All Chapters of Cinta Dibalik Hukum Adat: Chapter 61 - Chapter 70
122 Chapters
Bab 61 (kegagalan)
Sepanjang perjalanan menuju ke kota, Alena terlihat murung dan sangat gelisah, bahkan Narandra juga merasa kalau Aleana sebenarya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Beberapa kali Narandra mencoba bertanya kepada Alena tentang apa yang sebenarnya Alena fikirkan tapi Alena selalu menjawab kalau semua itu hanya karena pekerjaan saja. Narandra sebenarnya tidak percaya dengan alasan calon istrinya itu tapi dia tidak mau terus menekan Alena,karena takut nantinya Alena marah dan merasa tidak nyaman dengan Narandra.Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya Narandra dan Alena sampai juga, di bandara sudah ada sopir Narandra yang menjemput mereka. Dan dengan segera Narandra mengantarkan Alena pulang ke rumah terlebih dahulu.Sesampainya di rumah ,Bi imah merasa kaget melihat Alena yang sudah pulang, karena awalnya Alena bilang kalau dia akan pulang kampung sekitar satu minggu.“Mbak Alena sudah pulang?”“Iya!”&
Read more
Bab 62 (Gundah)
Tamparan keras yang diberikan Rama ke pipi kanan Alena sangat mengejutkan Alena dan semua orang yang ada di restoran tersebut. Alena merintih kesakitan, tapi tak ada seorang pun yang menolong ataupun mendekat, semua orang hanya melihat dan menjadikan semua itu tontonan.“Aku mau kamu segera cari cara buat putusin Narandra, dan kalaupun memang aku gila kamu harus ingat aku gila karena kamu!” Ketus Rama.Rama kemudian pergi meninggalkan Alena sendiri tanpa menolong ataupun menanyakan keadaan Alena, perlahan air mata Alena menetes membasahi pipi. Karena tidak mau menjadi tontonan lebih lama lagi akhirnya Alena juga pergi dari restoran itu dan segera berangkat ke kantor.Saat sampai di kantor Alena menyeka air matanya agar Sarah dan semua orang di kantor tidak curiga kepada Alena. Alena kemudian masuk ke dalam ruangannya dan segera membuka laptop untuk melanjutkan pekerjaannya. Tak lama kemudian Sarah masuk sambil membawa beberapa berkas pekerjaan.
Read more
Bab 63 (Restu)
Bibi mengetuk pintu kamar Alena dan dengan cepat Alena membuka pintu kamarnya. Bibi kemudian memberitahu Alena kalau ada Narandra sudah datang dan menunggu Alena. Alena sebenarnya tidak tahu kalau Narandra akan datang malam ini, karena Narandra tidak memberi kabar apapun pada Alena. Alena kemudian turun dari kamar dan menemui Narandra di ruang tamu. Terlihat Narandra membawa bouqet mawar putih kesukaan Alena. Narandra lalu menguulurkan bouqet bunga mawar putih itu dan Alena menerima bunga itu dengan bahagia. Mereka berdua lalu duduk bersebelahan  di sofa ruang tamu.“Kenapa kesini nggak ngabarin dulu?” Tanya Alena.“Mau ngasih surprise aja soalnya aku kangen banget sama kamu!” Ucap Narandra.Alena hanya tersenyum tipis saat mendnegar gombalan dari calon suaminya itu.“Oh ya besok aku mau ngajak kamu ke rumah orang tua aku!”“Ngapain?”“Ya aku mau ngenalin kamu Al sebagai calon istri
Read more
Bab 64 (Amarah Rama)
