Semua Bab Cinta Dibalik Hukum Adat: Bab 41 - Bab 50
122 Bab
Bab 41 (Rasa Tidak Percaya)
Dua Tahun LaluSetelah membohongi Rama kalau Narandra adalah kekasih Alena yang baru, kini Alena semakin menjauh dari Rama. Sekalipun Alena tidak pernah mengangkat telfon ataupun membalas pesaan dari Alena. Bahkan Rama pun tidak bisa menemui Alena di rumah maupun di kantor. Alena kini benar-benar menjauh dan menghindar dari Rama sekuat tenaga. Orang tua Alena juga selalu menanyakan kepada Alena apakah dia sudah benar-benar meninggalkan Rama atau belum, tekanan dan rasa sakit hati yang begitu dalam itu juga membuat Alena sangat drop. Tanpa diketahui banyak orang dia selalu menghabiskan malamnya untuk menangisi kehidupannya yang dia rasa sangat berat. Alena dengan sekuat tenaga melawan rasa rindu dan rasa cintanya pada Rama, dia juga harus melawan rasa kecewanya pada kedua orang tuanya. Alena pun semakin hari semakin berubah, sikap ramah, lembut dan periang sudah tidak pernah terpancar lagi. Hari-harinya hanya penuh dengan amarah dan kekecewaan. Semua orang di kantor A
Baca selengkapnya
Bab 42 (Depresi)
Beberapa hari berlalu , dan kondisi Rama kini sudah semakin membaik, tapi setiap hari dan setiap waktu dia selalu menanyakan Alena, dia terus mencari Alena. Dan bertanya kenapa Alena tidak sekalipun datang untuk menjenguknya di rumah sakit. Orangtua Rama, Sarah dan Rio selalu mencoba mengalihkan perhatian Rama dari Alena, tapi mereka semua gagal. Rama masih terus memikirkan Alena. Dan hari ini akhirnya Rama sudah bisa pulang ke rumah karena keadaanya semakin membaik. Rama ditemani Sarah dan Rio di dalam kamarnya, Sarah dan Rio kini tengah mencoba untuk menghibur Rama mengembalikan keceriaan Rama.“Sar lo nggak ngasih tahu Alena kalau gue sakit ya?” Lirih Rama.“Gue uda coba ngomong sama Alena Ram, tapi sorry banget gue nggak bisa bujuk Alena buat datang!” Ucap Sarah sambil menundukan kepalanya.“Dia udah bahagia sama pacar barunya ya Sar?”“Gue nggak tahu Ram!”“Gue mau ketemu Alena Sar, Yo. Tol
Baca selengkapnya
Bab 43 (Pertemuan)
Hari ini kedua orang tua Rama, Sarah dan Rio berangkat pagi-pagi sekali, mereka akan pergi ke kampung halaman Alena. Mereka pergi tanpa sepengetahuan Rama dan Alena, Orang tua Rama juga meminta Andreas, asisiten pribadi Rama untuk terus mengawasi Rama selama mereka pergi. Orang tua Rama sangat menaruh harapan besar pada rencana kali ini, mereka sangat berharap dengan kedatangan ini, kedua orang tua Alena bisa luluh dan merestui hubungan Rama dan juga Alena. Setelah menempuh perjalanan cukup panjang mereka akhirnya sampai di sebuah rumah klasik dan sederhana, didepan rumah itu terlihat seorang laki-laki paruh baya mengenakan kaos pendek dan juga sarung, dan salah seorang perempuan menggunakan daster panjang yang membalut tubuhnya. Mereka tak lain adalah bapak dan ibu dari Alena. Bu Nawang dan Pak Roby turun dari mobil dan berjalan pelan diikuti Rio dan Sarah, mereka menghampiri Pak Candra dan istrinya. Dari raut wajah Pak Candra sebenarnya sudah terlihat bahwa beliau tidak suka denga
