Semua Bab Dunia Baru Sagara: Bab 91 - Bab 100
124 Bab
91. Dia: yang Tak Akan Pergi
“Bajingan siah setan! Boga salah naon anak aing ka sia, hah? Biadab, paeh we sia paeh!” amuk mang Asep—ayah Ningsih ketika mendapat kabar bahwa putrinya menjadi korban pemerkosan tetangganya sendiri. “Aing teu pernah jahat ka sia! Aing teu pernah neang gara-gara ka sia, naha sia bisa kitu ka anak aing? Modar we anjing!” Saya tidak pernah menjahati kamu! Saya tidak pernah cari gara-gara denganmu, tapi kenapa kamu bertindak seperti itu pada anak saya? Mati saja kamu! Kurang lebih begitulah arti dari makian mang Asep yang menggunakan bahasa Sunda. Seumur-umur menjadi tetangga Mang Asep, ini kali pertama Euis dan Wira mendengar orang tua itu mengucap sumpah serapah yang sangat mengerikan pada anak mereka. Padahal Euis dan Wira sudah menganggap mang Asep seperti keluarga sendiri, lantas kenapa masalahnya jadi seperti ini? Euis tak berhenti menangis ketika amukan mang Asep meledak begitu dipertemukan dengan Sagara yang kini sudah diamankan
Baca selengkapnya
92| Rencana Sagara
“Sagara, lu tuh ya! Bajingan emang, bisa-bisanya bikin ulah enggak mutu kayak gini padahal kita sedang dalam misi menangkap Big Boss.”Badar melayangkan serangan verbal yang cukup menyakitkan ketika hinggap di telinga Tyana dan Omen. Mereka tahu itu adalah ekspresi kekhawatiran Badar tapi tidak seharusnya dia berkata sekasar itu, terlebih di kantor polisi.“Ampun ... saya mah enggak ngerti kenapa kamu bisa terlibat kasus pemerkosaan, Ga. Ini beneran atau Cuma fitnah?”“Menurutmu bagaimana, Men? Tampang sepertiku ada aura pemerkosa tidak?”“Ck, jangan bercanda atuh, Saga! Saya serius yeuh.”“Sudahlah, waktu bercengkerama kita tidak banyak. Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting pada kalian.”“Apa?” sahut Tyana yang fokus dengan apa yang akan Sagara sampaikan.“Big Boss yang selama ini kita cari ada di Tribakti. Dia sangat populer, kalian
Baca selengkapnya
93| Ratu Ular
“Bagaimana dengan hasil kerjaku, kamu puas Sayang?”Mona berbisik pada Damian sembari memeluk lelaki itu dari belakang. Mereka sedang berada di ruang OSIS yang sepi.“Mona, sudah kubilang jangan seperti ini di sekolah.”Damian segera melepaskan kedua tangan Mona, gadis itu cemberut lantas duduk di kursi samping Damian.“Ayolah, kamu tidak perlu separno itu. Di ruangan ini sedang tidak ada siapa-siapa.” “Tetap saja, kita harus berhati-hati. Ingat ya Mon, aku tidak ingin ada yang tahu tentang hubungan kita. Apalagi sampai menyinggung masalah itu.”Mona menatap Damian sebal, matanya mulai menyelidik. Akhir-akhir ini Damian sedikit menjaga jarak darinya. Padahal beberapa waktu lalu, lelaki ini lengket sekali pada Mona sampai sering menginap di apartemen Mona beberapa malam. Sejak misi menjebloskan Sagara ke penjara sukses telak, sepertinya Damian mulai berperan bak kacang yang lupa kulitnya.