Narandra mengantarkan Alena pulang ke rumahnya, dari raut wajah Narandra terlihat dia begitu bahagia, tapi tidak dengan Alena. Alena semakin terlihat gundah karena kini dia merasa begitu banyak beban, dia semakin bingung memikirkan bagaimana caranya untuk putus dengan Narandra. Karena kedua orang tua Narandra dan orang tua Alena sendiri sudah sama-sama merestui hubungan mereka yang padahal hanya bertepuk sebelah sebalah tangan. “Lusa kita ketemu bisa Tim Wedding Organizer, kamu bisa?” Tanya Narandra sambil terus mengendarai mobilnya. “Iya!” Ucap Alena cuek. Sebenarnya kini Alena sedang tidak fokus, dan tidak begitu memperhatikan apa yang Narandra bicarakan. Karena fikirannya hanya fokus pada Rama. Dan berulang-ulang kali juga saat ini Rama mengirim pesan pada Alena, tapi Alena belum bisa membalas satu pesan pun. “Itu kayaknya ponsel kamu banyak pesan masuk kenapa nggak dibuka?” Tanya Narandra heran. “Nanti aja, paling juga kerjaan!” Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di
Read more
Bab 65 (Konsep Pernikahan)
Narandra dan Alena datang menemui Tim Wedding Organizer di sebuah café, terlihat ada tiga orang perwakilan dari wedding Organizer yang datang. Disini Alena merasa sangat kebingungan, karena dia tidak tahu harus berbuat apa, bahkan dia tidak membayangkan sebelumnya kalau akan sampai sejauh ini. Sedangkan Narandra terlihat sedang melihat-lihat beberapa referensi konsep pernikahan yang sudah Tim Wedding Organizer siapkan.“Pak Narandra dan Bu Alena mau konsep seperti apa?” Tanya salah seorang Tim dari wedding Organizer tersebut.Alena diam dan menatap Narandra sendu, seperti seolah-olah mengatakan kalau dia belum memikirkan apapun tentang konsep pernikahan.“Saya…saya belum tahu!” Celetuk Alena.“Saya sama calon istri saya masih bingung menentukan konsepnya, jadi kami minta dari tim anda yang membantu untuk mencarikan referensi buat kami!” Tambah Alena.Narandra sebenarnya tahu kalau Alena memang belum siap dan belum punya konsep untuk acara pernikahan mereka. Dan lagi-lagi Narandra mema
Read more
Bab 66 (Amarah Sarah)
“Ram tunggu nggak gitu Ram, aku bisa jelasin!” Teriak Alena yang mengejar Rama hingga diluar ruangan Alena.Dan semua karyawan kini terkejut melihat Alena yang berlinangan air mata mengejar Rama yang baru saja pergi. Alena lalu terdiam sambil menatap karyawan-karyawannya, dan dengan segera Alena mengusap air matanya. Alena lalu membalikan badannya dan kembali masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak lama kemudian dibekalang Alena ada Sarah yang ikut masuk ke ruangan Alena. Dari raut wajah Sarah sangat terlihat jelas kalau dia tengah marah.“Ini apa-apaan lagi sih Al, sampai kapan Rama bakalan bikin rusuh kayak gini? Kerjaan lo dari kemarin berantakan gara-gara dia, meeting kita sama client gagal gara-gara dia, dan sekarang lo dibikin kayak orang gila gini di depan semua karyawan lo sendiri. Kalau emang lo sama Rama mau ribut tolong lah jangan di kantor kayak gini, semua orang ke ganggu Al. dan lo ngerusak citra lo sendiri disini!” Ketus Sarah.Sarah memang kini terlihat sangat emosi, wajahn
Read more
Bab 67 (Butik)
Rama lalu melempar pisaunya ke lantai lalu meraih vas bunga yang ada di meja tamu, dengan sekuat tenaga Rama melemparkan vas bunga itu ke arah Alena. Vas bunga itu terbang melayang ke arah Alena dan BRAAKKKKK…..Telat sedikit saja menghindar mungkin vas bunga itu sudah mengenai tubuh Alena, Alena tersungkur di lantai lalu duduk lemas bersandar sofa. Air mata nya pecah,tubuhnya gemetaran, dadanya sesak, rasa takut juga menyelimuti dirinya kali ini. Sorot mata Rama yang menyeramkan membuat Alena tak tahu harus berbuat apa, kali ini dia benar-benar takut terhadap lelaki yang ada dihadapannya itu. Mendengar tangis Alena yang pecah perlahan menyadarkan Rama, emosinya perlahan mulai turun, sorot mata tajamnya perlahan mulai terlihat sayu. Dan tiba-tiba Rama tersadar dan terkejut melihat Alena duduk bersandar sofa dengan isak tangis yang tak terhenti. Rama lalu berjalan pelan mendekati Alena, sedangkan Alena merasa semakin takut saat tubuhnya didekati oleh Rama, tapi Alena sudah tidak bisa p
