Semua Bab DALAM CENGKERAMAN SANG MAFIA: Bab 121 - Bab 130
148 Bab
BAB 14 INGIN HIDUP NORMAL
"Bagaimana kau bisa berbuat seperti itu terhadap Ardi?" marah Amanda begitu berhasil menghubungi Dom."Aku jauh lebih marah darimu ketika tahu dia merampasmu dengan cara yang sangat licik!""Kau tetap tidak berhak menghukumnya dengan cara seperti itu!" Amanda benar-benar marah meskipun dia tahu Ardi salah. "Kau sudah memotong jarinya, apa itu belum cukup? kau juga bisa memotong beberapa jarinya lagi jika masih kurang puas, tapi kau tidak berhak menghancurkan masa depannya sebagai laki-laki!""Aku memang bukan orang baik, Amanda!" Dom tetap memberi jawaban dingin tanpa rasa menyesal. "Dan satu hal yang tidak bisa kumaafkan!" Dom mempertegas ucapannya. "Dia bukan hanya telah berani mengambil semua yang kumiliki, dia juga telah membuatku hampir tidak bisa kembali padamu karena kebencianku sendiri!"Kalimat terakhir yang diucapkan Dom terus terngiang di telinga Amanda. Tentunya Amanda juga masih belum lupa sebenci apa pria itu padanya. Dom memang kembali untuk membalas, membalas pengkhiana
Baca selengkapnya
BAB 15 SEMUA TIDAK TERDUGA
"Kejadiannya sangat tidak terduga, semua di luar prediksi.""Bagaimana kalian bisa membiarkannya terjadi?" Amanda masih syok belum bisa benar-benar berpikir dengan benar hingga cuma ingin marah pada orang-orang di sekitar Dom."Semua di luar kemampuan kami.""Dom sudah berjanji akan pulang, dia akan pulang untukku!" keras Amanda masih tidak terima jika setelah semua perjuangan mereka untuk bisa bersama ternyata harus berakhir seperti ini."Maaf, Amanda. Maafkan aku." Selama ini hanya Amir satu-satunya orang yang paling dekat dengan Dom. Amir Adalah seorang pria yang juga telah kehilangan anak serta istrinya dengan cara keji, pastinya dia juga paham dengan apa yang dirasakan Amanda kali ini.Suara Amanda mulai bergetar karena tangis yang sudah tidak mampu dia tahan. Sebanyak apapun janji Dom tidak akan ada gunanya lagi jika telah seperti ini."Tenangkan dirimu Amanda, ingat anak-anak. Kau harus kuat untuk mereka." Amir coba memberi nasehat tapi sedang tidak bisa Amanda dengarkan sama se
Baca selengkapnya
BAB 16 SELALU TIDAK TERDUGA
[Terima kasih, Ane] Setelah membalas pesan untuk Anelies, Amanda segera menghubungi Ardi agar menjemput mereka di dermaga. Hari masih agak gelap, Amanda membangunkan anak-anak agar segera berkemas. "Kita mau kemana Bunda?" tanya Sisi yang baru bangun dan tentu saja bingung karena dibangunkan pagi-pagi. "Nanti ayahmu akan menjemput di dermaga." "Kita belum berlibur." "Bunda belum bisa menjelaskan sekarang." Amanda juga tidak bisa membawa anak-anak, mereka akan lebih aman bersama Ardi. Amanda juga sedang tidak bisa mempercayakan anak-anaknya kecuali pada Ardi. "Ayo, ajak adikmu bangun dan bantu mereka bersiap!" Amanda juga mempersiapkan beberapa keperluannya termasuk senjata api yang dia selipkan di antara lipatan baju. Hari benar-benar masih sangat pagi dan gelap ketika Amanda mengajak ketiga anaknya mengendap-endap di dermaga. Kedua putra kembar Amanda bahkan masih malas berjalan, langkahnya terseret-seret denga slop kepala beruang kebesaran. "Ayo naik!" Amanda menyuruh Sisi
Baca selengkapnya
BAB 17 YANG DIINGINKAN GEORGE LOGHAN