Baca selengkapnya
94| Rahasia Tak Terbaca
Tyana tersenyum sinis usai mendengar percakapan Damian dan Mona di ruangan OSIS. Gadis itu dan kedua temannya sedang berada di ruang rahasia milik Omen. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Omen berhasil menyimpan alat penyadap suara di ruangan OSIS sehingga dia bisa mendengar seluruh isi percakapan yang terjadi di sana antara Damian dan Mona.“Geblek emang si Damian! Ternyata selama ini dialah iblis sebenarnya yang ada di Tribakti. Kita harus segera bertindak, ayo sebarkan rekaman ini dan buat Damian malu di depan umum. Men, cepet upload rekaman itu di sosial media biar seluruh dunia tahu kalau dia itu iblis bertopeng malaikat.”“Saya rasa itu bukan cara yang tepat untuk melumpuhkan pergerakan Damian, Dar,” tukas Omen setelah melepas head phone yang tadi dikenakannya.“Kalau enggak begitu terus kita harus apa? Bukannya Sagara udah nyuruh kita buat mengungkap keburukan si iblis itu?” Badar tampak berapi-api, setiap
Baca selengkapnya
95| Persidangan
Keesokan harinya setelah Omen dan Tyana menyadap percakapan Mona dan Damian, mereka bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Keduanya tetap masuk sekolah seperti biasa sedangkan Badar ada di pengadilan. Dia menghadiri sidang perdana kasus Sagara yang diduga telah memerkosa Ningsih. Perempuan itu pun datang untuk dimintai keterangan sebagai saksi sekaligus korban.Perasaan Ningsih berkecamuk sejak ia nekat menjebloskan orang yang tak berdosa ke dalam penjara. Ningsih tidak paham dengan dirinya yang sekarang, dia rela melakukan kejahatan hanya karena dibutakan oleh cemburu. Hidup gadis itu telanjur hancur karena terlibat dengan Sagara maka dia tak punya pilihan lain untuk mengajak laki-laki itu hancur bersamanya. Walaupun sakit, Ningsih akan tetap teguh pada rencana awal yaitu bersaksi bahwa Sagara adalah pemerkosanya.Wira dan Euis hadir di bangku tamu dari pihak Sagara, mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk membebaskan putra semata wayangnya. Walaupun pengacara
Baca selengkapnya
96| Siaran Langsung
“Sidang akan dimulai lagi pukul tiga sore nanti, tolong siarkan rekaman persidangan itu baik di radio ataupun TV sekolah. Kalau perlu kirim pesan siaran agar semua siswa di Tribakti menyaksikannya via streaming,” titah Damian pada anak buahnya.“Siap laksanakan, Bos!”Damian memutus panggilan begitu saja, khusus untuk hari ini lelaki itu melepas topengnya sejak pagi. Dia tidak lagi berperan sebagai ketua OSIS idaman satu sekolah namun Damian benar-benar menjadi dirinya sejak pagi ini. Lelaki itu izin tidak masuk sekolah, dia sedang mengatur rencana besar untuk mempermalukan Sagara di depan umum.Dia menuangkan minuman keras pada gelas kecil, meneguknya sekali hingga tandas lalu mengisi gelas itu lagi. Damian melangkah menuju jendela raksasa di apartemennya. Dia memperhatikan pemandangan Ibu Kota yang ramai di siang hari. Tak lama lagi Tribakti akan benar-benar hancur. Hal itu membuktikan seberapa kuat pengaruh keluarga M
Baca selengkapnya
97| Serangan Tak Terduga
Jantung Damian bukan hanya tersentak, dia bahkan sampai tak mampu berucap apa pun selama beberapa detik ketika mendapati Sagara dan Omen ada di hadapannya. Bagaimana bisa mereka memasuki apartemen Damian yang dijaga sangat ketat oleh anak buahnya? Ah tidak, daripada itu Damian lebih penasaran mengapa Sagara bisa ada di hadapannya? Sementara tadi, jelas-jelas Damian melihat anak itu sedang tertunduk pasrah di ruang sidang.“Sagara, bagaimana bisa kamu ....”Damian bangkit dari duduknya, ingin memastikan apakah orang itu benar-benar Sagara atau bukan. Damian sampai tak habis pikir, otak cerdasnya dipermainkan sedemikian rupa saat ini. Entah ini nyata atau hanya khayalannya saja. Apa yang dia alami kini seperti ilmu sihir yang hanya dimiliki oleh para penyihir di negeri dongeng.“Kenapa pak ketua, kamu terkejut melihatku ada di sini?”“Kamu benar-benar Sagara?”Sagara tertawa sumbang, senang sekali dia melihat ekspr