Read more
Bab 68 (Pukulan)
“Aku capek kita pulang aja, kita lanjut nyari gaunnya kapan-kapan aja!” Ketus Alena.“Kita cari makan dulu ya!” Ajak Narandra.“Nggak, aku mau pulang aja aku nggak lapar!” Ketus Alena.Dengan sabar dan penuh senyuman Narandra akhirnya menuruti kemauan calon istrinya itu, dia segera mengantarkan Alena pulang, tapi saat di tengah perjalanan, Narandra membelokan mobilnya ke salah satu restoran Fasf Food favorit Alena.“Ngapain ? Kan aku bilang aku nggak lapar!” Ucap Alena.“Aku mau drive thru makanan aja buat kamu makan nanti,sebentar aja kok!” Ucap Narandra lembut.Narandra lalu memesan beberapa makanan kesukaan Alena melalui Drive Thru agar lebih cepat, karena Narandra tahu sebenarnya Alena tengah menahan rasa lapar, dan Narandra juga tahu semua yang hari ini Alena lakukan hanya ingin membuat Narandra kesal dan kehilangan kesabaran menghadapi tingkah Alena. Setelah selesai memesan makanan, Narandra segera melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Alena pulang.****Siang ini Narandr
Read more
Bab 69 (Kecewa)
Pukulan yang diterima Rama itu tak membuat Rama menyerah, dia balik lagi memukul Narandra , tapi kali ini Narandra dapat menangkis pukulan dari Rama, sehingga Narandra balik menyerang Rama.“Gue tahu lo punya masa lalu sama Alena, tapi kalian udah selesai dan sekarang Alena itu calon istri gue, jadi gue minta lo berhenti ganggu dia!” Jelas Narandra.****Hari masih sangat pagi dan Rama sudah berada di depan rumah Alena, entah sudah berapa kali dia mengetuk pintu rumah Alena itu , tapi belum kunjung ada yang membuka. Dengan wajah penuh lebam akibat pukulan dari Narandra, Rama terus mengetuk pintu rumah Alena, hingga akhirnya Bibi datang membuka pintu rumah Alena. “Mas Rama, maaf saya tadi lagi di kamar mandi!!” Ucap Bibi sambil sedikit menundukan kepalanya.“Alena mana Bi?” Tanya Rama.“Mbak Alena masih di kamar mas!”“Panggilin ya Bi!” Ketus Rama.Rama kemudian duduk di ruang tamu, sedangkan Bibi naik ke lantai atas dan mengentuk pintu kamar Alena. Tak berselang lama Alena membuka pi
Read more
Bab 70 (Khawatir)
Alena lalu melepaskan pelukan eratnya dari tubuh Narandra, mereka berdua lalu duduk di sofa ruang tamu. Narandra kemudian mengusap lembut air mata Alena yang sedari tadi jatuh membasahi pipi Alena yang lembut.“Aku boleh obatin luka kamu?” Tanya Alena lirih.Narandra lalu tersenyum tipis dan mengangguk. Narandra lalu pergi mengambil kotak P3K dan menyerahkannya pada Alena. Dengan mata yang masih memerah dan berkaca-kaca, dengan perlahan Alena mengobati beberapa luka lebam di wajah Narandra. Narandra tampak tersenyum manis melihat Alena yang hari ini begitu perhatian terhadapnya.“Kok kamu senyum-senyum, ada yang aneh diwajah aku?” Tanya Alena.“Nggak ada kok, aku cuma bahagia aja bisa dapat perhatian seperti ini dari kamu!” Ujar Narandra sambil terus mengukir senyum.Mendapat tatapan seperti kali ini dari Narandra sejujurnya membuat Alena sedikit gugup, apalagi saat dilihat dari dekat, wajah Narandra terlihat san
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status