Baca selengkapnya
Bab 44 ( Tangis Harapan)
Orang tua Rama, Sarah dan Rio pulang dengan perasaan hancur lebur, usaha mereka kali ini benar-benar gagal. Dan bahkan mereka sudah merasa kalau tidak ada harapan lagi untuk meluluhkan hati Alena dan keluarganya. Sepanjang perjalanan Bu Nawang tidak henti-hentinya menangis, air matanya tak pernah mau berhenti mengalir, sedangkan Pak Roby hanya diam dan terus memeluk tubuh istrinya yang rapuh, Pak Roby terlihat untuk mencoba tegar demi keluarganya. Tetapi di dalam hatinya dia sangat hancur dan menyimpan sakit hati yang besar pada Alena dan keluarganya.Setelah pulang dari kampung halaman Alena, Sarah dan Rio hampir setiap hari melihat kondisi Rama yang tak kunjung membaik, malah sekarang terlihat semakin memburuk. Seperti malam ini setelah pulang kerja Sarah dan Rio menyempatkan diri untuk ke rumah Rama, dan saat sampai di rumah Rama,Sarah dan Rio dikejutkan suara teriakan Rama yang memanggil nama Alena berulang-ulang. Sarah dan Rio bergegas ke kamar Rama, betapa terkejutnya m
Baca selengkapnya
Bab 45 (Sahabat)
Dibawanya Rama ke Rumah Rehabilitasi Jiwa membuat hati orang tua Rama, Sarah dan Rio sangat terguncang, mereka sangat tidak menyangka kalau Rama akan berakhir di dalam Rumah Rehabilitasi Jiwa karena cinta. Sepulang mengantarkan Rama Bu Nawang tak henti-hentinya menangis, dia sangat terpukul, hatinya sangat hancur melihat putra satu-satunya harus seperti ini. Bu Nawang juga meminta kepada Sarah dan Rio untuk merahasiakan semua ini dari Alena dan juga semua orang yang mengenal Rama.“Sarah, Rio tolong jaga rahasia ini dari Alena atau siapapun yang menengenal Rama ya!” Pinta Bu Nawang dengan tangis yang tak kunjung berhenti.“Iya tante kita akan jaga rahasia ini dari Alena!” Jawab Sarah sendu.“Terimakasih karena sampai saat ini kalian masih mau memeberi support buat Rama!”“Rama itu teman kita tan, kita akan selalu ngesupport Rama tan!”“Kalau suatu hari nanti Alena kembali, tante nggak akan perna
Baca selengkapnya
Bab 46 (Harapan Baru)
Hari-hari telah berlalu dan kini Alena sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Rama bahkan saling berkabar lewat pesanpun sudah tidak pernah. Sarah dan Rio juga masih rutin untuk menjenguk Rama di Rumah Rehabilitasi Jiwa hingga mereka mulai jarang menjenguk saat mereka berdua sibuk mempersiapkan acara pernikahan mereka.Hari pernikahan Rio dan Sarah sudah semakin dekat dan hari ini mereka memutuskan untuk memberikan kabar bahagia itu kepada Rama. Seperti biasanya Sarah membawakan bingkisan berupa makanan-makanan yang Rama suka. Saat sudah sampai di Rumah Rehabilitasi Jiwa Sarah dan Rio langsung menemui Rama , dan mereka kini tengah berbincang di sebuah taman yang berada di area Rumah Rehabilitasi Jiwa tersebut.“Lo gimana keadaannya Ram?” Tanya Rio.“Gue baik Yo!”“Sorry banget ya kita akhir-akhir ini jarang banget kesini, gue sama Sarah benar-benar sibuk!” Jelas Rio.“Santai aja Yo nggak apa-apa kok!”
