah terbenam sempurna dalam tubuhnya. Inilah sisi lain Yudha! Sisi yang menunjukkan bagaimana Yudha menjadi begitu liar dan tidak terkendali saat mereka tengah melakukan 'hal ini'. Sisi yang mungkin hanya Karina yang tahu dan menikmati semua sisi Yudha yang selalu berhasil membuatnya takluk dan terkulai lemas. Yudha menempelkan telunjuk di bibir Karina yang memerah dan sedikit bengkak oleh perbuatannya. Senyum tipis tersungging, menambah kadar ganteng wajah lelaki yang biasanya terlihat seram di mata Karina. "Kita nikah tercatat negara, apa yang kamu takutkan?" Bisik suara itu begitu lirih, Yudha masih diam, belum bergerak meskipun miliknya sudah terbenam sempurna di dalam sana. "Ya tapi ini kan kost cewek!" Tentu itu yang Karina takutkan. Tidak ada laki-laki yang boleh masuk ke dalam kecuali tukang servis AC, servis pipa dan tukang yang membenahi bangunan rum
Read more
BAB 88
"Udah ah! Ayo balik!" Karina menarik tangan sang suami yang malah terlentang pasrah di atas ranjang. Mungkin ini pertama kalinya dalam sejarah kamar kost putri milik Bu Dyah digunakan penghuninya untuk memadu cinta. Bu Dyah orang yang sangat ketat, jadi tidak ada satu pun orang yang berani melanggar aturan kost kalau tidak ingin diusir dari sini. Dan Karina baru saja melakukan satu dan sekian banyak aturan terlarang yang ibu kostnya terapkan. Yudha lantas bangun, duduk di tepi ranjang dengan baju yang belum dia betulkan. Nampak wajah itu masih begitu payah dengan bersimbah peluh. Sementara Karina, ia sudah kembali rapi dan beres membersihkan diri. Untung saja dia dalam masa tidak subur sekarang, kalau tidak ... Karina mungkin akan mendapati dus garis merah di testpack yang dia gunakan. "Jadi gini rasanya main takut ketahuan ibu kost ya? Memacu adrenalin." Ujar Yudha santai lalu memungut pakaian bagian bawah miliknya dan membawanya masuk ke dalam kamar m
Read more
BAB 89
"Mau ku antar lapor polisi?" Karina menepuk lembut pundak Heni yang masih terisak. Dia baru saja mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Atau bisa dibilang kejadian buruk yang benar-benar membuat Heni syok bukan main dan hampir saja jatuh dari motor yang dia kendarai. Tiba-tiba ada yang meremas dadanya ketika tengah berkendara di jalan? Wanita mana yang tidak syok? "Aku nggak hapal plat nomornya, ciri-ciri lelaki itu bagaimana aku juga tidak ngeh. Aku terlampau terkejut dan syok tadi, Rin." Heni sudah lebih tenang, namun ia masih nampak lemas, membuat Karina tidak tega membiarkan Heni sendirian. Karina menghela napas panjang, bukan salah Heni kalau begitu syok, Karina mungkin kalau ada di posisi Heni juga akan sama syoknya. "Minum dulu, Hen. Biar lebih lega." Kembali Karina menyodorkan secangkir teh hangat buatannya. Heni mengangguk, menerima secangkir teh dan menyesap cairan hangat itu untuk sekedar melegakan sesak yang dia rasak
Read more
BAB 90
"Jadi ... Kamu belum jawab pertanyaanku kemarin!" Mendadak syok dan segala macam dampak dari pelecehan yang Heni alami lenyap seketika. Ia melirik Karina yang duduk di sampingnya membawa mobil milik sang suami. "Apa lagi sih, Hen? Apa?" Karina melirik sekilas, wajahnya mendadak kesal. Ia tahu kemana arah bicara Heni. Bukankah kemarin dia menanyakan suatu hal kepadanya? Sesuatu yang bagi Karina begitu privasi dan cukup Karina dan Yudha yang tahu. Senyum Heni merekah, ia bersandar dengan santai di mobil, menatap Karina yang entah mengapa di mata Heni sekarang jadi lebih dan makin dewasa. "Apa yang membuatmu berubah pikiran?" Tanya Heni to the poin. "Kemarin kamu mati-matian pokoknya mau cerai dari suamimu, sekarang ... Kayaknya bukan cuma dokter Yudha yang bucin sama kamu, kamu sendiri aku lihat juga begitu."Heni kenal betul dengan Karina. Tentu dia tahu betul perubahan-perubahan dan bagaimana Karina ketika tengah jatuh cinta. Dan Heni melihat i
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status