Baca selengkapnya
98| Dendam Terbalaskan
Bugh!Damian meninju wajah Sagara dan langsung dibalas pukulan yang sama oleh Saga. Mereka terlibat aksi saling jotos. Omen hanya memperhatikan di kursinya, ia yakin Sagara bisa menangani Damian dengan mudah. Secara, Sagara adalah pendekar yang sangat tangguh di Ambarwangi selain itu dia juga pernah mengalahkan berbagai monster menyeramkan di hutan larangan. Seharusnya cecunguk sekelas Damian tidak berarti apa-apa untuk Sagara.Brak! Bruk! Bugh!Tubuh Damian terpental ke sana kemari saat Sagara menggunakan sebagian tenaganya untuk melawan lelaki bajingan itu. Mulut Damian mengeluarkan darah segar, wajahnya juga sudah bonyok karena pukulan tanpa ampun yang diberikan Saga. Merasa tak punya kesempatan untuk memang, Damian akhirnya melarikan diri keluar dari apartemen untuk mencari bantuan. Dia terus menghubungi nomor Mr. Jay sepanjang pelarian namun panggilannya tak kunjung dijawab. Damian benar-benar sudah dibuang sesuai dengan janji Mr. Jay. Dulu, Mr. Jay pernah
Baca selengkapnya
99| Harga yang Harus Dibayar
Sagara bernapas lega usai semua kejahatan Damian terbongkar, dia bisa memastikan bahwa Damian tidak akan bisa menghindar dari hukuman yang diberikan padanya. Setelah kemarin dia dikalahkan secara telak oleh Sagara dan Omen, Damian ditahan di sebuah penjara paling mengerikan yang ada di negeri ini. Kejahatan yang dia lakukan tergolong dalam jenis kejahatan yang sangat berat. Apalagi ini berkenaan dengan kegiatan produksi dan distribusi narkoba, Damian bukan hanya berperan sebagai bandar tapi tingkatannya lebih tinggi dari itu. Sagara juga mendapat kabar bahwa kemungkinan orang itu akan dieksekusi mati. Kabar baik yang Sagara dapat bukan hanya soal itu, dia juga mendengar bahwa polisi internasional berhasil menangkap Mr. Jay yang berniat melarikan diri ke Rusia. Mafia itu tertangkap di bandara saat transit di salah satu negara. Jaringan mafia Mr. Jay sudah carut marut dan berpencar. Sebagian dari mereka masih ada yang buron dan sebagian lagi telah diamankan. Oknum-oknum di kep
Baca selengkapnya
100| Selamat Tinggal Dunia Baru (Tamat S1)
“Ternyata dunia sangat sempit, ibu tidak menyangka kalau kamu adalah teman dari Sulaiman,” ungkap seorang ibu yang dulu pernah Sagara tolong. Sagara yakin betul bahwa ibu itu adalah orang yang tempo hari kecopetan dan Sagara berhasil mengembalikan tas si ibu dengan selamat tanpa kurang satu hal pun. “Aku lebih tidak menyangka saat tahu kalau ibu adalah orang tua Omen—ah maksudku Sulaiman.” Perempuan paruh baya itu mengembangkan senyum, saat ini ia sedang menjamu para tamu putranya di ruang makan yang sangat besar. Badar dan Tyana bahkan masih berusaha menyadarkan diri mereka, mencoba melakukan berbagai hal agar mereka yakin bahwa ini bukanlah mimpi. Masa iya Omen punya rumah sebesar istana? Bukankah Omen itu hanya anak pegawai kantoran biasa? “Wajar kalau kamu merasa begitu, Sulaiman memang jarang pulang ke sini. Setelah bertahun-tahun sejak kakak sepupunya meninggal, dia memutuskan tinggal bersama tante yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Makanya banyak teman Sula
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status