Baca selengkapnya
Bab 47 (Penyesalan)
Masa SekarangAlena menangis begitu hebatnya mendengar semua cerita dari Sarah, dia menangis tiada henti dan begitu histeris. Sarah dengan sabar mencoba menenangkan sahabatnya itu, tak hanya Alena, Sarahpun juga berlinang air mata saat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu yang begitu menyakitkan. Setelah beberapa saat ,Alena akhirnya mulai sedikit lebih tenang. Sambil menyeka air matanya dia menatap Sarah sendu.“Kenapa lo baru cerita ini semua sekarang Sar?” Tanya Alena lirih.“Keluarga Rama yang ngelarang gue buat cerita, dan keberadaan Rama juga dirahasiakan. Semua orang yang mengenal Rama mengira kalau Rama di Sinagpura ngurus hotel mereka yang disana!”“Lo kan sahabat gue lo harusnya tetap ngasih tahu gue Sar bukan ngerahasiain ini selama dua tahun!”“Kenapa sekarang lo baru bilang kayak gini? Kemana aja lo waktu gue dulu bilang Rama di Rumah Sakit? Lo sendiri kan yang bilang kalau gue boh
Baca selengkapnya
Bab 48 (Permohonan Maaf)
Hari ini selama di kantor Alena terlihat sangat murung, matanya juga terlihat sangat sembab. Sejujurnya dia tidak ingin berangkat kerja hari ini tapi ada beberapa hal penting yang harus dia urus di kantor. Sarah yang sedari pagi bolak-balik ke ruangan Alena merasa iba melihat keadaan Alena yang terlihat sangat merasa bersalah dan menyesali semua kejadian dua tahun lalu itu. Kali ini Sarah datang membawakan secangkir coklat panas kesukaan Alena, Sarah meletakkannya di meja kerja Alena, dan setelah itu Sarah duduk tepat dihadapan Alena.“Lo okay Al?” Lirih Sarah.Alena hanya mengangguk pelan, padahal hatinya sangat tidak baik-baik saja hari ini, sangat hancur.“Lo jangan sedih terus ya, lo sama Rama sekarang masing-masing berhak untuk bahagia dengan cara kalian masing-masing. Kejadian di masa lalu itu harus bisa kalian jadiin pelajaran yang sangat amat berharga!” Nasehat Sarah.“Gue harus minta maaf ke Rama sama keluarganya Sar
Baca selengkapnya
Bab 49 (Kesempatan kedua)
Sepulang dari acara dinner, Sarah dan Rio merasa sangat kelelahan, dan saat Sarah melihat jam ternyata sudah pukul 11 malam. Dan saat itu juga Sarah  berfikir kalau Alena pasti sudah pulang ke rumah karena ini sudah larut, sehingga Sarah tidak menghubungi dan mencari Alena. Disamping itu dia juga lelah ditambah lagi dia besok harus berangkat lebih pagi karena ada suatu kerjaan yang harus dia selesaikan pagi-pagi sekali. **** Rama dan Alena terlihat sedang duduk berdua di taman belakang rumah Rama sambil menikmati beberapa makanan yang sudah Rama pesan dari restoran. Mereka berdua sesekali tertawa kecil, karena Rama kini sudah memaafkan kesalahan yang telah Alena perbuat dua tahun lalu dan Rama memberi kesempatan kedua kepada Alena.“Makasih ya Ram, uda mau maafin aku!” Lirih Alena sambil memegang tangan Rama.“Aku uda maafin kamu dari dulu Al, aku sayang banget sama kamu gimana bisa aku benci sama kamu!&r
Baca selengkapnya
Bab 50 (Mundur)
“Gue percaya kok sama lo, tapi ada hal penting yang mau gue bahas sama lo!” Ucap Sarah serius.“Apa Sar?” Tanya Rama serius.“Lo cukup sampai disini aja deketin Alena, jangan terlalu jauh Ram!” Sahut Sarah.“Maksudnya gimana?”“Lo jangan mulai membuka luka lama lagi Ram, sampai kapanpun lo nggak bisa bersatu sama Alena!”“Lo ngomong apa sih Sar, kalau emang Alena masih sayang sama gue gimana?”“Kalau lo nggak datang dan ngedeketin Alena lagi dia bisa ngelupain lo Ram, dia uda bisa kok ngelupain lo selama ini, tapi karena lo datang lagi sekarang kenangan itu kebuka lagi!”“Terserah apa kata lo Sar, tapi yang pasti sekarang ini gue sama Alena masih sama-sama sayang, dan kali ini gue pastiin kisah gue sama Alena bakalan berakhir bahagia!” Tegas Rama.Rama lalu berlalu pergi meninggalkan Sarah, terlihat wajah Sarah sangat kecewa dan juga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status