*ANELIES*Sejak berita kecelakaan pesawat itu merebak, Anelies mulai terus memperhatikan gerak-gerik Norman Bizil yang ikut-ikutan percaya bila Dominic Rodriguez telah mati dalam ledakan pesawat tersebut. Padahal, ketika Norman berusaha masuk ke dalam pikirannya waktu itu, Anelies sudah menunjukkan jika Dom akan mati dengan terhunus baja di dadanya.Anelies yakin Indian tua itu sedang berkhianat. Anelies hanya tidak tahu kenapa Norman sampai mengkhianati George, padahal dia pikir Norman Bizil orang yang setia. Anelies tetap harus berhati-hati karena dia tidak tahu Indian itu bekerja untuk siapa."Istirahatlah," George mendekati Anelies."Aku ingin menemanimu." Anelies belum mau tidur dia tetap ingin menemani George."Jangan cemas, aku juga akan memperketat penjagaan untukmu, dan aku berjanji akan segera mengatasi semua ini."George berpikir Anelies takut karena melihat berbagai pemberitaan di media mengenai kerjasama Dominic Rodriguez dengan putra keluarga Lington."Aku tetap mencemask
Baca selengkapnya
BAB 18 KEMARAHAN AMANDA
Amanda sangat marah karena Dom Berani merekayasa kematiannya sendiri dan merahasiakan semua rencananya. Setelah menyembunyikan anak-anak, Amanda segera pergi ke Tokyo. Amanda harus menemui Amir yang telah bersekongkol dengan Dom untuk membohonginya. Amanda pergi mengunakan identitas palsu agar tidak terlacak. Amanda semakin pandai melakukan hal-hal ilegal sejak menjadi istri seorang mafia."Jangan pikir kalian semua bisa menipuku!" tegas Amanda sambil berkacak pinggang di depan ketiga orang kepercayaan Dom.Amir melirik kedua pengawal Dom yang ikut tidak berkutik dengan tubuh tinggi besar mereka ketika berhadapan dengan Amanda. Amanda memang bisa sangat nekat tidak terduga hingga sering tidak masuk akal dan sulit ditangani."Di mana anak-anakmu?" tanya Amir."Itu bukan urusan kalian!""Dom bisa melobangi kepalaku jika sampai terjadi sesuatu padamu dan anak-anak." Amir tidak main-main."Kalian memang sama saja!" tegas Amanda semakin marah karena dengan kalimat yang baru diucapkan Amir b
Baca selengkapnya
BAB 19 MENJALANKAN RENCANA
"Kita juga harus merahasiakan semua ini dari Dom, jangan sampai dia tahu karena Dom tidak akan membiarkan kita terlibat!" Amanda memperingatkan Moly. Amanda juga semakin pintar dan licik sejak menjadi istri seorang mafia. Setelah menyusun rencanannya dengan Moly, Amanda kembali pada anak-anaknya yang masih dia sembunyikan bersama Ardi. Ardi membawa anak-anak berlibur ke fila dan menyita semua alat komunikasi mereka sampai berita kecelakaan pesawat itu mereda dari pemberitaan. Ketika Amanda tiba, kedua anak kembarnya sedang berenang di halaman belakang bersama Ardi. Ardi langsung menepi begitu melihat kedatangan Amanda. Pria itu menyaruk rambut basah di dahinya untuk mengurangi rasa pedih di mata ketika harus mendongak pada Amanda. "Bagaimana?" tanya Ardi ketika Amanda mendekat ke tepi kolam. "Dia baik-baik saja." "Bunda!" panggil Evan dan Flin dari sebrang kolam. Amanda melambai kemudian juga tersenyum pada Sisi yang baru mendongak dari buku bacaannya di kursi berjemur. "Aku ak
Baca selengkapnya
BAB 20 RENCANA AMANDA
Semula Moly sangat percaya pada Sky, tapi tidak tahu kenapa, cuma karena melihat pemuda itu menyimpan alat kontrasepsi, Moly jadi sangat ketakutan seperti ini. Moly merasa tidurnya tidak tenang meskipun dia sudah mengunci pintu kamar dari dalam. Moly benar-benar masih polos dalam urusan teman laki-laki, bahkan sampai usianya sekarang ia belum pernah sekalipun berkencan dengan teman cowok.Moly tumbuh di tengah keluarga yang selalu menjaganya dengan disiplin, Moly biasa bermain di halaman rumah dengan para pengawal bersenjata bertubuh tegap yang berkeliaran. Bahkan ketika Moly harus tinggal di luar negeri untuk melanjutkan studinya ia juga selalu diikuti oleh Silvie. Kepergiannya ke New York kali ini adalah misi nekat demi Dom dan Amanda.Amanda sudah menyusun strategi untuk membantu Dom mengalahkan George Loghan, musuh yang licik dan sangat berbahaya. Amanda benar-benar nekat dengan resiko tinggi karena Moly bisa ikut berada dalam bahaya. Tapi memang hanya Moly yang bisa meyakinkan Ane
Baca selengkapnya
BAB 21 TETAP SAHABAT
Di jam istirahat makan siang Amanda menelpon Ardi, kebetulan Mona juga sedang mampir di kantor adiknya."Apa aku bisa minta tolong untuk jemput si kembar?" tanya Amanda dari seberang telepon yang samar-samar juga bisa ikut disimak oleh mantan kakak iparnya. "Aku masih di sekolah baru Sisi untuk mengurus beberapa datanya. Aku takut tidak akan sempat.""Ya, jam berapa anak-anak pulang?""Jemput mereka sebelum jam dua siang.""Baiklah, kau jangan cemas.""Terima kasih, aku sudah di tunggu kepala sekolahnya." Amanda buru-buru menutup teleponnya begitu Ardi sudah setuju."Apa itu Amanda?" Mona pura-pura bertanya pada Ardi yang baru meletakkan kembali ponselnya ke atas meja."Ya." Ardi menatap Mona sekilas untuk menghindari kritik dari kakak perempuannya yang ia tahu tidak akan pernah menyukai Amanda."Sisi memang anakmu, tapi anak laki-laki itu bukan!" tegas Mona tidak terima adiknya masih mau disuruh-suruh oleh Amanda."Amanda sedang sibuk mengurus kepindahan Sisi. Setelah ini Sisi akan le
Baca selengkapnya
BAB 22 DALAM BAHAYA
Begitu ada sedikit kesempatan untuk sedikit berkelit, Amanda segera menggigit lengan besar yang menjeratnya."Oh, tidak!" pekik Amanda yang malah diangkat lebih tinggi."Turunkan aku!" Amanda berteriak lagi.Mulut Amanda sudah tidak dibekap lagi tapi tetap ditenteng dengan enteng untuk dibawa masuk ke dalam kamar. Di sela kesibukannya untuk berontak, Amanda mendengar suara berdebum dari daun pintu yang ditutup kasar."Aku tidak takut denganmu, Brengsek!" Amanda makin berteriak dan, "Ao!" dia memekik lagi begitu merasakan sengatan panas dari telapak tangan besar yang baru memukul bokongnya.Tubuhnya Amanda juga langsung dilempar ke atas ranjang sampai terpantul."Kau memang terkutuk, Dominic Rodriguez!" Bibir Amanda masih berdesis-desis sambil meraba pinggang serta bokongnya yang baru terpental.Dom menurunkan hoodie hitam yang menaungi kepala serta siluet kontur wajahnya dengan bayangan gelap, Dom juga segera membuka maskernya untuk menatap Amanda. Amanda langsung bangkit berdiri untuk
Baca selengkapnya
BAB 23 MELACAK PERSEMBUNYIAN GEORGE LOGHAN
"Ada yang coba masuk ke laboratorium, aku harus pergi!" Dom segera berpakaian dengan cepat meninggalkan Amanda yang masih bingung."Berjanjilah kau akan segera kembali," mohon Amanda.Dom terhenti untuk berpaling lagi pada wanitanya kemudian merangkak ke atas ranjang dan mencium Amanda sekali lagi."Aku, akan pulang untukmu!"*****Amanda masih sangat khawatir, apalagi dia juga belum bisa menghubungi Moly sejak tadi pagi. Sudah lebih dari sepuluh kali Amanda coba menelpon gadis itu tapi sama sekali tidak bisa terhubung. Moly memang sedang mematikan ponselnya karena semua yang bekerja di laboratorium sedang di isolasi setelah peristiwa pencurian formula yang dilakukan oleh anak buah George Loghan.Amanda masih duduk di dekat jendela dengan berbagai pikiran gusar. Tangan Amanda terus menggenggam ponsel yang juga tidak kunjung bergetar seperti yang dia harapkan. Amand butuh kabar tentang suaminya."Bunda, Kak Sisi akan pergi ke pantai apa kita boleh ikut?" Flin dan Evan kembali rewel ingi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status